001 / Luka dari mertua

9.7K 318 14
                                    

"Apapun yang terjadi di dalam kehidupan , harus kita jalani dengan Ikhlas, Ikhtiar ,dan Tawakal."

***

Pernikahan Zahra dan Azka , selalu mendapatkan tuntutan dari Wulan - Ibu Azka.

Wulan selalu menuntut Zahra agar ia segera memiliki cucu. Zahra tidak bisa menjawab setiap pertanyaan yang keluar dari mulut Wulan , jika dia belum memiliki momongan , mungkin Sang Pencipta belum mempercayakan dia untuk memiliki momongan.

Pagi-pagi buta , Wulan sudah berkunjung ke rumah Azka. "Zahra , kapan kamu kasih Mama cucu?"

Azka mendengar semua ucapan Mamanya. "Kita belum di kasih kepercayaan sama Sang Pencipta , untuk memiliki momongan Ma. Jadi , sabar dulu," ujarnya.

Wulan menghela nafas berat. "Mama cape loh Ka, semua teman arisan Mama sudah punya cucu. Mama doang yang belum punya cucu."

Ridwan - Suami Wulan menatap menantunya , yang menyembunyikan mata berkaca-kacanya mendengarkan semua ucapan Wulan. "Sudah Ma , mungkin belum rezeki mereka."

"Papah gimana sih?!" sewot Wulan. "Aku cuman minta cucu sama mereka."

"Kalau tahu kaya begini, mendingan Mama dulu enggak memberi kalian restu."

"Udahlah Ma , jangan bahas itu mulu. Mama bikin Zahra tertekan." relai Azka , mengusap lengan Zahra memberikan kekuatan dan dukungan untuk istrinya.

"Aku berangkat kerja dulu , kalau ada apa-apa jangan lupa telepon aku ya," ujar Azka berpamitan.

Zahra mengangguk. "Iya, mas." Zahra merapikan sedikit kemeja Azka dan menjabat tangan Azka , tidak lupa untuk menciumnya. Begitu juga dengan Azka yang memberikan kecupan singkat di dahi Zahra, hal itu sudah rutin ia lakukan sebelum berangkat bekerja.

Ridwan juga berpamitan kepada Wulan, dan tersisa Zahra dan Wulan disatu atap yang sama. Wulan menatap menantunya dengan raut wajah sebal , berbeda dengan Zahra yang merespon dengan senyum tipis.

"Dasar...."

***
See you next chapter 👋
Segini dulu ya 🤗

IMAMKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang