04. Siapa dia [Revisi]

59.7K 8.5K 469
                                    

Raka pov

Gue gak nyangka bisa ketemu cewek secantik Eva di taman, ini kebetulan apa memang jodoh ya. Pikir gue sambil melamun membayangkan pertemuan gue sama cewek cantik yaitu Adeeva Larina Agatha.

Sebenarnya pas gue usap kepalanya itu sebelum pergi, sumpah gue malu banget dan dapat di pastikan muka gue memerah setelah itu.

Saat ini gue sudah sampai di rumah, sebenarnya gue malas banget pulang tapi takut nyokap khawatir sama gue.

"Ka, kamu baru pulang? Kamu dari mana aja sih dari kemaren bunda nyariin kamu. Kamu tau gak bunda khawatir sama kamu takut kamu terjadi sesuatu." Cerocos wanita cantik di depan gue,walapun umurnya sudah tak muda lagi.

"Tadi Raka lagi pengen sendiri Bund." Jawab gue sambil mendudukkan diri di ruang keluarga.

"Sayang, kamu gak boleh begini. Walaupun bunda sama ayah mutusin buat berpisah, tapi kami masih sangat menyayanngi anak kami." Nasehat bunda lembut sambil mengelus rambut gue.

"Emang sudah gak ada cara lain bund selain pisah, mikiri hidup Raka bund. Ahhh jangan Raka coba bunda pikiri kayak mana nasib Rio nanti pas tau hal ini." Ucap gue serius.

Rio Febrian Dhian. Adalah adek gue yang masih berumur 7 tahun.

"Bunda sama ayah sudah mikiri ini matang-matang Sayang, tapi kami memang sudah tidak punya kecocokan bersama-sama. Kamu sudah dewasa pasti mengerti tentang perasaan kan? Sekarang ini bunda maupun ayah tidak punya perasaan satu sama yang lain lagi, semenjak ayah sering tinggalin kita untuk bekerja ke luar negeri. Bunda sudah terbiasa mengurus kamu dan Rio sendirian sayang." Jelas bunda sendu sambil memandangi gue dengan mata kosong.

Dapat gue lihat di mata bunda gue gak ada jejak kebohongan sama sekali, seolah yakin dengan keputusan nya itu.

"Kalau memang itu mau bunda,Raka akan terima asal bunda bahagia." Jawab gue sendu.

Bunda yang mendengar itupun tersenyum dan memeluk hangat gue. "Terimakasih sayang, sudah mengerti kondisi bunda. Bunda janji gak akan ngelarang kamu dan Rio bertemu dengan ayah kalian, kalian bebas untuk memilih bunda atau ayah." Ucap bunda sambil mengelus punggung gue lembut.

"Raka sama Rio akan tetap sama bunda, selama ini hanya bunda yang selalu menjaga kami sedari kecil." Jawab gue yakin.

"Hiks Terimakasih sayang, akhirnya kamu ngerti kondisi bunda sekarang." Tangis bunda gue

"Iya Bun, sekarang bunda istirahat ya. pasti bunda belum tidur semalaman mikiri Raka." Ucap gue ngelihat penampilan bunda sangat berantakan, tidak seperti biasanya.

"Yaudah, kamu juga bersih-bersih jangan lupa makan ya. Makanannya sudah maid siapin di meja." Bunda lalu pergi menuju kamarnya sebelum pergi dia masih sempat mencium kening gue sebagai bentuk kasih sayangnya.

Gue yang melihat bunda pergi pun hanya bisa menghela nafas panjang.

"Sepertinya lebih baik begini, ada atau tidak adanya ayah tidak akan mempengaruhi kehidupan gue,bunda dan Rio. Karena kami sudah terbiasa tanpa adanya ayah, semenjak kami kecil." Gumam gue sambil berlalu pergi menuju kamar untuk bersih-bersih.

Raka pov end

*****

Saat ini kantin sangat ramai, mengingat hari sudah siang membuat siswa-siswi internasional School Xenata sangat padat untuk mendapat kan makanan itu.

Sama seperti lima orang pria yang berpenampilan acak-acakan tetapi ketampanan mereka sudah tidak dapat di ragukan lagi.

Dan jangan lupakan tiga orang gadis yang selalu ada di samping mereka itu, yang salah satu siswi itu merupakan kekasih sang ketua mereka.

I became an extra character [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang