" Looooo Adeeva." Pekik Vera terkejut.
" Padahal belum kenalan tapi dia dah kenal gue aja, seterkenal itu kah gue? " Gumam Adeeva pelan.
Vera yang melihat perempuan cantik di depannya ini hanya bergumam tak jelas pun mengernyitkan heran.
" Ehh berani-beraninya Lo ganggu gue ." Teriak Vera mengagetkan Adeeva.
" Santai dong, ngegas amat Lo." Jawab Adeeva sewot lalu duduk di tanah sebelah Vera saat ini.
" Ngapain Lo dekat-dekat. Hus hus sana pergi." Vera sambil mengibaskan tangan mengusir Adeeva.
Adeeva yang di perlakukan seperti binatang itu pun marah, ia menggeplak tangan Vera yang sedang mengibaskan tangannya.
" Loo, berani sama gue HAAAA? " Bentak Vera
" Ngapain juga gue takut sama cewek lemah kek Lo." Jawab Adeeva santai sambil menyandarkan tubuhnya ke pohon yang berada di belakang nya.
" Lo bisa tipu orang lain dengan sikap kasar dan jalang Lo itu, tapi itu tidak berdampak bagi gue. Karena yang gue tau Lo itu cuma cewek lemah yang mencoba menjadi sok kuat dan pada akhirnya sikap Lo itu ngebuat orang pada ngebenci Lo. " Ucap Adeeva mendahului sambil memejamkan matanya.
Vera yang mendengar ucapan Adeeva pun terkejut,raut wajahnya yang awalnya awalnya sombong sekarang berubah menjadi sedih.
" Kenapa Lo bisa tahu, gue udah berusaha sekuat mungkin buat mereka melihat gue wanita yang kuat bukan lemah. Tapi kenapa Lo seakan tau semua tentang gue." Tanya Vera sambil memandang Adeeva serius.
" Lo gak perlu tau, gue tau darimana. Tapi Lo harus percaya sama gue, gue gak bakalan pernah bongkar semua rahasia Lo ke orang lain." Jawab Adeeva mantap.
Mendengar itu Vera menghela nafas lega, entah kenapa setiap kata-kata yang keluar dari mulut Adeeva itu membuat ia percaya bahwa Adeeva tak akan pernah melanggar ucapan nya sendiri.
" Lo sebenarnya siapa Va." Tanya Vera mulai akrab dengan Adeeva.
" Lo gak perlu tau siapa gue, anggap aja gue itu bidadari tak bersayap yang di kirim tuhan." Jawab Adeeva ngawur.
Vera mendengar itu pun terkekeh pelan. " Lo perempuan yang baik va." Batin Vera memandang Adeeva yang masih memejamkan matanya sambil menghirup udara segar di bawah pohon.
" Tadi lo, kenapa nangis? " Tanya Adeeva membuka matanya sedikit untuk melihat Vera di sampingnya.
Mendengar Adeeva bertanya seperti itupun entah kenapa membuat Vera ingin sekali mencurahkan semua isi hatinya, yang ia simpan sendirian selama ini.
" Gue cuma sedih, pas nonton video viral Lo yang sama Mutiara tadi pagi. dan kabar bahwa selama ini Sammuel hanya membayar mutiara jadi pacar boongannya demi memutuskan pertunangan kami berdua. Sejijik itu kah gue sampai Sammuel rela melakukan apa saja demi membatalkan pertunangan kami. " Ucaf Vera menunduk sedih.
" Apa lagi sekarang ini, bokap nyokap gue lagi mengurus surat pindah gue ke luar negri supaya gue gak selalu ngejar Sammuel." Lanjut Vera
" Sampai kapan Lo mau kek gini terus? " Tanya Adeeva membuka matanya memandang Vera lekat.
" Maksud Lo? " Tanya Vera tak mengerti ucapan Adeeva tadi.
" Sampai kapan Lo mau bertahan di posisi kek gini Vera, jangan menjadikan Sammuel itu dunia Lo yang selalu Lo tuju selama ini dan mengabaikan semua orang-orang yang selama ini perhatian sama Lo. Apa Lo gak capek ha, di bentak, di pukul, bahkan di permalukan seperti itu sama Sammuel. Ingat bokap nyokap Lo yang selama ini mendukung Lo di saat susah. seharusnya yang Lo jadikan tujuan hidup itu adalah membuat ortu Lo bangga sama Lo, cukup selama ini sikap Lo membuat mereka malu di luaran sana Vera. " Ucap Adeeva menyadarkan Vera .
KAMU SEDANG MEMBACA
I became an extra character [END]
Teen Fiction{MASIH DALAM PROSES REVISI.} Hidup Anika Aneswari bisa di katakan biasa saja, seperti wajah pas-pasan, uang pas-pasan, Dan lainnya semuanya extra pas-pasan. jika ditanya Anika dari keluarga mana, maka ia akan menjawab " Saya anak dari panti, kenapa...