ADELARD | 10

188K 12.8K 412
                                    

"Perketat keamanan untuknya! Aku tak ingin dia terluka sedikitpun ketika aku pergi," titah Joven pada Aaron

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Perketat keamanan untuknya! Aku tak ingin dia terluka sedikitpun ketika aku pergi," titah Joven pada Aaron.

"Berapa hari kau di sana, Boss?" tanya Aaron.

"Ntah lah. Jika bukan karena sialan itu, aku tak akan meninggalkan gadisku sendirian. Ku percayakan dia padamu. Dan kau pasti tau apa konsekuensi jika kau lalai bukan?"

"Aku siap menerima tugas darimu dan kosekuensinya jika aku memang melakukan kesalahan," ujar Aaron.

"Door opened."

"Joven!!" teriak Stefanie sambil merentangkan kedua tangannya.

"Kau belum tidur?" tanya Joven.

"Not yet. Peluk!"

Joven meraih pinggang Stefanie dan membiarkan tubuh mungilnya menubruknya. Joven mengelus lembut rambut Stefanie yang tergerai dengan indah.

"Kepalamu masih pusing?" tanya Joven dijawab dengan gelengan dari Stefanie.

Joven menarik Stefanie dari pelukannya dan mengeluarkan sesuatu dari dalam saku jas nya. Sebuah kalung. Joven memakaikan kalung itu dileher Stefanie dan membisikkan sesuatu.

"Berjanjilah selama aku pergi, kau tak akan melepaskannya," bisik Joven.

"Pergi? Kau mau kemana?" cicit Stefanie.

"California."

Stefanie menghembuskan nafas berat. Pagi tadi Joven harus pergi ke California untuk mengurus cabang Adelard Company disana.

Ia sangat bosan, beruntungnya dia punya Cila yang bisa ia ajak bermain. Tidak mungkin kan jika ia harus mengajak Aaron bermain?

"Cila, aku merindukan Joven. Padahal baru pagi tadi Joven pergi," ujar Stefanie pada Cila.

"..."

"Kau tahu Cila, dulu aku kira Joven itu jahat. Memang jahat sih, aku beberapa kali memergokinya sedang bermain darah. Tapi Cila, kenapa aku malah suka padanya ya? Aku bingung."

"... "

"Ishh Cila, jangan diem teruss. Coba bilang sesuatu."

"Eh nggak, nggak. Diem aja Cila! Nanti kalau kamu ngomong malah aku yang takut," imbuh Stefanie gelagapan sendiri.

Seorang pria terkekeh pelan diseberang sana mendengarkan celotehan tunangannya dengan seekor kucing.

Stefanie tak tahu kalau kalung yang diberikan padanya sebenarnya adalah sebuah penyadap suara. Joven terus mendengarkan suara Stefanie lewat earpods yang sedari tadi tertempel di telinganya. Sambil menyantap makanannya di pesawat, Joven membulatkan mata mendengar hal yang dikatakan tunangannya dan kembali menyunggingkan senyumnya.

"Hai, tuan bodyguard, kau mau bermain lompat tali denganku tidak? Kau yang lompat, temanmu yang memegang talinya, aku yang duduk melihat kalian"

ADELARD || mafia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang