ADELARD | 28

138K 9.6K 165
                                    

Stefanie tampak gelisah dalam tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Stefanie tampak gelisah dalam tidurnya. Ia terperanjat ketika suara tembakan dilepaskan. Napasnya seketika terengah entah mengapa, tapi firasatnya mengatakan ada sesuatu yang terjadi di luar sana.

Ia kemudian teringat akan Bastian yang datang ke mansion dan ingin menunjukkan sesuatu. Itu pasti papanya.

Stefanie kemudian menatap sekeliling dan tidak menemukan Joven di sana. Stefanie perlahan turun dari ranjang dan meraih pintu. Ah, pintunya tidak di kunci. Ia kemudian memutuskan untuk pergi ke luar.

Stefanie menoleh ke kanan kiri memastikan tak ada orang asing di sekitarnya. Ketika ia mencapai ruangan depan, ia benar-benar panik melihat Joven dan Aaron sudah bertekuk lutut di hadapan Bastian dengan Danendra, papanya sudah terlilit rantai di samping Bastian.

"Lihatlah! Gadis yang di tunggu akhirnya datang."

Joven membulatkan mata mendengar pernyataan Divana. Tidak, kenapa Stefanie harus keluar di saat seperti ini? Joven segera menoleh ke arah Stefanie yang sudah terfokus ke arah Danendra sambil meneteskan air mata.

"Papa?" panggil Stefanie.

"Stefanie." balas Danendra.

"BABE, KEMBALI KE KAMARMU!" Joven memekik ke arah Stefanie dan membuat Stefanie menoleh.

"Joven.."

"Halo, Nona Stefanie." sapa Bastian.

"KAU JAHAT!!" pekik Stefanie.

"Jangan berteriak ke padaku atau ayahmu ini tak akan selamat!" ancam Bastian.

Stefanie geram bukan main. "Joven akan membunuhmu sama seperti dia membunuh Safira kau tahu!"

Bastian dan Divana saling memandang dan tergelak dengan ancaman Stefanie.

"Gadis gila. Lihatlah bahkan Joven mu itu sudah bertekuk lutut di hadapan kami! Dia sudah menyerahkan seluruh Adelard pada putraku demi ayahmu ini." jelas Divana.

deg!

Stefanie kemudian menoleh ke arah Joven. "J-joven?"

Ia benar-benar tak menyangka kalau Joven akan menyerahkan Adelard semudah itu demi papanya. Kini ia merasa bersalah pada Joven. Joven sudah kehilangan adiknya karena Danendra. Lalu kini semua harta dan martabatnya?

"I'm sorry, babe." pinta Joven.

"Kenapa Joven? Kau kehilangan Edellyn karena papa. Tapi kenapa semudah itu kau berkorban demi papa? Aku merasa seperti parasit dalam hidupmu... hiks.. Aku minta maaf." Stefanie berjongkok dan menangis dengan kepala tertunduk. Ia benar-benar malu.

ADELARD || mafia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang