Setelah menikmati sarapan yang sebenarnya belum cukup membuat Stefanie kenyang karena hanya makan satu croissant saja, Stefanie bermaksud ingin mengajak Joven melihat anak-anak Cila.
Stefanie menarik lengan Joven untuk mengikutinya. Ia sangat tidak sabar melihat kucing-kucing menggemaskan itu lagi. Joven hanya bisa tersenyum melihat kebahagiaan di mata Stefanie. Senyum dan tawa gadis itu sangatlah sempurna di mata Joven.
Setelah sampai di lorong yang sama, Stefanie mendekati vas besar tempat kemarin ia melihat Cila bersama anaknya. Benar saja, Cila masih ada di sana, tidur sambil memastikan anak-anak nya hangat.
"Joven lucu kan?" tanya Stefanie antusias.
"Hm, kau mau beri nama siapa?" Stefanie nampak berpikir dengan pertanyaan Joven. Ia mengetukkan jarinya di dagu dan memikirkan nama yang pas.
"Ini Kitty, ini Sissy, ini Lilly, ini-"
Joven mengkerut kan dahinya. Ucapan Stefanie amat menggantung. Ia kemudian menoleh ke arah Stefanie yang sudah menampakkan raut bingung. "Babe?"
"Yang satu mana?" tanya Stefanie bingung.
Ia mencoba mencari ke sekitar dan sama sekali tak ada hasilnya. "Cila! Yang satu mana..hiks.."
Joven terkejut karena Stefanie tiba-tiba menangis. Joven langsung meraih pinggang Stefanie dan mendekapnya.
"Hustt, jangan menangis! Cila pasti sudah memakannya. Itu biasa kan?"
Stefanie bukannya diam malah semakin menangis kencang. "Aku mau empat.. hiks.. yang satu mana.."
"Jangan menangis, nanti aku belikan satu lagi."
"Nggak!! Mau punya Cila.."
Merasa Stefanie tak akan tenang begitu saja, Joven akhirnya menggendong Stefanie. Ia lilit kan kedua kaki gadisnya di pinggang dan kedua tangannya di kalungkan di leher Joven. Sembari menahan tubuh gadisnya agar tak jatuh, Joven meminta pada bodyguard agar Cila dan kitten nya di pindahkan ke ruang bermain khusus untuk Cila yang sudah di siapkan Joven sebelum mereka pindah.
Masih dengan calon istrinya yang menangis hingga tersedu-sedu, Joven membawanya keluar dari mansion. Ia berjalan cukup jauh, hingga beberapa menit mereka telah sampai di hamparan pasir putih yang terletak di area samping The Alesya.
"Jangan menangis, hm?" ujar Joven menenangkan Stefanie.
Stefanie yang penasaran dengan tempat itu pun menengok ke belakang. Matanya di manjakan air yang jernih dan aroma laut yang segar di pagi hari.
"Mau turun?" Stefanie menatap ke arah Joven. Ia mengangguk dan mengusap air mata yang tadi sempat membasahi pipinya.
Joven menurunkan gadisnya yang nampak senang saat pasir-pasir di sana masuk ke dalam flat shoes yang ia kenakan. Stefanie melepaskan sepatunya dan berlari mendekat pada air.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELARD || mafia
Dragoste"𝐃𝐢𝐚 𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐤𝐮. 𝐓𝐞𝐫𝐠𝐨𝐫𝐞𝐬 𝐬𝐞𝐝𝐢𝐤𝐢𝐭 𝐬𝐚𝐣𝐚 𝐦𝐚𝐭𝐢𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧." SUDAH TERBIT DI @PENERBITKEJORA_ 🛡 ADELARD CLAN | 1 🛡 🚫PLAGIAT = KU SANTET🚫 (Jangan lupa vote, komen, dan follow!) 🚫BEBERAPA PART DI HAPUS UNTUK KEP...