Setelah beberapa menit Joven pergi untuk mengangkat telfon, kini ia telah kembali tapi dengan membawa sedikit perbedaan.
Stefanie yang berencana untuk meminta maaf pada Joven juga ikut merasa heran. Joven sama sekali tak bicara sepatah katapun dan langsung merebahkan dirinya di ranjang.
Joven menutup kedua matanya dengan lengan kirinya. Stefanie gelisah, apa Joven marah padanya?
"Joven?" panggil Stefanie pelan.
"Hm?" jawab Joven masih dalam posisi yang sama.
Stefanie bergerak menggeliat mendekati tubuh Joven dan memeluknya dari samping. "Kau marah ya?"
Joven membuka matanya dan menatap Stefanie. Ia tersenyum tipis sambil menggeleng. "No, aku hanya mengantuk."
"Bohong!" ujar Stefanie.
Joven membalas pelukan Stefanie dan menyerukkan kepalanya di leher Stefanie.
"Aku tidak marah, sungguh."
"Tapi kenapa kau diam saja?"
Alih-alih menjawab pertanyaan Stefanie, Joven justru mencoba untuk tertidur. Ia tutup matanya dan mencoba untuk rileks, hingga setelah beberapa saat terdengar suara dengkuran kecil dari Joven.
Stefanie melengkungkan bibirnya. Dalam hatinya ia merasa bersalah. Pasti Joven sedang marah padanya.
Stefanie menangis dalam diam hingga matanya ikut terpejam dan menyusul Joven ke alam mimpi.
༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶
Entah sudah berapa lama Stefanie tertidur, akhirnya ia membuka mata. Pemandangan nya sudah berbeda. Ia sempat ling-lung beberapa saat hingga ia menyadari dirinya ada di pangkuan Joven saat ini.
"Joven?"
Joven menatap wajah Stefanie yang baru saja terbangun dari tidur lelapnya. Ia mengecup kening tunangannya itu dan memberikan sebotol air minum. Pasti penerbangan selama kurang lebih tujuh jam itu membuat Stefanie kehausan, apalagi sedari tadi di pesawat hanya diisi dengan tidur.
Stefanie meneguk air kemasan itu hingga tersisa setengahnya.
"Masih haus?" tanya Joven.
Stefanie menggeleng. "Laper."
Joven terkekeh. Ia menyandarkan kepala Stefanie di dadanya. Joven kemudian meminta pada supir untuk membawanya ke salah satu restoran paling terkenal di sana dan harus di sewa penuh oleh Joven. Ia tak mau makan di sekeliling orang lain, apa lagi ia membawa gadisnya bersamanya.
"Joven kita dimana?"
Joven hanya diam, ia kemudian mengetuk jendela dengan maksud agar Stefanie melihat ke luar.
Stefanie membulatkan mata. Sebuah menara yang termasuk ke dalam tujuh keajaiban dunia ada di depannya. Menara Eiffel.
"K-kita di Paris?" tanya Stefanie memastikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELARD || mafia
Romance"𝐃𝐢𝐚 𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐤𝐮. 𝐓𝐞𝐫𝐠𝐨𝐫𝐞𝐬 𝐬𝐞𝐝𝐢𝐤𝐢𝐭 𝐬𝐚𝐣𝐚 𝐦𝐚𝐭𝐢𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧." SUDAH TERBIT DI @PENERBITKEJORA_ 🛡 ADELARD CLAN | 1 🛡 🚫PLAGIAT = KU SANTET🚫 (Jangan lupa vote, komen, dan follow!) 🚫BEBERAPA PART DI HAPUS UNTUK KEP...