Part 3

19.6K 1.8K 60
                                    

(sudah di revisi)

Hallo semua untuk di part ini mungkin ada sedikit tambahan atau pengurangan dalam teks atau pun adengan yang tidak masuk akal ok 😘🙏

_

Instagram:hafsha031
Happy Reading📖
Jangan lupa vote dan Komen

_

𝙷𝙰𝙿𝙿𝚈 𝚁𝙴𝙰𝙳𝙸𝙽𝙶

Tiga puluh menit mengendarai mobil, akhirnya ia telah sampai di pelataran parkiran khusus mobil yang berada di sekolahnya. Sekolah ini adalah milik ayahnya, ah, tepatnya sekolah milik ayah tubuh ini. Ia masih tak terbiasa menyebut dirinya sebagai Febby, walau pada nyatanya sekarang ia adalah Febby.

Soal bayi itu? Jangan tanyakan lagi. Pagi-pagi ini dirinya dibuat berkeringat hanya untuk mencari tempat penitipan anak. Mana mungkin ia ingin mengurus bayi pesing itu, mengingat saat di mobil tadi bayi itu mengompol.

Sebenarnya ini salahnya karena tak memberi popok, tapi jangan salahkan Febby, tentu ia tak sudi memakaikan popok. Sungguh tak sudi!

Setelah memarkirkan mobilnya. Febby pun tanpa membuang waktu, keluar dari dalam mobil itu. Tatapan tertuju padanya dalam hitungan detik saja.

Para siswa-siswi yang sedang berlalu lalang di parkiran pun langsung mengalihkan pandangannya ke arah Febby yang sedang berjalan dengan santai.

Banyak bisikan setan yang tak ia ketahui apa maksudnya. Febby hanya yakin satu hal, sekarang ia dibicarakan dengan berbagai kata-kata. Ada yang memuji ada yang mencela juga.

"Emang si pemilik tubuh ini seterkenal itu? Atau murid di sini yang terlalu norak?" gumamnya membalas tatapan tak suka, meski begitu ia tetap melanjutkan langkah.

Tepat di koridor menuju kelas, tak ada angin tak ada hujan, suara teriakan yang mengandung sindiran tertuju kepada Febby.

"EH, LIHAT DEH, ADA JALANG NGGAK PUNYA MALU. UDAH PUNYA ANAK TAPI MASIH SAJA NGEPENTINGIN SEKOLAH. EMANG NGGAK KASIHAN SAMA ANAK SENDIRI DITINGGAL SENDIRIAN?" teriak seorang wanita yang bermake up tebal, dia adalah Felisha.

Febby yang mendengar hinaan itu pun menghentikan langkahnya dan membalikkan badan untuk mengarah ke pemilik suara.

Saat melihat wajah itu, ingatan miliknya langsung terpusat pada memory bagaimana Felisha berulang kali menyindir, meneriaki bahkan menuduhnya dengan segala hal tak benar. Ia pun melihat bagaimana Febby berulang kali mengutuk Felisha dalam tangisnya.

Senyum Febby mengembang seketika.

Felisha yang melihat itu mengernyitkan alis bingung. Penampilan Febby sangat berbeda, tak ada dandanan tebal, tak ada baju ketat yang biasa ia gunakan, tak ada rambut digerai ala Febby. Semua itu menghilang digantikan dengan sosok Febby bermata elang, rambut terkuncir dan baju longgar yang sengaja ia keluarkan.

"Ada apa jalang? Lo lagi mau insaf, ya? Lo pikir merubah penampilan bakal nutupin fakta kalau lo cuma jalang murahan?" Ia menyindir amat tak suka, tatapan dingin Febby membuatnya ingin menusuk mata gadis itu.

"Oh, sorry. Gue bukan Febby."

Semua orang yang mendengarnya terkejut, mereka mulai berbisik lagi mengatai bahwa Febby kini kehilangan kesadaran diri.

"Kayaknya lo udah gila ya, karena bapak anak lo nggak mau tanggung jawab? Uhh, kasihan sekali." Felisha tertawa puas diikuti dengan anggota gangnya yang menyoraki juga.

TRANSMIGRASI ✓ [ Open Pre Order  ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang