_
Instagram: Hafshah031
Happy Reading📖
Jangan lupa vote dan Komen_
Dentuman musik benar-benar memekakkan telinga Febby yang baru saja masuk ke dalam klub itu. Ia disambut kerlap kerlip lampu khas membuat matanya memejam seketika.
Meski sudah ribuan kali ke sini, Febby masih tidak suka dengan suasananya. Menurut Febby, klub malam harusnya tenang karena sebagian orang yang datang ke tempat seperti ini adalah melampiaskan masalah mereka.
Termaksud Febby.
Namun ia tidak terlalu memedulikannya, Febby melanjutkan langkah membelah kerumunan orang di lantai dansa.
Mereka tampak dimabuk oleh minuman dan alunan musik, menari ria seolah malam ini akan menjadi malam terakhir mereka hidup. Melampiaskan masalah dengan raut bahagia, mungkin seperti ini yang bisa Febby simpulkan dari mereka yang ada di sini.
Akan tetapi Febby lupa, ia tidak datang untuk mengamati. Ia datang untuk menjadi bagian orang-orang menyedihkan itu, ia datang untuk memuaskan dirinya sendiri.
Lalu untuk mencapai keinginan itu, yang pertama dilakukan adalah mencari tempat duduk. Sayangnya terlalu padat hingga ia tidak bisa melihat bangku yang lebih sepi.
Febby tetap melanjutkan jalannya, mengedarkan pandangan guna mencari tempat yang tepat. Akhirnya ia melihat satu kursi yang berada di pojok.
Tentu di sana lebih sepi dan Febby memilihnya tanpa pikir panjang.
Pelayan datang saat itu juga, mencatat pesanan Febby dengan cepat. Ya, Febby suka pelayanan tempat ini jika ingin dibandingkan dengan klub malam lainnya.
Tidak lama ia menunggu, pesanannya sudah diantarkan. Febby tidak mengambil gelas yang disediakan, tangannya spontan meraih satu botol langsung dan ia teguk begitu saja.
Jika seperti ini berarti Febby benar-benar kalut akan masalahnya. Kebiasaan minum seperti ini hanya ia gunakan kadang-kadang saat kepalanya dipenuhi banyak sekali pikiran.
“Gue udah gila kali, ya?” gumam Febby kemudian tertawa mengingat kejadian kemarin. Memikirkan itu memang sangat konyol hingga ia tertawa.
Febby kembali meneguk minuman keras itu. “Iya, gue berharap gue gila daripada harus terima nasib konyol ini,” lanjutnya sembari menyeka minuman yang meleber di dagunya.
Lama ia terdiam, tangannya menaruh botol yang isinya sudah habis setengah. “Tapi kenyataan kalau gue sekarang hampir mabuk bikin gue sadar, semua yang gue alamin bukan sekedar bercandaan anjing.”
Sialan, kenapa ia sudah setengah mabuk. Tidak seru, biasanya ia mabuk jika menghabiskan beberapa botol lagi.
Febby mengacak rambutnya. “Apa karena tubuh ini enggak bisa tahan alkohol? Ahhh sialan.” Ia mengumpati dirinya sendiri.
Meski Febby sadar bahwa ia sudah hampir kehilangan kesadaran, ia tetap menenggak sisa minumannya hingga habis sebotol. Senyuman manis terbit di bibir gadis itu, agaknya ia sudah mabuk sekarang.
“Lemah banget sih gue, hahahha.” Febby tertawa dan menjatuhkan botol minumannya di lantai.
Ia mengambil botol baru untuk ia minum lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI ✓ [ Open Pre Order ]
Teen FictionSUDAH BISA DI BELI DI SHOPEE, BURUAN SEBELUM BERAKHIR DISKONYA @FIRAZMEDIA. itu nama Shopee nya teman-temann (Versi Wattpad belum sepenuhnya aku revisi ya teman-teman. Kalau minat versi rapi nya kalian bisa beli versi cetak di shopee @Firazmedia ) ⚠...