HALLO SEMUA HEHEHE UNTUK PART INI UDAH AKU REVISI DAN BEBERAPA ALUR YANG AKU RUBAH DAN AKU HILANGKAN KALAU KALIAN MAU BACA LAGI SILAHKAN😘
---------------------------------✨ 𝙷𝙰𝙿𝙿𝚈 𝚁𝙴𝙰𝙳𝙸𝙽𝙶 ✨
Tiba di apartemen dengan selamat dengan cuaca siang ini sangat terik. Angin siang ini tidak membawa rasa sejuk, melain kan sebalik nya, ia membawa rasa panas di sertai debu
"Nama kamu siapa?" Febby bertanya sambil mempersilahkan anak itu duduk di sofa yang terdapat di apartemen nya. "Nama aku Aidan," Febby mengangguk sebagai respon
"kamu mau minum apa? Biar kakak buatin," Aidan menggeleng sebagai tanda penolakan, "Terimakasih sudah mau menampung ku, sekarang, tugas apa yang harus ku lakukan? Membersihkan rumah dulu atau langsung membantu pengasuh anak angkat kakak?" Aidan tampak semangat mengucapkan itu, rasa lelah seakan tidak menghampiri Aidan
Febby sedikit menganga mendengar Aidan berbicara, bagaimana bisa seorang anak berusia 10 tahun sudah bisa berfikiran begitu? Ia mengira jika anak yang belum menginjak remaja pikirannya hanya main dan main
"Kamu istirahat dulu, pengasuh anak angkat ku juga sekarang istirahat, kamu bisa membaringkan badan mu di sofa ini, jika ingin sesuatu kamu bisa ke dapur saja, sedikit lurus lalu belok kanan, disitulah dapur serta toilet nya," mengangguk Aidan, Febby meninggalkan Aidan sendiri di ruang tamu. Gadis itu menuju kamarnya dan berminat untuk beristirahat sebentar
Sekitaran jam 16.17, Febby terbangun dari tidurnya karena mendengar suara pengasuh anak angkatnya, atau biasa di panggil mbak Maryam, mbak Maryam sedang berbicara dengan seseorang dan sesekali tertawa, penasaran dengan siapa mbak Maryam berbicara, Febby keluar dari kamarnya
"Ceklek"
Pintu terbuka, kedua manusia berbeda generasi yang sedang berbincang di ruang tamu
menoleh ke arah sumber suara pintu yang terbuka, keduanya tersenyum kearah Febby, "hai kak, selamat sore," sapa Aidan berdiri dari duduknya lalu tersenyum manis"Sore," jawab Febby singkat lalu pergi kearah dapur. Dengan sangat terburut-buru Febby menghabiskan sarapan sorenya, Febby sangat lapar saat bangun dari tidurnya. Mbak Maryam dan Aidan hanya melihat tingkah Febby yang seakan-akan sangat takut untuk di minta makanannya
"Apakah kak Febby belum makan dari pagi?" Batin Aidan, sedikit lucu melihat ekspresi Febby makan dengan terburu-buru, nasi yang berada di pipi, saos sambal belepotan di bibir menambah kesan lucu di wajah seorang Febb
~~~~~
Malam harinya, febby berada di sebuah pantai, Febby sangat menyukai pantai, Ia tidak akan melihat situasi jika keinginan nya ke pantai tinggi. Saat ini Febby duduk tampa beralaskan apa pun, ia duduk di atas pasir, tatapan matanya mengarah ke ombak yang senantiasa menghampiri pasir pantai dan membasahi. Suara ombak membuat Febby tenang, tampa ekspresi namun di dalam pikiran berisik.
"Aku merindukan kehidupan ku yang dulu, terlalu sulit untuk menjalani kehidupan kali ini, aku merindukan teman-teman ku, aku merindukan ke kayaan ku, aku merindukan banyak hal di kehidupan ku yang dulu," Febby menghelang nafas, rasa sesak selalu saja menyiksa Febby. Perasaan membunuh manusia tidak se menyiksa rasa rindunya dengan kehidupan yang lalu
Takdir selalu saja mempermain kan manusia, membuat beberapa mereka memilih untuk meninggalkan dunia, berfikir jika ada kehidupan yang lebih indah setelah ia meninggalkan semua yang ada di dunia. Memilih untuk menjadi pengecut dan meninggalkan semua tanggung jawab adalah hal yang paling Febby benci
"Kehidupan seperti ini sangat diluar dugaan gue, menjadi ibu muda yang harus bertanggung jawab atas kelakuan orang lain, sunggu sangat tidak adil. Bertransmigrasi kedalam tubuh orang lain seakan-akan tuhan pun menolak untuk gue pulang ke akhirat," gumam Febby, tangan lentiknya menggenggam pasir laut
🌷🌷🌷
KRING....
KRING...Suara alarm terdengar memenuhi kamar Febby, jam sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi. Bola mata kombinasi warna pada irisnya Terdapat campuran coklat terang dengan aksen hijau dan oranye mulai terbuka, sesekali berkedip. Memfokuskan penglihatannya, lalu mulai mengubah posisi menjadi duduk. Mata sipit namun selalu di sangka menatap setiap manusia tidak suka, memiliki tatapan tajam dan dingin membuat Febby selalu di sangka mengintimidasi.
Suasana pagi ini cukup mendung, yang menandakan sebentar lagi akan turun hujan. Setelah siap dengan seragam lengkap dan tas mahalnya, Febby mulai beranjak menuju pintu utama untuk keluar dan menuju ke sekolahnya. Saat pintu terbuka, nyatanya bukan udara dingin yang menyambut Febby, namun seorang wanita paruh baya tapi masih terlihat awet muda. Wajah datar Febby membuat wanita itu tersenyum tipis
"Bagaimana kabar mu jalang?" Kalimat yang sangat menjijikan bukan? Wanita itu tersenyum lebar, terlihat dari ekspresinya ia sangat bahagia telah mengucapkan kalimat rendahan itu.
Febby masih diam, menaikka satu alinya sebagai respon. Tak kunjung mendapatkan respon yang ia mau, wanita itu kembali membuka suara
"Aku bertanya kabar mu jalang, bukan ka itu sangat bagus? Setau ku tidak pernah ada manusia yang menanyakan itu, sungguh kasihan nasib mu," senyum jahat terukir di wajah wanita itu
"Sebaiknya lebih baik begitu. Wanita rendahan seperti mu tidak pantas menyebutku jalang! Berdirinyaa anda disini membuat apartemen ku terkena najis," Febby melangkah pergi, menyempatkan menyenggol bahu wanita itu dan berjalan sembari membersihkan lengan bajunya yang terkena sentuhan langsung baju wanita itu
"DASAR ANAK SETAN! KURANG AJAR KAMU! INGATT! KAMU HIDUP KARENA KU!" Teriak wanita itu, Ia adalah Mommy Febby yang bernama Intan. Wajah Intan memerah setelah meneriati Febby, nafasnya tersenggal-senggal setelah berteriak
"Tunggu saja pembalasan dari hinaan mu itu!" Intan melangkah pergi meninggalkan apartemen Febby
________________Segitu dulu ya
Maaf kalau banyak kata yg typo (✿ ♡‿♡)
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI ✓ [ Open Pre Order ]
Teen FictionSUDAH BISA DI BELI DI SHOPEE, BURUAN SEBELUM BERAKHIR DISKONYA @FIRAZMEDIA. itu nama Shopee nya teman-temann (Versi Wattpad belum sepenuhnya aku revisi ya teman-teman. Kalau minat versi rapi nya kalian bisa beli versi cetak di shopee @Firazmedia ) ⚠...