( Part 24 )

9.6K 620 1
                                    

Di hari yang sama, Febby memiliki janji bertemu dengan Kara, di karenakan beberapa barang bawaannya terbawa di tas Kara pada saat pulang dari Yogyakarta. Mengendarai mobil kesayangannya dengan sangat santai, karena keduanya ingin bertemu di sebuah Caffe terkenal di Yogyakarta maka Febby sedikit Effort mengendarai mobilnya cukup jauh.

Memasuki terowongan yang sunyi, gadis itu lebih mengeraskan volume music nya, tetap melaju tampa berfikiran negatif tentang keanehan terowongan ini, Keadaan terowongan ini sangat sunyi, Febby sampai di buat bingung

BRAK

Mobil Febby di tabrak dari belakang secara tiba-tiba, hantaman itu sangat keras hingga membuat bagian belakang mobil Febby penyok parah, "SIALAN!!" teriak Febby di dalam mobil. Membuka pintu mobil miliknya lalu melangkah keluar, kali ini emosi Febby memuncak.

Tepat di belakang mobil Febby terdapat mobil berwarna kuning, keadaan mobil itu penyok dibagian depan. "KELUAR BAJINGAN!" Febby kembali berteriak, menendang mobil penyok itu dengan kakinya, tidak berselang lama keluar tiga laki-laki tua berpenampilan preman sambil membawa pistol, Febby sama sekali tidak takut, malahan gadis itu memajukan langkah, mendekati  supir mobil berwarna kuning itu

"Ganti rugi," ucap Febby tenang, menajam kan tatapannya ke satu-persatu laki-laki disana, "Kalau kami tidak ingin kenapa?" ketiga laki-laki disana tertawa puas, mengucapkan kalimat seperti itu ternyata sangat menghibur humoris nya

"Kalau tidak, kalian akan hilang dari dunia ini," bisik Febby di telinga sopir itu. "Hahaha, lucu sekali adik ini, kau hanya gadis lemah! Jadi berhenti berkhayal jika akan membunuh kami bertiga, karena! Tujuan kami menabrak kamu itu untuk ingin membunuh mu gadis kecil,"

Tampa aba-aba Febby menendang wajah laki-laki di depannya, membuat sang pemilik wajah meringis terjatuh di aspal, "Bau mulut mu sangat busuk jika tertawa," terkekeh Febby melihat ekspresi laki-laki tua itu. Satu lawan tiga. Satu persatu preman itu maju ingin memberikan bogeman kuat kepada Febby tapi terus saja tidak berhasil

Kesal gadis yang memberikan pukulan kepadanya belum juga terluka, preman tersebut menggunakan pistolnya, sudah bersiap menembak Febby tepat di kepalanya. Ketajaman mata Febby sangat cepat melihat gerak-getik preman yang memengang pistol

DORRR

Dengan kelincahan nya, Febby dapat meleset dari peluruh tembakan. Tampa membuang waktu Febby mulai memperbaiki posisinya, berlari menuju sang pemegang pistol itu. Belum sempat memberikan perlawanan, ketiga laki-laki preman itu sudah kehilangan pistolnya. Ketiga-tiga nya pistol sudah di rebut oleh Febby, senyum menyeringai dan tatapan intes,
"Saatnya kembali bermain organ dalam," gumam Febby.

Menembak tepat di ketiga kepada preman di depanya, sedangkan sang preman hanya angkat tangan serta pasrah, buat apa melawan lagi? Semua senjata ada di tangan Febby. Sekali lagi, tampa belas kasih Febby membunuh manusia, keadaan seakan-akan sangat mendukung aksi brutal Febby. Ketiga preman keadaan kepala hancur, otak sudah terlihat tergeletak di aspal jalan terowongan. Selesai dengan tugasnya, Febby meninggal kan tempat kejadian, ikut membawa ketiga pistol itu. Enggan membatalkan pertemuan nya bersama Kara, gadis itu kembali melanjutkan perjalanannya menuju Caffe, meski keadaan mobil yang rusak serta baju sedih terkena percikan darah

"Ahh lagi-lagi kena najis," desah Febby.

☆♬○♩●♪✧♩  

"Akhirnya tuan Putri datang juga, tau tidak? Saya sudah lelah menunggu," cibir Kara. Menatap Kara malas adalah hobby Febby, "kembalikan barang gue," to the point Febby, terlalu membuang waktu jika terus berlama-lama bersama Kara

"Santai dong. Ehh baju lo kenapa gitu?" tanya Kara, memfokuskan penglihatannya agar dapat melihat secara jelas. Tatap Febby juga beralih melihat bajunya, "Ini bukan urusan lo, sekarang kembalikan barang gue. Gue mau pulang,"

Kata membuka tas ransel nya, mengambil barang yang diminta Febby, "Nih punya lo," Febby menerima barang tersebut. Tujuan awal setelah mengambil barang itu ia ingin langsung pulang, tapi niatnya harus tertunda sebentar dikarenakan Kara memohon untuk tetap disini sebentar

"Sebagai imbalan, lo harus traktir gue kopi termahal di sini bagaimana?"

"Nggak,"

"Kenapa enggak? Gue yakin lo nggak bakalan kekurangan uang ko, dari outfit lo si kelihatan semua barang mahal,"

"lo bukan orang miskin yang harus gue traktir, lo punya uang, buat apa gue traktir manusia kayak lo ini," sungguh tajam ucapan Febby, sekalinya berbicara sangat menusuk hati

"Kata-kata lo bagus juga, belajar dari mana?" lagi-lagi Febby menatap Kara malas, "Yasudah, kalau begitu biar gue yang traktir lo," putus Kara, sudah kehabisan kata-kata ia menghadapi Febby

"Terserah."

Menunggu sekitar beberapa menit, akhirnya sebuah pelayan Cafe datang membawa dia gelas Kopi hangat, "Selamat di nikmati," ucap ramah sang Pelayan Cafe

"Selamat dinikmati Nona Febby,"

Febby terlihat sangat muak di dekat Kara hingga tidak menyadari Kopi yang ingin Ia minum masih panas, "Awwww panas," Kara dengan sigap mendekat kearah Febby, mengambil tisu lalu melap bibir Febby dengan pelan, tatapan Kara sangat khawatir, sedangkan Febby terdiam

"Terlalu ceroboh, kamu tau ini masih panas, lain kali hati-hati Febby," nasehat Kara, lembut suara membuat Febby tidak berkedip. Dengan telaten Kara membersihkan tumpahan Kopi di meja dengan tisu.

Diam cukup lama membuat Febby gugup, berkedip  beberapa kali dan mulai menetralkan perasaannya, "Sekarang urusan gue sudah selesai, gue izin pulang. Terimakasih," pamit Febby

"Gue yakin nanti lo akan terbiasa," batin Kara

________________( ・ω・)☞______________

SEGITU DULU YA MAAF KALAU BANYAK KATA YG TYPO
JANGAN LUPA DI VOTE ⭐

🌻🌻🌻🌻🌻🌻

TRANSMIGRASI ✓ [ Open Pre Order  ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang