( Part 22 )

9.8K 679 76
                                    

______________(↼_↼)______________

HALLO SEMUA AKU BARU UDAH REVISI UNTUK PART INI. ADA BEBERAPA ALUR YANG AKU UBAH, DAN ADA  KATA-KATA YANG CUKUP KASAR  YANG AKU TAMBAHAN (人 •͈ᴗ•͈)

✧༺♥༻✧

Meminta tumpangan kepada mobil yang berlalu lalang ternyata sangat sulit, Kara sampai kelelahan sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meminta tumpangan kepada mobil yang berlalu lalang ternyata sangat sulit, Kara sampai kelelahan sendiri. Kabut mulai turun perlahan, terlihat cuaca hari ini sangat tidak mendukung. Duduk di pinggir jalan dengan perasaan cemas, rintik huja
mulai turun dari langit di temani kabut yang mulai menebal membuat mata kesusahan melihat jelas.
Febby merasa sangat lapar begitu juga dengan Kara, keduanya tidak bisa berbuat apa-apa karena stok makanan mereka habis tadi malam.

Saat mereka sudah pasrah dengan semuanya Tiba-tiba sebuah mobil pick up tidak bermuatan apapun berhenti di samping Kara, "Butuh tumpangan dek?" tanya super mobil itu "Iya Pak, kami butuh," jawab kara dengan keadaan gemetaran sedangkan Febby hanya diam wajahnya sangat pucat.

"Mau kemana emang dek?" Kara menjelaskan semua yang terjadi. Pak super itu mengangguk faham. Dengan baik hati super itu memberikan tumpangan "Ayo naik, saya juga mau ke Jakarta selatan," Kara mengangguk bahagia. Mobil mulai melaju di tengah kabut dan hujan, karena terlalu mustahil jika duduk disamping Pak supir, Kara dan Febby duduk di belakang meski keadaan ekstrim

"Dingin," lirih Febby. Badan Febby bergetar hebat dengan posisi bersandar, mata nya tertutup rapat.
Duduk di bagian belakang mobil membuat kulit Febby langsung terkena angin dingin, Diam-diam
Kara menyaksikan itu semua dengan perasaan panik memenuhi hatinya. Rasa bersalah pun ikut dirasakan, "Gue takut Febby kena hipotermia."

Dengan awal posisi berjauhan kini Kara sedikit mendekat kearah Febby, dengan lembut tangan Kara menggenggam tangan dingin Febby, terlihat gadis itu terus saja mengigau kedinginan, "Bertahan ya," bisik Kara.

"Gue izin ya Febby," dengan cepat Kara mulai membuka Jas hujan Febby, memposisikan Carier Febby tepat di belakang tubuh gadis itu sendiri agar pinggang nya tidak terlalu sakit jika lama bersandar.

Menggantikan Febby bersandar di mobil sedangkan gadis itu sekarang posisi memeluknya, tidur di dada bidang Kara dengan nyaman di sertai selimut menutupi tubuh mereka berdua

Kara sengaja melakukan itu agar tubuh Febby tidak terlalu terkena dingin, bagaimana juga sangat tidak lucu jika salah satu dari mereka terkena Hipotermia.

Dinginnya angin malam membuat bibir Febby telah berubah warna menjadi sedikit keunguan. Kara tahu betul bahwa saat ini Febby hanya menahan dingin yang menembus kulitnya, sebab jelas sekali dari gestur Febby bahwa dirinya memang kedinginan. Tangannya ia genggam kuat hanya  agar tidak menunjukkan bahwa tangan itu sedang gemetaran.

“Lo serius enggak apa-apa, Feb?” ucap Kara yang sudah sejak tadi menatapinya dari samping. Saat itu Kara hanya memakai baju kaos sehingga ia tidak bisa memberi kain tambahan untuk menutupi tubuh Febby agar sedikit hangat. Febby bergerak sedikit untuk menoleh pada Kara, tatapannya menunjukkan bahwa ia tidak baik-baik saja.

Belum sempat mulutnya mengeluarkan sepatah kata, ia sudah pingsan hingga jatuh ke tubuh Kara. Mobil pik up yang mereka tumpangi pada akhirnya membuat Febby hipotermia. Dengan panik Kara memeluk tubuh Febby erat.

Ia memeriksa kulit Febby yang saat ini benar-benar dingin. Mau tak mau Kara tidak boleh melepaskan pelukannya, setidaknya pelukan ini akan membuat Febby sedikit hangat meski ia tahu bahwa Febby akan marah jika tahu dirinya dipeluk oleh Kara.

Selama perjalanan Kara terus memeluk Febby dengan wajah ketakutan. Tubuh Febby bahkan wajahnya sudah tersembunyi di balik dekapan Kara. Tak lupa Kara mengelus kulit Febby hanya untuk membuatnya tetap hangat. Ia terus berdoa agar Febby bisa menahan semua ini sampai mereka tiba di Jakarta. Malam itu mereka melewati perjalanan dan untungnya mereka selamat sampai tiba di jakarta.

“Lo apa-apaan sih?!” Febby berteriak sangat kencang saat mendapati dirinya berada dalam pelukan Kara. Ia mendorong Kara cukup keras dengan tatapan tajam, dirinya menunjukkan kemarahan yang sudah Kara prediksi sebelumnya.

“Lo kemarin malam sampai pingsan karena kedinginan, Feb. Gue lakuin itu karena takut lo kenapa-kenapa,” balasnya dengan nada lembut mencoba menenangkan Febby yang sungguh terlihat sangat murka.
Febby berdiri dari tempatnya masih tidak bisa meredam kemarahan dalam dirinya.

“Jangan deketin gue,” katanya lalu pergi meninggalkan Kara yang tak berkata apa-apa lagi.



**✿❀ ❀✿**

*・゚゚・*:.。..。.:*゚:*:✼✿  

Satu bulan berlalu sudah, menjalani aktivitas seperti biasanya setelah melewati tragedi hampir saja mati karena hipotermia. Hari ini Febby berbelanja sayuran segar di supermarket terdekat, saat fokus memilih dan sesekali melihat situasi supermarket sore yang dingin, tatapan Febby melihat sosok pria bertubuh besar, berkulit hitam memasuki Supermarket. Tubuh Febby seketika gemetaran melihat jelas siapa Pria itu, menyimpan kembali sayuran yang berada di keranjang belanjaannya, lalu terburu-buru keluar dari supermarket, hampir saja Pria itu tidak melihat Febby.

Jujur, kali ini Febby sangat ketakutan. Troma masa kecilnya kembali terputar dikepalanya

☞゚ヮ゚)☞____________

JANGAN LUPA DI VOTE ⭐
JANGAN LUPA KOMENTAR (☞゚ヮ゚)☞

MAAF KALAU BANYAK KATA YG TYPO
SEE YOU 🌸

MAAF KE GANTUNG DULU⚡
KALAU ADA WAKTU INSYAALLAH AKU BAKAL LANJUT UP MALAM INI
(ʘᴗʘ✿)

TRANSMIGRASI ✓ [ Open Pre Order  ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang