( Part 21 )

10.3K 773 25
                                    

_

_

_

✧༺♥༻✧

"Sedih banget Kara hilang." Kiano-sahabat Kara menangis tersedu-sedu saat mendengar Kara hilang, "Sudah la Ken. Kara nggak akan mati disini, gue yakin Kara cuma gabut jalan-jalan bentar," Danial menenangkan Kiano. Ketiga sahabat Kara sangat khawatir tapi harus tetap terlihat biasa saja, hanya saja Kiano tidak berbakat berakting

"Gue nggak mau pulang, gue nggak terima kalau mereka nggak mau tunggu Kara di temukan dulu," Kiano marah dengan keputusan kepala sekolahnya, "Siapa yang membuat keputusan ini?" Athaya membuka suara, menanyakan siapa pemilik keputusan gila ini

"Pak Budi," sang ketua kelas menjawab. Keano hampir saja menonjok wajah menyebalkan Pak Budi jika jasa tidak di tahan oleh kedua sahabatnya

"Kita ikuti saja," wajah datar tampa ekspresi Athaya menjadi kode tersendiri bagi Keano dan Danial. Bus mereka pun akhirnya ikut meninggalkan tempat ini.

Saat semua orang panik menghawatirkan keadaan Febby dan Kara, keduanya malah tertidur pulas tampa beban, jika bukan suara nyamuk menganggu pendengaran keduanya, maka sampai sekarang pasti di pastikan keduanya belum bangun "bjir nyamuk biadab," kesal Kara bangun dari tidurnya, begitu juga Febby

"Jam?" Kara melihat kearah jam tangannya "18.19 malam," Febby mengangguk, "Kemungkinan besar akan tidur disini, persiapkan tenda. Terlalu gelap untuk mencari jalan keluar lagi," pasrah sudah Kara mendengar ucapan Febby

Dua tenda sudah terpasang kokoh, Kara memilih masuk duluan kedalam tendanya sedangkan Febby masih ingat berada di luar, menikmati angin malam di tengah hutan, menatap langit malam bertaburan bintang indah

Berkali-kali Febby menghelang nafas berat memikirkan apa saja kejadian yang sudah di lewati, "Hidup di kehidupan dulu dan sekarang sama saja, takdir tidak pernah membuat gue bahagia atau tenang, capek juga kalau selalu seperti ini," berbicara sendiri sudah menjadi hobby baru Febby

"Apa nggak ada yang sadar kalau gue dan manusia monyet itu hilang?" menatap sekeliling pepohonan di sekitar yang sangat tinggal, kegelapan di tambah suara hewan-hewan kecil disana menjadikan suasana sangat tenang. Berbicara soal tenang, Febby adalah makhluk hidup yang tidak peduli manusia lain, jika boleh meminta. Febby hanya ingin jumlah manusia di sekitarnya berkurang agar hidup lebih leluasa. Saat masih di tubuh aslinya, Febby hanya punya dua sahabat dekat selebihnya Febby anggap bayangan hidup tampa raga.

Di dalam sana Kara masih terjaga, sibuk memikirkan sesuatu, berulang kali mengubah posisi tidur tetap saja kesulitan memejam kan matanya,

"Febby. Gadis yang tidak mempercayai adanya Cinta. Cinta? Kata yang sering kali di arti kan manis dan kasih sayang. Mengapa begitu banyak manusia tidak menyukai Cinta? Kata itu sangat indah, menimbulkan rasa bahagia setelah bertemu dengan yang tepat, gue harus akui jika cinta juga sakit, bisa membuat seseorang mati rasa dengan waktu yang berkepanjangan, membuat seseorang hanyut dalam kesedihan, tapi mungkin itu bukan cinta yang tepat, maka dari itu jangan mudah simpul kan bahwa setiap hubungan dilandasi cinta sejati, karena jika begitu seseorang akan merasakan sangat kehilangan," gumam Kara

"Kasihan juga Febby," Hati Kara merasa kasihan.

Dua manusia berbeda jenis kelamin tersesat di dalam hutan, menikmati malam dengan cara masing-masing dengan tenang tampa rasa cemas sekali pun. Bulan dan bintang menjadi saksi bagaimana mereka hanyut dengan fikiran masing-masing di dalam tenda yang berbeda. Malam yang sunyi menimbulkan rasa tenang di dalam hati, walau isi kepala berisik menjadi faktor utama kesulitan memejam kan mata. "Gue mau hidup bahagia, meski hanya sekali," mata sedikit berair setelah mengucapkan keinginannya, rasa dendam ternyata lebih mudah di dapat dari pada rasa bahagia, Febby sendiri tidak tau mengekspresikan rasa bahagia bagaimana.

Keesokan harinya Pagi-pagi Febby dan kara memulai perjalanan mencari jalan keluar, tersesat, bertemu jalan buntu terus saja di dapat. Terus berjalan bersama beriringan, Kara merasa kasihan melihat wajah Febby yang di penuhi keringat akibat terus berjalan, beberapa kali Kara tawarkan beristirahat sebentar tapi Febby selalu menolak.

Bibir pucat, keringat terus saja bercucuran di dahi Febby, "Kita istirahat dulu yuk," usul Kata "Tidak," jawab Febby, sangat keras kepala batin Kara

"Kita harus istirahat gila, bagaimana juga gue jalan keluar pasti masih jauh Febby, istirahat sebentar tidak akan membuat lo nggak keluar dari hutan ini," ujar Kara

"Tapi gue nggak mau istirahat Kara! Tidak ada waktu untuk istirahat, jalan masih jauh," Ketus Febby tiba-tiba merasa sangat emosional, menghelang nafas berat lalu mengangguk, Kara  lagi-lagi pasrah

Perjalanan kembali berlanjut, sesekali Kara berdebat dengan Febby akibat berbeda pendapat. Perjalanan diambil alih oleh Kara, Febby kelihatan sangat lelah, pada saat berangkat tadi belum sarapan. Terus berjalan menelusuri setiap jalan yang di penuhi tumbuhan liar. Saat tenaga sudah terkuras habis, mata Kara tidak sengaja menangkap sebuah celah dari dedaunan yang memperlihatkan jalan raya, berlari menghampiri untuk memastikan, betapa bahagianya Kara melihat jalan yang sempat di lewati saat ingin ke acara perkemahan. Febby dibuat bingung kemana Kara berada, berlari begitu terburu-buru seperti melihat hantu saja tadi

"FEBBY, GUE KETEMU JALAN KELUAR," teriak Kara, mata Febby terbulat sempurna mendengar itu, rasa lelahnya tadi seketika hilang, mengikuti arah langkah Kara tadi akhirnya Febby ikut keluar dari hutan itu, "Febby kita akhirnya bebas," Kara berlari memeluk Febby, sangking bahagianya ia tidak sadar jika Febby mematung

Ingin rasanya membunuh Kara sekarang juga, tapi Febby berusaha sabar bagaimana juga ia harus berterimakasih kepada Kara, "Sabar Febby, jangan bunuh manusia monyet ini," berbicara dalam hati sambil menyumpahi Kara karna sudah berani memeluknya. Beberapa menit memeluk Febby sangat erat, tiba-tiba ingatan Kara mulai sadar bahwa yang sedang ia peluk adalah gadis gila. Tersenyum paksa kearah Febby lalu melepas pelukannya, "Maaf, gue khilaf," Kara mengutuk dirinya sendiri

Febby hanya diam menatap Kara tajam, seperti Harimau lapar yang sebentar lagi membunuh mangsanya

_____________(☞^o^) ☞_________

SEGITU DULU INSYAALLAH SEBENTAR AKU BAKAL UP LAGI
JANGAN LUPA DI VOTE ⭐
MAAF KALAU BANYAK KATA YG TYPO

TRANSMIGRASI ✓ [ Open Pre Order  ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang