( Part 33 )

7.4K 481 6
                                    


𝙷𝙰𝙿𝙿𝚈 𝚁𝙴𝙰𝙳𝙸𝙽𝙶  ✨

Rombongan murid yang lebih dahulu berjalan dari kelompok Febby terpaksa putar balik, panitia takut jika kejadian yang sama akan menimpah murid lain

"Teman-teman, sesuai infomasi yang saya dapat, kita putuskan untuk putar balik, ada kejadian tragis menimpah kelompok Manusia hutan, pihak ketua pembimbing takut jika kejadian itu kembali menelan korban," jelas panitia kelompok Melati yaitu kelompok satu

Semuanya panik, ada juga mengeluh serta marah karena sudah berjalan begitu sangat jauh dan dengan hanya ada kecelakaan kecil acara jurit malam di berhenti kan

"Kecelakaan apa? kita udah jalan jauh, nggak adil banget kalau hanya kecelakaan kecil acara ini harus berhenti begitu saja," protes salah satu anggota kelompok melati

"Ini tidak bisa di anggap sepele Cinta! Salah satu teman kita terkena tembakan. Tiga peluruh mengenai tubuh nya. Kalian tau Febby? Dia korban dari tragedi itu,"

Semuanya kaget. Kara yang berada di kelompok satu langsung berdiri dari duduknya, di ikuti kedua sahabatnya. Tubuh Kara kehilangan tenaga seketika mendengar informasi itu

"Kenapa Kara?" tanya panitia

"Saya mau kesana sekarang," Kara berlari meninggalkan rombongan nya, semua histeris memanggil Kara. Bagaimana bisa situasi seperti ini seseorang sendirian menuju tempat kejadian

"Kenapa dia keras kepala sekali!" Kesal Panitia, Kara sangat menyusahkan menurutnya.

"Febby lo harus kuat," batin Kara. Ia terus berlari, sesekali terjatuh karena ranting pohon, penerangan sangat sulit saat ini, hanya mengandalkan senter di kepalanya sedikit membuat ia kesulitan melangkah, pukul 02.51 hutan sangat gelap

Sekitar tiga puluh menit berlari, Kata akhirnya tiba di tempat kejadian. Febby sudah tidak ada disana, hanya ada beberapa Guru disana. Kara menghampiri guru itu, "Permisi Pak, saya mau tanya Febby sekarang dimana ya?"

"Febby sudah di larikan kerumah sakit Nak. Tunggu, bukanya kamu kelompok satu kan? Kenapa ada disini?" Guru itu heran

"Saya kabur Pak. Kalau boleh tau Febby dibawa kerumah sakit mana Pak?"

"Astaga Kara, lain kali jangan seperti itu. Kasihan sama teman-teman mu panik. Febby dibawa kerumah sakit  Indraaa, tempatnya tidak jauh dari sini," jelas guru tersebut

Disisi lain tubuh Febby di periksa oleh Dokter serta tiga suster, kedatangan korban penembakan membuat para petugas kesehatan bertanya-tanya mengapa bisa terjadi. Datang dengan berlumuran darah semakin membuat Dokter yakin jika ini sangat parah. Guru serta  Abang pertama Febby sangat panik di luar ruangan ICU

Tidak berselang lama saudara Febby menyusul bersama Kara, entah kerasukan apa hingga hari Saudara Febby ingin memberikan tumpangan.

"Bagaimana keadaan Febby?" Kara begitu panik

"Febby masih di tangani." Kara prustasi, bersandar di tembok, terus menatap pintu ruangan menakutkan itu. Tidak lupa terus berdoa agar Febby bisa selamat

Adit berjalan menjauh, menelfon seseorang, "Saya mau kamu cari siapa pelaku dari tragedi ini. Saya mau secepatnya," Kara ternyata mendengar isi pembicaraan Adit

"ARGGHHHHH" Adit marah pada dirinya, begitu teledor menjaga Febby

"Bang tenang, ini rumah sakit," Abi berusaha menangkan Adit, melihat betapa khawatirnya Adit membuat hati Abi bertanya-tanya menggapai ia tidak merasakan itu

Jam terus berputar hingga saat ini tepat pada pukul 07.19 pagi, pintu ICU terbuka. Kara serta Adit dengan cepat menghampiri dokter. Dokter keluar dengan raut wajah suram, Adit dan Kara menjadi dua kali lipat panik

"Dokter, bagaimana keadaan adik
saya?" tanya Adit

Dokter sempat mengambil nafas dalam-dalam Sembari memejam kan matanya

"Pertama-tama saya ucapkan mohon maaf kepada keluarga, pasien saat ini mengalami koma, terdapat cedera berat di kepala pasien," hancur sudah pendirian keduanya. Kara sangat hancur mendengarnya, bagaimana bisa Febby sekarang koma

"Dokter apakah saya bisa masuk? Saya ingin melihat adik saya,"

"Silahkan, maksimal hanya satu orang saja dan tidak boleh lama," Adit melangkah masuk meninggalkan Kara seorang diri diluar. Terus berjalan menuju Febby yang terbaring bersama alat-alat di tubuhnya

Sekuat tenaga mendudukkan tubuhnya di kursi yang sudah disediakan. Menatap bagaimana alat-alat di tubuh Febby pelan-pelan menyiksa pemilik tubuh

"Dek, kenapa jadi orang kepoan banget si? Ngapain coba kamu mendekat kerumah tua itu, sikap kamu dari dulu nggak pernah berubah. Selalu keras kepala. Abang sampai pusing lo dek. Kamu sekarang jelek, banyak alat di tubuh kamu. Febby harus kuat ya, Abang mau kamu sehat kembali, setelah kamu sehat Abang janji akan kasih kamu izin tinggal di luar negeri," air mata Adit terus saja turun, ia sangat lemah jika menyangkut keluarganya.

"Tetap bertahan gadis cantik," bisik Adit, ia memutuskan keluar dari ruangan menyeramkan ini, terlalu menyakitkan melihat Febby seperti ini

Setiba diluar, Adit masih melihat Kara disana, duduk sambil memejamkan mata, laki-laki itu sama sekali tidak berfikir meninggalkan tempat ini. Adit sampai dibuat heran

"Nggak pulang lo?" tanya Adit,

"Nggak bang, gue masih mau disini,"

"Sampai kapan? Pulang sekarang, dari kemarin lo disini terus," Adit menyuruh Kara pulang dikarenakan Adit takut jika Kara akan jatuh sakit karena belum istirahat

"Nanti bang, gue mau ketemu Febby dulu, baru gue mau pulang," Kara tetap kekeh tidak ingin pulang

"Pulang dulu. Bentar malam lo bisa kesini lagi, nanti gue kasih izin ketemu Febby," Kara mengangguk, pamitan dengan Adit lalu pulang kerumahnya, beristirahat sebentar lalu kembali ke rumah sakit

________________________________________

ALHAMDULILLAH AKHIRNYA PART 33
SELESAI JUGA HEHEHE
( ˶ ❛ ꁞ ❛ ˶ )

JANGAN LUPA DI VOTE ⭐
DAN
SPAM KOMEN SUPAYA AUTHOR MAKIN SEMANGAT UP NEXT PART NYA
HEHEHE ♡(> ਊ <)♡

NGGAK KERASA SEBENTAR LAGI CERITA TRANSMIGRASI AKU UDAH ENDING, MAAF YAH KALAU MISALNYA ENDINGNYA CUKUP MENGECEWAKAN
Ó╭╮Ò

AUTHOR JUGA MASIH BINGUNG MAU KASIH ENDING SEPERTI APA
JADI KALAU KALIAN PUNYA SARAN JANGAN LUPA KOMEN OKY
(☞゚∀゚)☞

[ OKY SEE YOU 😘 ]

TRANSMIGRASI ✓ [ Open Pre Order  ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang