( part 17 )

11K 840 3
                                    

"Malas banget gue sama Pak Budi, Kepala sekolah tapi otaknya goblok banget, udah tau mendung banget. Masih aja dipaksain untuk jalan ke tempat kemah," siswi bernama Putri sangat kesal dengan kepala sekolah nya. Hujan turun sangat lebat, tapi posisi mereka masih di pertengahan jalan, beberapa orang kepeleset saat berjalan karena jalan dari tanah Merah, maka sangat licin sangat berjalan jika hujan

"Ibu tau nggak? Ka-" belum sempat menyelesaikan ucapannya, Guru matematika terkenal kiler
terpeleset, wajahnya bermasker tanah Merah.
Beberapa dari mereka tertawa diam-diam, takut membuat Serigala betina marah

"Aduhhh, sakit banget," teriak Guru itu ingin menangis 

"Ngakak banget. Muka ibu Tiwa lucu banget," Kekeh seorang siswi bersama temannya.

Menggunakan jas hujan dengan tas keril di punggungnya membuat febby seperti ingin mendaki, merek barang bawaan yang terbilang terkenal dan mahal membuat beberapa orang bertanya-tanya dari mana febby bisa mendapatkan uang untuk membeli barang itu, Febby hanya tersenyum tipis melihat ekspresi setiap orang yang melihat dirinya, seandainya mereka tau, bahwa tampa bekerja pun febby tetap kaya.

Berjalan setengah jam dari tempat mereka di turun kan, akhirnya tiba juga di tempat tujuan. Keadaan disana cukup kondusif, perkemahan antar sekolah tertata rapi, beberapa guru sedang berkeliaran ke tenda anak muridnya. Hujan sudah redah, digantikan langit yang berwarna oranye, banyak dari manusia disana memilih mengabadikan langit yang indah di Sore ini

~~~~~

"Capek banget, jalan setengah jam sambil bawa tas ransel berat, di tambah jalannya jelek banget, menyesal aku ikut," keluh kesah felisiah di dalam tendanya sendiri

Tiba-tiba emosi Felisiah naik saat ingatan dimana dirinya di permalukan tadi. Tangan mengepal kuat serta tatapan berubah jadi tajam, "Febby, tunggu pembalasan dari ku, akan ku buat kamu menderita dan juga orang-orang yang berada di dekat mu, Kau sudah membuat aku kehilangan kekayaan yang di berikan ayah ibran," Wajah Felisiah memerah, bibir nya pun menyeringai.

Waktu maghrib tiba, murid dan guru yang beragama Muslim mulai bersiap melaksanakan sholat maghrib berjama'ah di tempat yang sudah di sediakan panitia. "Febby nggak sholat nak?" tanya seorang guru agama bernama Khadijah. ibu Khadijah sedang di tugaskan mengajak setiap siswa-siswi beragama Islam untuk ikut sholat berjamaah

Febby hanya menggeleng, memberikan senyum simpul kepala ibu Khadijah, "Yasudah, kalau masa haidnya sudah selesai, jangan lupa sholat ya nak Febby," Ibu Khadijah menepuk punggung febby lembut, lalu melangkah pergi. Memilih berfikiran positif terhadap murid adalah hal yang selalu di terap kan ibu Khadijah

"Haid? Hahaha, sungguh positif sekali pikiran guru itu," Senyum indah terukir di wajah Febby, sayangnya tidak ada yang dapat menyaksikan itu. Sholat maghrib telah berlangsung, Febby memilih masuk ke dalam tendanya, menata barang bawaannya di dalam tenda.

Acara api unggun sedang berlangsung, semua murid di kumpulkan. Sejak tadi Febby merasa sangat risih mendapatkan beberapa tatapan genit
dari siswa sekolah lain, "Kurang ajar! Bocil kamprett. Risih banget di lirik terus, mau banget gue congkel matanya. greget gue," umpat febby dalam hati, mengutuk setiap laki-laki yang melirik nya diam-diam

Acara malam ini sangat seru bagi sebagian orang, pertunjukan seni sedang berlangsung di tengah api unggan yang sedang menyalah. Duduk di atas rumput sambil melihat setiap sekolah menampilkan keahliannya sangat menyenangkan, ini adalah kali pertama seorang Fiona berada di situasi seperti ini, sejak kecil Fiona selalu saja di batasi, karena Fiona adalah anak yang sangat di sayangi, makanya setiap aktifitas Fiona dibatasi, takut Fiona terluka

"Sungguh menyengkan," Seru febby, mata nya berminar melihat setiap tarian adat yang di bawakan. Seorang siswi dari SMA Cempaka yang duduk di samping Febby ikut mengiyakan ucapan Febby, "kamu benar, ini sangat menyenangkan," Seketika mata Febby menatap siswi itu, tatapan mereka bertemu, siswi itu memberikan senyum manis kearah Febby, namun Febby masih memasang wajah datar

"Hai, nama ku Sandyakalah, aku biasa di panggil Lala. Kalau nama kamu siapa?" Gadis bernama Lala itu mengulurkan tangannya sebagai tanda ingin bersalaman sambil memperkenalkan diri, "Febby," Mereka saling berjabatan tangan, "kamu sangat cantik Febby," puji Lala, kecantikan febby memang sudah tidak dapat di ragukan lagi, setiap pahatan Tuhan di wajah Febby sangat sempurna, Tuhan menciptakan Febby dengan keadaan hati yang baik

Senyum tipis membalas pujian Lala. Keduanya kembali menonton pertunjukan, lalu tiba lah sebuah drama singkat yang berjudul Teman kecil
Rasa senang di hati seketika hilang, Febby seketika malas menyaksikan itu. Mengingat kejadian beberapa hari membuat Febby malas dan benci saat mendengar kata teman kecil.

Febby beranjak dari duduknya, melangkah ke arah tenda. Mata Lala menyaksikan semua itu, rasa bingung atas perubahan Febby membuat ia
ingin bertanya, namun karena langkah Febby terkesan lebar, Lala tidak memiliki kesempatan untuk bertanya

"Febby kenapa ya?" batin Lala

~~~~~

Jakarta selatan..

"Mbak Maryam. Aidan mau tanya," ucap Aidan tepat di depan Mbak Maryam

"Tanya apa Aidan?" jawab Mbak Maryam. Posisi mereka sangat ini sedang berada di meja makan. Aidan yang berada di hadapan Mbak Maryam, sedangkan Baby Alexsa di gendongan Mbak Maryam

"Mbak, setelah adek Alexsa besar, dan Kak Febby udah nggak butuhin Mbak kagi, Mbak Maryam mau kemana?" Mbak Maryam berfikir sebentar, "Mbak akan pulang ke kampung Aidan, Mbak hidup di Jakarta ini karena menjadi Beby sister, tapi setelah melihat umur Mbak udah nggak mudah lagi, Mbak akan memutuskan pulang ke kampung, hidup dengan anak-anak serta suami Mbak di kampung," jelas Mbak Maryam

"Kampung Mbak emang dimana?" lanjut Aidan, merasa sangat penasaran dimana kampung Mbak Maryam, "Kampung Mbak itu di Makassar, Sulawesi Selatan," Aidan mengangguk mengerti

"Mbak Maryam bahagia nggak punya keluarga?" Mbak Maryam mengangguk membetulkan
"Mbak, boleh nggak nanti kalau Aidan udah kaya, Aidan mau beli keluarga? Kata orang, dengan uang kita bisa memiliki apapun, sekali pun
Itu kehidupan orang lain. Apakah itu betul?"

"Tidak semua bisa di beli dengan uang Aidan, sekali pun kamu kaya. Ke hangatan di dalam keluarga tidak terbilang harganya, kamu kaya dan memiliki semuanya pasti akan terasa hampa jika keluarga tidak ada. Keluarga adalah rumah ternyaman untuk pulang, berapa pun usia mu, kamu tetap membutuhkan itu. Mbak sendiri sudah setua ini masih sangat membutuhkan sosok orang tua. Saat kedua orang tua Mbak meninggal dunia, hidup Mbak sangat hancur, rasa semangat seketika hilang, maka dari itu harta yang paling berharga adalah keluarga."

________________(~ ̄³ ̄)~_______________

Segitu dulu ya gaiss insyaallah
Sebentar aku bakal up lagi Oky
JANGAN LUPA DI VOTE ⭐
MAAF KALAU BANYAK KATA YG TYPO 🌺

TRANSMIGRASI ✓ [ Open Pre Order  ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang