Mbak Maryam tiba-tiba terjatuh ke lantai setelah mendengar kabar Febby sedang koma. Melihat itu dengan sigap Adit membantu mbak Maryam berdiri kembali. Tetapi tenaga mbak Maryam seakan hilang. Kakinya pun tidak berhenti bergetar
"Bu ayo berdiri dulu," pinta Adit. Melihat kondisi pengasuh anak Febby, Adit dapat menilai jika wanita paruh bayah di depannya begitu menyayangi Febby.
"Biarin Ibu gini dulu, ibu gak kuat untuk berdiri," tangisan pilu mbak Maryam perlahan mulai terdengar ditelinga Adit. Siapa yang mendengarkannya pasti merasa ibah
Lima menit berlalu akhirnya tangisan Mbak Maryam mulai mereda membuat Adit bernafas lega.
"Bu, sekarang kita kerumah sakit ya, saya mintak tolong ajak kedua anak Febby. saya tunggu disini," Mbak Maryam mengangguk.
Setiba mereka dirumah sakit. Hampir semua orang disana menatap kearah Adit, bagaimana tidak. Gayanya sekarang seperti seorang Ayah yang mempunyai dua anak. Mbak Maryam sengaja tidak ikut agar keluarga Febby tidak merasa terganggu. maka dari itu sekarang Adit menggunakan kedua tangannya. Yang satu memegang tangan Aidan yang satu lagi menggendong Alexsa
"Kita buat apa kerumah sakit Kak?" tanya Aidan
"Nanti Kakak kasih tau ya, sekarang kamu ikut saja," jawab Adit, mereka terus berjalan hingga tiba di depan ruangan ICU. Abi melihat kedatangan ketiganya, berjalan menghampiri Adit sambil memasang wajah penasaran
"Anak laki-laki ini siapa? Anak mu Bang?"
"Sembarangan, ini anak angkat Febby," Abi mengangguk, pantas saja tadi Adit menyebut nama laki-laki, padahal setahunya anak angkat Febby itu perempuan, "sini bang, biar Abi gendong. Abang sama bocil ini langsung ke Febby aja," Adit memberikan Alexsa ke Abi. Bayi itu keadaan tertidur di bawa oleh Adit, maka pada saat di ambil oleh Abi, ia sedikit terganggu
"Cantik banget," puji Abi.
Aidan semakin bingun saat di ajak masuk keruangan di depannya, "Ayo masuk, ada yang mau Kakak kasih lihat sama kamu," Aidan mengikuti langkah Adit. Pada saat masuk Aidan dibuat terheran-heran
"Dia siapa kak? Kenapa begitu mirip dengan Kak Febby?" Ingin rasanya Adit menangis di detik itu juga. "Ayo mendekat, lihat siapa yang sedang terbaring disini,"
Mata Aidan membulat sempurna, ia begitu kaget melihat siapa itu. Matanya berkaca-kaca, ia menatap Adit dengan mimik wajah menyedihkan, Adit hanya bisa mengangguk. Mengiyakan maksud Aidan, Menyedihkan sekali.
"Mengapa bisa Kak?" lirih Aidan, suaranya hampir tidak terdengar
"Febby mengalami kecelakaan Aidan," jelas Adit. Menyakitkan sekali, baru saja Aidan merasakan kasih sayang, tetapi Tuhan kembali memberikan cobaan. "Jangan ambil Kak Febby Tuhan, Aidan mohon." batin Aidan.
"Banyak doa untuk Febby, Aidan. Hanya doa yang dapat membuat seorang umat dekat dengannya. Kamu anak yang baik, doakan Febby agar selamat, Kakak yakin Tuhan sayang dengan kamu." Bukan tanpa alasan Adit mengatakan itu, Ia sadar jika selama hidup di dunia ini, hanya perbuatan dosa yang dilakukan.
Sekitar dua puluh menit berada di dalam ruangan ICU, Adit dan Aidan memutuskan keluar dari ruangan ICU. Mata Aidan bengkak karena menangis tanpa bersuara, situasi yang menyakitkan. Abi masih diluar, menggendong Alexsa yang sudah terbangun
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI ✓ [ Open Pre Order ]
Teen FictionSUDAH BISA DI BELI DI SHOPEE, BURUAN SEBELUM BERAKHIR DISKONYA @FIRAZMEDIA. itu nama Shopee nya teman-temann (Versi Wattpad belum sepenuhnya aku revisi ya teman-teman. Kalau minat versi rapi nya kalian bisa beli versi cetak di shopee @Firazmedia ) ⚠...