Tangan rara mencari suara ponselnya yang berdering, dengan mata yang masih tertutup.
"Halo" sapa rara kepada orang di seberang telepon dengan suara khas orang bangun tidur.
"Tidur lo? Gue di depan" jawab orang tersebut.
"Depan?apanya di depan?" Tanya rara masih belum mengerti.
Telepon pun terputus.
Rara membuka matanya, mencoba membaca nama yang tertera di layar handphonenya.
Crocodile
Iya, rara menyimpan nomor ponsel adit dengan nama itu. Semenjak rara tau adit itu pacar mei, mereka jadi lumayan dekat. Sering jalan bareng bertiga, kumpul bareng. Rara hanya ingin memastikan temannya baik baik saja bersama adit. karena sampai saat ini rara masih belum yakin pada adit.
Rara bergegas bangun dari tempat tidurnya, berlari kecil menuju teras, menghampiri adit yang sudah berdiri sambil berkacak pinggang.
"Kenapa?" Tanya rara yang membuat adit kaget dengan kedatangannya tiba tiba.
"Yuk ikut gue" ajak adit
"Gue?" Tanya rara lagi
"Bukan!" Jawab adit kesal
"Mau kemana sore gini?" Jawab rara yang menyadari hari sudah pukul 4 sore.
"Ke rumah sakit" jawab adit singkat.
"Mei? Mei kenapa? Tunggu bentar" rara panik, langsung berlari menuju kamar mandi, mencuci mukanya kemudian berganti baju.
Tidak sampai 15 menit, rara pun kembali menghampiri adit.
"Mau kemana?" Tanya bunda yang mengikuti rara dari belakang.
"Ke rumah sakit bun, mei masuk rumah sakit" jawab rara buru-buru sambil memakai sepatu flat miliknya.
"Hati hati, pulang jangan terlalu malam, nanti di cari ayah" jawab bunda pada mereka.
Bunda sudah sangat mengenal adit, karena adit sering mengantar rara, dan sering ikut kumpul bareng di rumah rara juga.Adit dan rara pun menyujud tangan bunda, sembari berpamitan.
Mobil adit melaju santai, menyusuri jalan yang tidak terlalu ramai dengan kendaraan.
"Buruan dit" ujar rara pada adit yang menyetir mobil santai.
"Buruan buruan... mau lo gue nabrak orang, terus orangnya mati, terus lo di gentanyangin?" Nyinyir adit yang membuat rara terdiam sembari menunduk.
"Maaf ra, gue gak ada maksud buat ___" kata kata adit terhenti, ketika dia menyadari kesalahan yang dia buat. Lagi lagi adit mengingatkan rara pada Angga.
"Gpp" rara menarik senyum di sudut bibirnya.
"Ini kita mau kemana? Kenapa ke arah sini, rumah sakit kan arahnya disana" Ujar rara yang memperhatikan jalan yang di lalui adit bukan menuju rumah sakit.
"Lo beneran mau ke rumah sakit?" Tanya adit memastikan.
"Iya, besuk mei kan?" Jelas rara sambil bertanya.
"Maksud gue ke rumah sakit buat benerin otak lol yang Lola itu, makanya kalo orang ngomong jangan suka nikung, jadi gak nyambung" Ujar adit sambil memukul kecil kepala rara.
"Sialan!! Gue kira mei yang sakit, terus ini mau kemana?" Tanya rara lagi.
"Gak usah banyak tanya" jawab adit sambil memainkan handphonenya. Sepertinya sedang membalas pesan seseorang.
"Enak aja ngajak anak orang pergi, di tanya malah di bilang gak usah banyak tanya, mana udah sore, mandi juga belum" batin rara kesal.
Mobil sedan dengan warna hitam itu stop di sebuah tempat dimana ada beberapa penjual makanan. Ada gerobak siomay, gerobak bakso, gerobak es kacang dan ada beberapa gerobak lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATU NAMA, SEBUAH CERITA
Teen FictionBagaimana jika kehidupan seseorang selalu di bayangi oleh sosok seorang dari masa lalu, entah itu karena sesuatu hal yang belum dia ketahui atau karena rasa ketidak ikhlaskan karena kehilangan seseorang yang selalu ada untuknya sejak 4 tahun lalu. B...