17. Teman Lama

38 3 0
                                    

"Yang masuk kelompok aku, hari ini pulang sekolah kumpul di rumah Lina ya" Ujar zaki yang sudah berdiri di depan kelas.

"Kok tiba-tiba banget yah, gak ada polling dulu gitu" gerutu vanya.

"Udah tadi, tapi kalian pada di kantin" jawab lina.

"Udah si nyak, lagian sepenting apa suara kita buat mereka" sambung rara.

"Ciee ciee..., ada yang ngambek ni" ledek febby.

"Dit, ikut kan ke rumah lina kerja kelompok? Kita nebeng mobil lo ya" tegur vanya pada adit yang baru masuk ke kelas.

Adit hanya mengacungkan jempol sambil terus berjalan menuju mejanya.

****

Jam pelajaran selesai, suara bel sudah memecah keheningan di tiap kelas. Membuat semua siswa siswi bergegas mengemasi peralatan sekolah mereka.

"Ngapain lo?" Rara kaget melihat adit yang sudah duduk di sudut meja.

"Katanya mau nebeng, kalo gak jadi ya udah gue duluan" jawab adit ketus.

"Ee.. tunggu dit, bentar kita beres beres dulu" jawab vanya menyetop adit yang hendak berdiri.

"Wajar kayak keong, itu tas bukunya banyak banget, udah kayak perpustakaan" sindir adit sembari melihat rara memasukkan bukunya ke dalam ransel.

"Emangnya lo, buku di tinggal di laci, gak pernah di ajak pulang" ejek rara balik.

"Bisa gak sih kalian berdua gak ribut sehari aja, botak lama lama kepala gue" vanya kesal.

"Dia yang mulai" tunjuk rara pada adit.

"Sudah... sudah, yuk cabut" ajak febby.

*** Rumah Lina ***

Suasana di rumah lina pun sudah ramai dengan Suara tertawa, obrolan, perdebatan dan banyak lagi hal lain.

"Nempel terus, udah kayak colokan listrik" sindir febby pada nora yang selalu gak mau jauh dari zaki.

"Iri lo ya, makanya punya cowok" jawab nora.

"Mau kemana beib" teriak vanya pada rara yang berdiri dari tempat duduknya.

"Ke teras bentar" jawab rara sambil melangkah meninggalkan mereka.

Rara merasa nafasnya sesak, hatinya sakit tiap kali melihat zaki dan nora. Lamunan membawanya kembali ke saat dia masih bersama zaki, saat zaki memintanya menjadi pacarnya, hari-hari yang menyenangkan walau hanya sebentar.

Sesaat lamunan rara pecah, karena menyadari kedatangan zaki. Rarapun hendak melangkah pergi menjauh, tetapi zaki menahan tangannya.

"Ada apa ki?" Tanya rara sambil melepaskan cekalan tangan zaki.

"Ada yang mau aku omongin ke kamu, sebentar" jawab zaki.

"Pul...." Belum sempat zaki menyelesaikan kata katanya. Adit sudah menarik rara pergi dari sana.

"Adit, lepasin... Sakit tau" pinta rara pada adit yang menariknya kasar.

"Lo mau ikut pulang atau gak?" Tanya adit ketus.

"Iya, gak harus narik narik juga bisa kan" jawab rara sebal, sembari mengusap pergelangan tangannya yang memerah.

Adit malah mengacuhkan perkataannya dan melangkah masuk mobil.

Sepanjang perjalanan, rara dan adit hanya saling berdiam. Vanya tidak ikut bersama mereka, karena rumah vanya memang dekat dari rumah lina, cukup berjalan kaki. Sedangkan febby sudah di jemput pacarnya.

SATU NAMA, SEBUAH CERITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang