13. Asing

41 2 0
                                    

"ya ampun, Rara... Kamu kenapa?" Teriak bunda ketika melihat Rara yang di papah Adit ketika masuk ke teras rumah.

"Itu bun, tadi Rara kepeleset di sekolah" Rara mencari alasan.

"Makasih nak...?" Ujar Bunda sekaligus bertanya nama pada Adit.

"Aditya tante" ujar Adit sambil menyalami tangan bunda.

"Zaki mana? Kenapa bukan dia yang mengantar kamu?" Pertanyaan bunda tiba-tiba membuat Rara dan Adit langsung menatap ke arah bunda.

"Tante, aku permisi pulang ya" Adit bergegas pamit ke bunda dan Rara.

"Thanks dit" ucap Rara pada Adit.

"Makasih sudah nganterin Rara" Ucap Bunda pada Adit.

Adit hanya menarik segaris senyum di sudut bibirnya.

"Kamu belum jawab pertanyaan bunda tadi" tanya bunda kembali sambil membantu Rara duduk di sofa.

"Pertanyaan yang mana bun?" Rara pura pura bego'

"Zaki mana?" Jelas bunda lagi

"Almarhum bun" jawab Rara sambil meluruskan kakinya di atas sofa.

"Huss ngomong apa kamu ini"

"Haha, Rara udah gak lagi sama Zaki bun" jelas Rara.

"Lalu, yang tadi?" Tanya bunda lagi.

"Itu Adit temen sekelas Rara, keponakan kepsek" jelas Rara lagi.

Bunda-pun pergi mengambilkan es batu untuk mengompres kaki Rara yang terlihat membengkak.

"Kenapa lu? Abis nangkep kodok?" Tanya Icha yang baru pulang.

"Iya" jawab Rara ketus, adiknya itu selalu membuatnya kesal.

"Dari mana lu, jam segini baru balik, pacaran?" Rara melirik Icha.

"Kerja kelompok" jawab Icha sambil melangkah masuk kamar.

*****

Rara merenung, menatap keluar jendela kamar, tak sengaja bayang-bayang Adit muncul di kepalanya. Rara teringat ketika Adit menggendong-nya menuju UKS, senyum tipis muncul di sudut bibirnya. Entah kenapa malah Adit lelaki dingin itu yang harus muncul di kepalanya saat ini. Tiba-tiba lamunan-nya pecah ketika ponsel miliknya berdering begitu keras.

"Kenapa cereweettt" teriak Vanya kesal karena sudah membuyarkan lamunan-nya.

"Kenapa lU, sewot banget gue teleponin"

"Hehe, gpp... Kenapa?"

"Gimana luka lu, sudah baikan? terus tadi Adit nganter lu sampe rumah kan?"

"Udah tadi di bersihin lagi sama nyokap, udah mendingan, dan Adit anter gue sampe rumah"

"Yakin banget udah sembuh, besok masuk atau izin"

"Ya masuk lah nyak, ya kali gue izin mulu bisa-bisa gak lulus gue"

"Hahahaa, siapa tau lu gak mau lulus, masih betah di sekolah"

"Wiih, udah bosen punya mulut lu ye"

"Wkwkwk, becanda gue"

"Kenapa lu? Lagi galau? Tumben nelponin gue malem-malem gini"

"Gue ni perhatian sama lu tau, malah di bilang galau, yaudah bye ampe ketemu di sekolah nyonya bawel"

SATU NAMA, SEBUAH CERITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang