6. Terkenal

44 3 0
                                    

12 Oktober 2006 adalah hari jadi rara dan zaki. Hari yang membuat perasaan rara tak karuan, sekaligus bahagia, dia tidak pernah menduga jika zaki menyukainya.

Rara mengambil selembar foto dari laci meja belajarnya, kali ini bukan fotonya yang bersama Angga, melainkan foto angga yang sedang sendiri.

"Hai emon" sapa Rara pada foto itu, Rara memang punya panggilan tersendiri untuk Angga, yaitu emon yang di ambilnya dari salah satu film kartun kesukaan Rara dan Angga, Karena angga yang selalu ada untuk Rara,selalu membantunya dan apa yang Rara inginkan pasti Angga turuti, itulah alasan Rara memanggilnya emon.

"Hari ini aku di tembak sama Zaki, dan aku terima, aku harap ini awal yang baik. Meskipun ada dia sekarang kamu tetap yang terbaik buat aku mon" Rara mencoba tersenyum sambil memandangi foto yang dia pegang.

*****

"Tumben bangunnya pagi" ujar bunda yang melihat Rara sudah rapi dan ikut sarapan lebih awal dari pada biasanya.

"Bunda ini, Rara kesiangan ngomel, Rara bangun lebih cepet ngomel" Gerutu rara pada bunda.

"Bukan gitu, cuma gak biasa aja" bunda tersenyum melihat anaknya yang mulai memanyunkan bibirnya.

"Mungkin mau ada yang jemput bun" tebak Icha sembarangan, tapi apa yang dikatakan Icha memang betul. Karena semalam Zaki mengirimkan pesan kalau dia akan menjemput Rara pagi ini.

"Siapa?" Tanya ayah tiba-tiba setelah mendengar Icha berkata seperti itu.

"Teman yah" jawab Rara singkat

"Teman apa temen?" Selidik ayah

"Teman ayaaah" Rara menyembunyikan kebenaran dari ayah, takut kalau ayahnya tidak suka dia punya pacar saat ini.

"Jujur aja, ayah gak bakal marah, asal kamu bisa jaga diri dengan baik dan gak macem- macem" jelas ayah meyakinkan Rara.

"Iya ayah" jawab rara sambil mengangguk sekaligus bahagia ketika mendengar perkataan ayahnya yang memberi lampu hijau padanya, ee bukan bukan lebih tepat lampu kuning kali yah, kan hati-hati 😃😄😀

Tak berapa lama Zaki pun datang.

"Ajak masuk" ucap bunda

"Gak usah bun, biar dia di teras aja, ngapain di suruh masuk" bisik Rara pada bunda.

"Kamu ini, masa iya di biarin di teras"

"Kan udah mau berangkat juga bun" jawab Rara sambil memakai tas ranselnya.

Ayah dan bunda pun mengikuti Rara yang berjalan keluar.

"Pagi om, tante" sapa Zaki sambil tersenyum ramah seperti biasa senyum lembutnya akan meluluhkan hati siapapun yang melihatnya.

"Kamu pacarnya Rara?" Tanya ayah tiba-tiba dengan muka sedikit menyelidik.

Jedeeeerr, rasanya rara tersambar petir di pagi hari, mendengar pertanyaan ayah yang to the point.

"Iiya om" jawab Zaki sambil menundukkan wajahnya.

"Jaga anak om baik-baik, kalo kamu macem macem om gantung kamu" ayahnya menjawab dengan nada lantang.

SATU NAMA, SEBUAH CERITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang