"Sorry" ucap rara ketika sapunya mengenai sepatu zaki yang baru saja melangkah masuk ke dalam kelas.
"Tumben dateng lebih awal akhir-akhir ini" ujar zaki menghentikan langkahnya di hadapan rara.
"Setiap orang bisa berubah jadi lebih baik bukan" jawab rara dengan senyum segaris.
"Lalu, apa hubungan yang sudah terlanjur rusak, bisa berubah jadi baik juga?" Bisik zaki membuat rara melangkah mundur memunggungi tembok.
"Maaf, aku mau lanjut nyapu" jawab rara meminta zaki menyingkir dari hadapannya.
"Jawab dulu" Zaki menunggu jawaban rara.
"Menurut kamu?" Tanya rara balik.
"Maybe" jawab zaki singkat
"Masih pagi" ucap adit saat mendapati zaki dan rara berbicara berdua dengan jarak yang terlalu dekat.
Rarapun mendorong zaki menjauhinya. Kemudian lanjut membersihkan kelas.
*****
"Kantin yuk" ajak vanya pada rara yang sedang membenamkan wajahnya di atas meja.
"Lo aja, ngantuk banget gue" jawab rara
"Mau nitip apa?" Tanya vanya lagi
"Gak.." jawab rara singkat.
"Gak ke kantin" tanya seseorang yang kini duduk di samping rara.
"Gak" jawab rara masih membenamkan wajahnya ke atas meja.
"Kamu kenapa?" Tanya nya lagi
"Gpp" jawab rara singkat kemudian mengangkat kepalanya melirik lelaki itu.
"Kamu sakit, badan kamu panas" ujarnya sambil meletakkan telapak tangannya ke dahi rara.
"Gpp, pergi sana" usir rara pada zaki dengan wajah masam.
"Aku anter ke UKS" zaki meraih lengan rara.
"Gpp, aku disini aja" tolak rara
"Ayolah, kamu masih anggep aku temanmu kan atau kamu memang udah gak mau kenal aku lagi?" Pertanyaan zaki membuat rara tidak dapat menolak bantuannya.
Zaki memapah rara ke UKS, berjalan melewati koridor kelas. Seketika mata rara menatap adit yang berjalan berpapasan dengannya, tapi adit membuang muka ketika rara mencoba tersenyum padanya.
"Kenapa dia? Gue salah apa?" Umpat rara bingung melihat tingkah adit yang kembali menjadi manusia dingin.
"Berbaringlah, kamu pasti belum makan kan? Aku kembali bentar lagi" zaki pergi meninggalkan rara.
Tak lama dia membawa beberapa bungkus roti cokelat dan air mineral botol.
"Makan" suruh zaki memberikan roti yang sudah lebih dulu dia buka dari bungkusnya.
"Dia kenapa? Kenapa tiba-tiba sikapnya seperti ini? Dia gak benci gue karena udah gue campakkan?" Batin Rara bertanya- tanya.
"Kenapa?" Tanya zaki melihat rara yang kini menatapi dirinya.
"Aaa.. gpp" rara menggigit rotinya dengan cepat.
Bel sudah terdengar di tiap penjuru sekolah, tanda jam istirahat sudah berakhir.
"Aku masuk kelas ya" ujar zaki.
"Emm, aku juga mau ke kelas" rara berdiri dari tempat duduknya.
"Sudah lebih enak?" Tanya zaki
Rara hanya menganggukan kepalanya pelan.
"Eheemm" ledek vanya ketika rara tiba di dalam kelas kemudian mendudukkan diri di kursinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATU NAMA, SEBUAH CERITA
Ficção AdolescenteBagaimana jika kehidupan seseorang selalu di bayangi oleh sosok seorang dari masa lalu, entah itu karena sesuatu hal yang belum dia ketahui atau karena rasa ketidak ikhlaskan karena kehilangan seseorang yang selalu ada untuknya sejak 4 tahun lalu. B...