"Halo bro, kenapa lu gak masuk? 2 minggu lagi kita ada kegiatan study tour" sapa Denis teman satu meja Adit lewat telepon.
"Biasa, muka gue masih sedikit memar, ya..tau gue"
"Gue lupa, lu pasti udah tau, tapi yang ini lu pasti belum tau, kalo lu masuk team Zaki dan Rara untuk tugas kelompok dari Bu Dian"
"What? Haha.." Adit tertawa masam.
Telepon pun terputus.
Adit melihat cermin wajahnya yang masih memar akibat perkelahiannya sabtu pagi kemarin.
Flashback
Aditya yang sedang menuju sekolah, sudah di hadang oleh 3 orang laki-laki yang kemarin mengganggu Rara dan sahabatnya. Baru saja memasuki jalan menuju ke arah sekolah tapi sebelum tiba disekolah, kaca mobilnya di lempar dengan sebuah batu bata, memaksa Adit turun.
Aditya mengeratkan kepalan tangannya. Menuju ketiga lelaki yang sudah berdiri sedari tadi menunggunya.
"Anj**g, lu belum kapok juga" Aditya langsung memukul salah satu dari mereka, dan membuat temannya yang lain ikut mengeroyok Adit.
"Lu berani main keroyokan hah b*nci" Aditya berhasil berada di atas salah satu dari mereka.
Bukan Aditya kalau dia tidak bisa mengalahkan mereka, walaupun bertiga setidaknya mereka juga babak belur di buat Adit, walau Adit sama babak belurnya.
"Berani lu muncul di depan gue lagi, mati lu" ucap Aditya setelah berdiri kemudian meninggalkan ketiga lelaki itu.
Flashback selesai
Aditya mengepalkan tangannya lalu memukul tembok yang ada di hadapannya. Hatinya tidak karuan, pikirannya kacau.
"Dasar munafik, topeng lu palsu" maki Adit sambil melihat selembar foto yang ada di tangannya.______________________________________________
Anak-anak mulai berkumpul di lapangan, karena hari jum'at adalah mata pelajaran olahraga, biasanya anak-anak cewek berganti pakaian di dalam kelas dan menyuruh anak-anak lelaki lebih dahulu ke lapangan. Rara dan Vanya keluar paling akhir, Aditya menatap Rara sinis seperti tatapan orang yang penuh dengan rasa kesal, marah dan kebencian.
"Napa si adit, kok liat lu gitu banget?" Tanya Vanya heran karena melihat ekspresi Adit yang seolah begitu membenci rara.
"Gak tau gue nyak apa salah gue sama dia, sudah hampir 1 minggu ini juga dia selalu ngejek gue munafik, gak ngerti gue maksud- nya dia, tapi gue abaiin aja" Rara sama bingungnya melihat sikap Adit yang begitu dingin padanya, entah kesalahan apa yang sudah Rara buat.
"Mungkin lagi PMS dia wkwkwk" ledek Vanya.
"Bisa jadi" Rara mengangguk setuju sembari tersenyum.
Selesai olahraga, seperti biasa Rara, Vanya, dan beberapa anak lain memang lebih suka bermain basket, dan anak lainnya entah dimana, ada yang rebahan di kelas, jajan di kantin, bahkan duduk di bawah pohon yang ada di depan kelas.
"Bugh..." Lemparan Rara tidak sengaja mengenai bahu Adit yang memang sedang melintas di lapangan basket.
"Lu gak punya mata?buta? Lu gak liat gue lagi jalan hah!!!" Bentak Adit sambil mendorong Rara membuat Rara kaget.
"Gue.. gue..gak sengaja" ucap Rara terbata- bata, hatinya terasa remuk ketika mendengar Aditya yang begitu keras membentaknya. Rara paling tidak suka di bentak siapapun, air matanya pasti mengalir begitu saja ketika ada yang membentaknya.
Rara menundukkan wajahnya, mencoba menahan agar air matanya tidak jatuh saat itu juga, Rarapun berdiri dan meninggalkan lapangan menuju wc.
"Sialan, bangsat gue gak sengaja nabrak dia, kenapa dia harus ngebentak-bentak gue di depan orang rame kayak tadi" maki Rara di dalam wc sambil menghapus air matanya yang sudah gak bisa dia tahan.
"Ra, lu di dalem...ra?" Panggil vanya.
"Iya nyak bentar, gue mules" Rara berbohong.
Vanya paham betul bahwa sahabatnya itu tidak bisa di bentak sedikit saja oleh siapapun.
"Lu gak usah bohong, gue kenal lu udah lebih dari 1tahun" teriak Vanya dari luar wc.
Rara hanya diam dan keluar dengan muka yang sudah memerah.
"Udah gak usah di ambil hati, orang macem Aditya emang gitu, susah di tebak, kayak cuaca bentar ujar, bentar panas sama tuh kayak Adit" Nyinyir Vanya sambil mengelus bahu Rara.
"Haha, iya.. gpp kok gue, gue cuma kaget aja" Rara mencoba tertawa.
Rara dan Vanya pun masuk ke kelas, Zaki yang melihat wajah dan mata Rara memerah, kaget karena begitu kelihatan jika pacarnya itu habis menangis.
"Kenapa?" Tanya Zaki yang mulai mendekati Rara dan Vanya.
"Noh, di bentak sama dia" ucap Vanya sambil menunjuk ke arah Aditya.
Zaki berdiri dengan cepat lalu mendekati Aditya yang sedang mengobrol dengan temannya.
"Brakk..." Zaki menggebrak meja Adit, sehingga membuat Aditya berdiri dari tempat duduknya.
"Kenapa lu? Gak suka gue bentak pacar lu yang munafik itu!!" Aditya menarik kerah baju Zaki karena emosi.
"Gue gak suka main kasar kayak lu, gue peringatin jangan sekali-kali lu ngebentak Rara apalagi sampai buat dia nangis, atau lu berurusan sama gue!!" Zaki melepaskan tangan Aditya dari kerah bajunya.
Anak-Anak yang ada di ruang kelas terdiam melihat dua lelaki itu murka dengan mata yang saling tatap-tatapan dengan tajam. Rara dan Vanya pun terdiam.
Weleh weleh...
Babang zaki kalo lagi marah nyeremin juga ya, sampe satu kelas di bikin kaget.Terus itu sih aditya kenapa yak?
Mau tau aditya kenapa? Yuk pantengin terus, jangan lupa masukin daftar perpustakaan biar tiap kali aq update dapet notifikasinya gaezzz...
KAMU SEDANG MEMBACA
SATU NAMA, SEBUAH CERITA
Ficção AdolescenteBagaimana jika kehidupan seseorang selalu di bayangi oleh sosok seorang dari masa lalu, entah itu karena sesuatu hal yang belum dia ketahui atau karena rasa ketidak ikhlaskan karena kehilangan seseorang yang selalu ada untuknya sejak 4 tahun lalu. B...