30. Happy New Year

31 3 0
                                    

"mau kemana ra?" Tanya emi pada rara yang sudah siap pergi ke rumah adit.

Emi : anak adiknya bunda rara, lebih tepatnya sepupu rara, yang rumahnya tidak begitu jauh dari rumah rara. Teman rara sejak kecil, usia mereka hanya berbeda 1 tahun.

"Ada acara mi, di rumah temen. Gue tinggal ya" jawab rara.

Kini di rumah rara ada keluarga dari sebelah bunda, yaitu adik bunda, kakak bunda. Yang memang kebetulan rumahnya tidak jauh dari rumah rara. Biasa memang tiap tahun baru pada kumpul di rumah rara.

"Bun, ayah anter rara dulu ya" ayah pamit sambil mengenakan helm.

"Tadi siang ke rumah adit?" Tanya ayah di atas motor.

"Iya yah, bantuin ibu siapin makanan" jawab rara.

"Ibunya adit?" Tanya ayah

"Bukan yah, bibi yang kerja di rumah adit" jawab rara.

"Oh.. ibunya adit?" Tanya ayah lagi

"Mamanya adit sama papanya ada di bandung yah, adit disini sama adiknya ma.. ma.. lupa rara nama adiknya" rara mencoba mengingat nama adik adit yang di beritahu- kan bibi.

Tak lama merekapun sampai di depan pagar rumah adit. Halaman depan rumah adit di penuhi banyak motor yang terparkir disana.

"Hei...." Sapa cici yang baru sampai sambil merangkul rara.

"Om, sehat?" Tanya cici pada ayah.

"Alhamdulillah sehat, titip rara ya" ujar ayah yang kemudian berlalu.

"Besar ya rumahnya" bisik cici pada rara yang kini memasuki halaman rumah adit.

"Beib..." Teriak vanya yang sedang bersama indira berada di teras rumah adit.

Rara memperhatikan sekeliling, tidak mendapati adit, mobilnya juga tidak ada.

"Cari siapa?" Tanya vanya pada rara yang celingak celinguk.

"Mm...gak cari siapa-siapa" jawab rara tersenyum kecil.

Rara melihat ke beberapa orang yang berada di halaman rumah adit, ada banyak teman nongkrong adit, yang pernah dia lihat waktu adit mengajaknya mampir ke tempat tongkrongannya waktu itu. Ada banyak anak IPS juga dan anak anak kelas mereka.

Mata rara tertuju pada mobil yang baru saja masuk ke garasi, siapa lagi kalo bukan adit. Adit memanggil axel dan andra untuk membawa beberapa kotak minuman yang ada di dalam mobil. Adit berjalan menuju rombongan anak-anak tongkrongannya, lalu mengobrol disana.

Mata rara menatapi adit dari kejauhan, lelaki itu memang simple, dengan gayanya yang menggunakan kaos / sweater / jaket, mau apapun yang dia gunakan selalu cocok. Wajar jika dia banyak yang suka, apalagi cewek-cewek di kelas IPS.

"Ssttt..." vanya memberi sebuah isyarat dengan lirikan mata yang mengarah ke seseorang, membuat tatapan rara ke adit beralih.

Rara, cici dan indira pun melihat ke arah yang di maksud vanya. Berdiri seorang wanita yang menggunakan celana jeans pendek di padukan dengan kaos berwarna putih lengan pendek dan rambut hitam lurus tergerai, Cantik lebih tepatnya.

"Itu cewek yang waktu itu di bawa adit ke mall, pas ketemu kita kan?" Bisik cici

"Iya, betul... Cewek itu" indira ikut bersuara

"Brengsek" umpat rara yang kemudian berjalan menghampiri adit.

"Mei mana?" Tanya rara pada adit dengan tatapan murka.

"Gak ikut, ada acara bareng teman sekolah- nya" jawab adit pada rara.

"Sakit jiwa... Bilang aja lo gak ngajak mei, karena lo ngajak itu cewek!!" umpat rara.

SATU NAMA, SEBUAH CERITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang