7. Kabar Baik

41 4 0
                                    

"ra, nanti pulang sekolah kamu bareng sama mereka dulu ya, aku ada kegiatan pulang ini, di suruh langsung kumpul" ujar Zaki pada Rara yang sedang asik bercerita dengan ketiga sahabatnya di koridor depan kelas mereka.

"Iya, lagian aku juga udah lama gak pernah bareng mereka lagi semenjak kita pacaran" jelas Rara dengan waja sumringah, akhirnya dia bisa pulang bareng ketiga sahabatnya lagi, bisa mampir makan dulu sebelum pulang, bisa sambil cerita di sepanjang jalan, sebab semenjak pacaran dengan Zaki tiap kali pulang sekolah Zaki selalu mengantarnya, seolah takut sekali Rara bakal di culik orang.

"Nyak, ci, ra titip pacar aku yang imut ini ya, jagain, jangan sampe ada yang nyenggol" pesan Zaki pada ketiga sahabat rara sambil mengacak kecil rambut Rara.

"Siap babang Zaki, laksanakan" jawab Vanya sambil memberi hormat pada Zaki, seolah menuruti perintah ajudannya.

"Ah kamu ini, apaan sih" Rara malu sambil mencubit kecil tangan Zaki.

"Ini nih kebiasaannya, nyubitin aku, cubitannya kecil tapi sakit" gerutu Zaki

"Hahaaa.... Jangankan lu ki, kita-kita juga sering di cubitin sama dia" Vanya tertawa, karena sahabatnya itu memang senang sekali mencubitnya, mulai dari pipi, tangan, pinggang apa saja yang bisa dia gapai.

"Yuk masuk, udah bel tuh" ajak Zaki pada Rara dan ketiga sahabatnya.

Ibu Dian pun masuk, ibu Dian adalah salah satu guru bahasa indonesia yang gaul, pakaiannya selalu modis, jika sudah menggunakan setelan berwarna hijau, pasti tas dan sepatunya pun berwarna yang sama, begitu juga warna lainnya, sehingga kerap kali beberapa siswa sering bilang mungkin di rumah bu Dian ada begitu banyak koleksi tas dan sepatu.

"Zaki, Rara kemari" panggil bu Dian

"Iya, kenapa bu?" Tanya Zaki ketika sudah berdiri di samping meja bu Dian.

"Tolong bantu ibu membagi kelompok berdasarkan absensi, 2 minggu lagi kita akan mengadakan kegiatan jalan-jalan sekaligus penelitian ke salah satu perusahaan batu bara, ibu minta sepulang- nya kalian dari sana buat makalah per kelompok dan kumpulkan ke ibu" jelas bu Dian.

"Horee... " Sorak riuh mulai terdengar di ruang kelas XII IPA 1.

"Rara kamu tolong tulis nama masing-masing kelompoknya dan berikan ke ibu besok ya" suruh bu Dian.

"Baik bu"

"Kalian berdua ibu masukkan di kelompok pertama, kamu ketua dan kamu ra sekretaris-nya" ujar bu Dian.

"Wuuuuu" Sorakan anak-anak lain kembali terdengar.

Ibu Dian memang sudah tau mereka pacaran, dan bu Dian pun sering sekali meminta mereka melakukan tugas bersama, entah mulai dari mendudukan mereka satu meja saat ulangan harian, sampai meminta mereka membawa buku tugas ke ruangan nya.

*****

"Eh udah tau belum kalo 2 minggu lagi kita bakal study tour" Cici membuka pembicaraan ketika mereka sedang berjalan keluar gerbang sekolah.

"Iya, loh kalian juga ya? Kirain cuma kelas kita doang" Vanya kaget sekaligus kegirangan karena bisa jalan-jalan bareng sahabatnya yang lain.

"Semua anak XII IPA dong" jawab Indira gak mau kalah riangnya.

"Rame dong" teriak Vanya histeris.

"Ih norak ih" ejek Rara

"Gue duluan ya sayang, udah di jemput babang" ujar Vanya sambil melangkah mendekati pacarnya yang kemudian pergi meninggalkan mereka bertiga.

SATU NAMA, SEBUAH CERITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang