29. Insiden Kecil

40 3 0
                                    

"Ciee yang gak di bolehin kumpul tahun baruan, cie cie ngambek" ledek rara pada icha yang sedang asik menonton televisi.

"Bodo'" jawab icha manyun

"Tumben punya cokelat? Dapet dari mana? Perasaan stock cokelat di kamar gue udah habis, di beliin ayah ya?" Tanya rara ikut duduk di depan televisi dan ikut memakan cokelat yang ada di atas meja.

"Tuh dapet dari dalam paper bag biru yang ada di deket tv" jawab icha menunjuk ke arah tv.

"Itu kan paper bag dari adit, perasaan kemarin udah gue kasih bunda" ingat rara.

"bunda kemarin lupa bilang ke kamu. Waktu bunda ambil bajunya, ada cokelat 3 buah. Bunda lupa mau bilang ke kamu" jawab bunda yang juga sedang duduk menonton tv.

"Adit" umpat rara sambil tersenyum.

"Terus kenapa cuma tinggal 1? Lo abisin ya?" Mata rara sudah tertuju pada icha.

"Hehehe... Iya" jawab icha masih mengunyah cokelat.

"Kebiasaan" rara melempar bantal kursi ke arah icha.

"Bilang kak adit, aku siap jadi adik iparnya" teriak icha kepada rara yang melangkah menuju kamarnya.

Rara mengambil handphonenya, mencari nama adit, bingung mau sms atau telepon. Diapun membatalkan panggilan, Memilih untuk mengirimkan pesan ke adit.

"Thanks cokelatnya"

Tak lama adit menelponnya.

"Ya.." sapa rara ketika menerima panggilan dari adit.

"Enak? Hati-hati udah gue pelet" ujar adit

"Oh...pantes tadi adek gue titip salam buat lo, ternyata cokelat nya udah lo pelet" nyinyir rara sambil tersenyum sendiri menutupi wajahnya dengan bantal.

"Haha, jadi lo gak makan?" Tanya adit

"Makan, cuma dikit. Udah di abisin sama icha duluan, lo gak bilang kalo disana ada cokelatnya. Jadi kemarin bungkusannya gue letakin di deket tv aja" rara menjelaskan.

"Ngambek... Nanti gue beliin lagi deh" jawab adit.

"Berisik banget, lagi jalan sama mei?" Tanya rara karena ada banyak suara terdengar dari seberang telepon.

"Lagi nemenin bibi beli keperluan buat bakar bakaran nanti malem" jawab adit.

"Ooh, gak sama mei?" Tanya rara lagi

"Gak, mei lagi nemenin nyokapnya" jawab adit dengan suara yang lebih tenang, tidak sebising sebelumnya.

"Mau gue bantuin?" Tanya rara menawar- kan diri.

"Beneran mau?" Tanya adit memastikan.

"Dengan senang hati"

"Ya udah 15 menit lagi gue jemput" jawab adit kemudian memutus teleponnya.

Rarapun bergegas keluar kamar, menuju kamar mandi.

"Mau kemana?" Tanya bunda melihat rara yang buru-buru masuk ke kamar mandi.

"Kerumah adit bun, bantuin buat persiapan nanti malam" jawab rara dari dalam kamar mandi.

SATU NAMA, SEBUAH CERITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang