"Angga... Kamu mau kemana?" Panggil Rara pada seorang lelaki yang menggunakan seragam olahraga.
"Angga, kamu gak denger aku manggil kamu?" Langkah Rara semakin cepat mengejar lelaki itu
"Angga, kamu mau pergi sendiri? Gak mau ngajak aku?" Tanya Rara lagi dengan langkah yang sama cepatnya dengan lelaki yang dia kejar.
"Bugh" Mata Rara terbuka setelah sadar dirinya sekarang sudah berada di lantai kamarnya.
Rara bersandar pada ujung tempat tidur, dengan tubuh yang masih terkulai, sesekali dia mengusap kasar wajahnya.
"Lagi-lagi kamu muncul di mimpi aku, sampai kapan? Apa aku harus terus-terusan seperti ini, seperti orang yang hilang akal ketika terbangun di tengah malam seperti ini" gerutu Rara sambil melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 01.45
Rara meraih selembar foto yang ada di laci meja belajar sebelah tempat tidurnya. Memperhatikan foto itu berulang ulang, foto dirinya bersama dengan seorang lelaki yang menggunakan kaos putih dan celana jeans pendek tengah duduk di sebuah lapangan, mereka berdua berpose dengan senyum lebar.
Itu foto yang di ambil Mei, teman Rara sejak SMP, lebih tepatnya di ambil setelah mereka bermain basket di lapangan sekolah mereka dulu. Tanpa dia sadari air matanya menetes jatuh di atas foto yang sedari tadi dia pegang.
"Aku capek terus terusan seperti ini, apa karena aku terlalu rindu sosok seorang yang selalu ada buat aku, sosok seorang yang selalu memberi semangat tiap kali pergi ke sekolah, sosok seorang yang selalu menyebalkan dan bisa buat aku tertawa kalo mood aku hilang" Sebab Angga lah yang selama ini selalu menjaganya, selalu ada saat dia dalam kesulitan, waktu kebersamaan mereka tidak sebentar, mereka kenal sejak Rara duduk di bangku kelas 2 SMP, dan Angga saat itu adalah kakak kelasnya. Kakak kelas yang pintar dalam segala hal.
Jam dinding menunjukkan pukul 06.10
"Ra...Rara kamu sudah bangun belum?" Teriak bunda dari luar kamar.
"Bentar lagi bun, masih ngantuk" jawab Rara masih dengan mata terpejam.
"Ini sudah jam setengah 7 atau kamu masih mau tidur dan sampai sekolah di hukum, di suruh ngumpulin sampah di sekolahan?" Mengingat Rara pernah bercerita kalau dia pernah telat dan di suruh ngambilin sampah di sekitar sekolah.
"Apa bun? Jam setengah 7" Rara langsung membuka matanya yang sejak tadi masih dia tutup kemudian bangun dari tempat tidurnya, bergegas masuk ke dalam kamar mandi.
20 menit kemudian
"Bun, yah, Rara berangkat ya" pamit Rara pada kedua orang tuanya dengan tangan yang begitu cepat mencomot roti dengan selai cokelat di atas meja makan.
"Begadang lagi kamu ya, kebiasaan" teriak bunda pada anaknya yang sudah lebih dulu melangkah meninggalkan meja makan dan bergegas keluar rumah.
Sudah 15 menit Rara berdiri di pinggir trotoar jalan menunggu angkot, tapi setiap angkot yang lewat sudah penuh semua terisi penumpang.
"Ra, yuk bareng" panggil Beno yang sudah memberhentikan motornya tepat di depan Rara berdiri.
"Oh Ben, gue naek angkot aja gpp"
"Udah ayo naik, dari pada telat terus di hukum" Beno meyakinkan.
" Yaudah deh" Rara mengalah dan menerima tawaran beno untuk pergi bersamanya.
Beno adalah salah satu murid XII IPS 3, pernah berada di kelas yang sama dengan Rara saat kelas X. Beno mantan pacarnya Imelda teman satu kelas Rara sekarang, menurut anak-anak sih mereka putus karena Imelda selingkuh. Tapi sampai sekarang Imelda malah belum memiliki pacar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATU NAMA, SEBUAH CERITA
Подростковая литератураBagaimana jika kehidupan seseorang selalu di bayangi oleh sosok seorang dari masa lalu, entah itu karena sesuatu hal yang belum dia ketahui atau karena rasa ketidak ikhlaskan karena kehilangan seseorang yang selalu ada untuknya sejak 4 tahun lalu. B...