Pandangan rara tertuju pada ketiga sahabat- nya yang sedang berkumpul di depan koridor kelas, Rara sedikit mempercepat langkah kakinya.
"Ra, gimana - gimana?" Kedatangan rara langsung di hujani pertanyaan dari ketiga sahabatnya itu.
"Gimana apanya?" Rara bertanya balik sebab sedikit bingung dengan pertanyaan ketiga sahabatnya itu.
"Kemarin, udah ketemu kan sama Zaki?" Tanya indira to the point.
"Haha, astaga pagi-pagi gini kalian ngumpul buat nanya hal ini?" Rara tertawa kecil melihat kelakuan sahabat-sahabatnya, yang sangat ingin tau apa yang terjadi kemarin.
"Gak ada, dia cuma neraktir gue doank" jelas rara
" Ah, gak asyiiikk" jawab ketiganya hampir berbarengan.
"Ki, masa Rara aja yang di teraktir, kita kapan?" Vanya ceplas ceplos ketika melihat Zaki yang baru saja datang.
"Nanti pulang sekolah kita makan bareng, sekalian aku mau tagih hutang Rara ke aku" jawab Zaki sambil mengedipkan sebalah matanya ke Rara.
"Asiiik" sorak Vanya, Indira dan Cici berbarengan.
"Sial si Zaki, apa-apaan ini" umpat Rara.
*** Jam Istirahat ***
"Aku gabung ya" pinta Zaki tiba-tiba kepada mereka berempat yang sedang asik menikmati makanan-nya.
"Ayo ki, sini duduk dekat Rara masih kosong tuh" jawab Indira cepat.
"Uhuk uhuk..." Rara tersedak ketika mendengar Indira berkata seperti itu.
"Udah besar neng, makannya pelan pelan, kebiasaan emang si Rara mah, kalo makan suka gitu" ledek Vanya.
Rara hanya terdiam seribu bahasa, tiba-tiba jantungnya kembali berdetak tak beraturan. Di tambah Zaki yang sekarang duduk di sampingnya.
"Jadi mau di teraktir dimana pulang nanti?" Zaki memulai pembicaraan.
"Terserah yang mau neraktir aja" jawab cici yang sedari tadi diam, kini membuka suara.
"Gimana kalo kita makan mie ayam di tempat biasa aku makan, di jamin enak" ajak Zaki.
"Dimana?" Tanya vanya
"Agak jauh sih, kurang lebih 30 menitan buat kesana"
"Hemmm, tapi aku telepon ke rumah dulu ya, izin sama ibu" jawab Cici
"Aku juga" sambung Vanya dan Indira
"Kamu gak ikut ra?" Tanya Zaki kepada Rara yang sedari tadi diam.
"Heh, apa?" Rara gelagapan sambil tersenyum malu sebab tidak begitu mendengarkan pembicaraan mereka.
"Wah wah melamun ni anak ya dari tadi" Indira ngedumel.
"Gue denger kok hee.., gue jg sama mau telepon bunda dulu" jawab rara.
"Oke, kita kumpul sepulang sekolah ya" ujar Zaki.
"Oke, siap laksanakan" jawab Vanya bersemangat.
*****
"Nyak, emang kita mau ngapain harus telepon ortu dulu?" Tanya Rara pada Vanya ketika sudah berada di dalam kelas.
"Astagaaa Raraa, jadi dari tadi lu itu gak denger Zaki ngomong?" Vanya kesal
"Hehe..." rara nyengiir kuda
"Pulang nanti dia ngajakin makan mie ayam di tempat biasa dia makan, katanya kurang lebih 30 menitan buat kesana" Vanya mencoba mengulang kembali apa yang Zaki katakan sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATU NAMA, SEBUAH CERITA
Novela JuvenilBagaimana jika kehidupan seseorang selalu di bayangi oleh sosok seorang dari masa lalu, entah itu karena sesuatu hal yang belum dia ketahui atau karena rasa ketidak ikhlaskan karena kehilangan seseorang yang selalu ada untuknya sejak 4 tahun lalu. B...