SEKUEL URSA
Janu Averroes Mahawira, M.D, FICS
Namanya terdengar cerdas, wajahnya menunjukkan kebijaksanaan, dan tutur katanya menggambarkan keluasan pengetahuan. Namun begitu jam praktiknya selesai, Eros tak lebih dari pria pemalu, kikuk, dan manut...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HAIIIIII!!!! Karena respon part kemarin biasa aja, aku baru post sekarang ya.
Btw, Orionis:EPSILON ada versi cetaknya, besok adalah hari terakhir PO, yang berminat silakan lihat postingannya di Instagram atau part Orionis: Epsilon ya.
Semoga respon part ini bagus. Selamat membaca.
••••
"Dulu, yang sering tidur sama Eros tuh cuma gue, ya?" tanya Eve santai.
Menyadari tak ada tanggapan dari Ursa, keempat wanita yang duduk di sekitar langsung berdahem, saling pandang dan tertawa keras. "Kamu jangan salah paham ya, kami tinggal di rumah yang cuma ada 2 kamar. Kalau off di waktu yang barengan, apartemen jadi penuh dan cowok-cowok suka nggak bisa dipercaya buat tidur tanpa ada tangan nyasar, kecuali Eros," jelas Eve.
Brie menanggapi dengan jentikkan jari. "Bener, suamimu kami anggap aseksual dulu karena selalu nolak ajakan cewek yang suka sama dia dan nggak nunjukin ketertarikan sama perempuan ataupun laki-laki. Jadi, kalau di kamar sebelah dan ruang tivi itu penuh sama cowok, kita tidur di kamar Eros, bahkan ada Eros sekalipun, kita percaya enggak akan ada tangan nyasar. Tapi emang Eve yang paling sering kedapetan sial pulang pas cowok-cowok selesai sif juga."
Untuk mengalihkan isu tidur di ranjang yang sama, Brie kembali fokus pada Ursa yang hanya memasang senyum tanpa merespon banyak. "Kamu dokter juga, Ursa?"
"Bukan, pasiennya Eros."
"Ah, pasien!" Harper berseru sambil menepuk tangannya. "Kalau di rumah main dokter-dokteran nggak?" wanita dengan rambut cokelat terang alami dan hidung besar khas keturunan Britania Raya itu tergelak. "Aku Harper, dari Biomedical Engineering. Paling bikin tagihan listrik bengkak dan selalu diancam diusir sama Eros kalau nggak nyumbang banyak."
"Jangan dengerin, Brie terlalu banyak nonton video dokter kepala plontos." Selena yang baru kembali dari kamar mandi melanjutkan yang tentu saja mendapat sambutan tawa dari yang mendengar. "Aku Selena, radiologi. Kalau Matias bagian rehabilitasi, Mateo oncology, nah kalau Eros, Lucas, Sam, dan Eli itu di ortopedi."
"Ah ... keren banget," respon Ursa, ia tak tahu harus merespon apa, sebagian dirinya menciut lantaran orang-orang di sini memiliki otak yang sudah pasti lebih encer dari otak Mami.
Sepanjang mengobrol Ursa berdoa semoga tidak akan ada pembahasan soal medis karena tak ada satu pun yang ia tahu kecuali penyakitnya. Sayangnya, dokter meski sudah melepas sneli dan mengenakan pakaian musim panas mereka, kenyataan memikirkan kasus pasien masih terselip dan tanpa sadar membicarakan kasus pasien-pasien mereka, siapa tahu ada solusi.
Ursa? Hanya menatap si pembicara, tak tahu apa yang mereka bicarakan.
"Dinner's ready!" umum Matias yang sedari tadi sibuk di depan pemanggang bersama Mateo sebelum meletakkan piring panjang berisi sayur-sayuran, daging, dan hidangan laut ke atas meja.