16 || Corona Borealis - Crown

15.8K 2.1K 262
                                    

Selamat membaca, semoga menjadi penutup weekend yang menyenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca, semoga menjadi penutup weekend yang menyenangkan.
Jangan lupa vote dan komennya masih setia menunggu.

p.s. corona adalah bahasa latin untuk mahkota.
Virus yang menyerang paru-paru berbentuk seperti mahkota juga, jadi... ini bukan tentang penyakit.

••••

DI garasi rumah sudah terdapat beberapa mobil saudaranya serta beberapa motor berbaris rapi di senjang bahu jalan, gerbang rumahnya terbuka lebar dan suara obrolan terdengar hingga ke lantai bawah.

Saat itu sudah mendekati pukul sepuluh dan belum ada tanda-tanda kerumunan akan mereda sebentar lagi, malah Eros memprediksi semakin malam akan semakin riuh gosip terdengar dari lantai dua.

"Bapak di belakang sama Pak Gio dan Ramiel, Ibu ada di atas sama yang lain lagi nyiapin seserahan," info asisten rumah tangga mereka yang masih sibuk mondar-mandir menyiapkan makanan di piring-piring kecil untuk tamu yang terus saja berdatangan.

"Aku langsung ke atas ya," ujar Ursa sambil memberikan Eros koper di tangan. "Itu hiasan untuk Gladys, tolong kasih Pak Gio ya, titip. Makasih, Mas."

Dengan koper berisi barang seharga 82 juta rupiah, Eros berjalan melewati kerumunan kelompok remaja dan dewasa awal yang sibuk bermain Among Us menuju area belakang rumah tempat Bapak, Pak Gio, dan Ramiel tengah berbincang.

Pak Gio adalah ayah Gladys, pria yang ngotot setengah mati ingin memiliki anak perempuan setelah lima anak terdahulunya adalah laki-laki. Sepanjang ingatan Eros, Pak Gio adalah orang yang jenaka berpipi tembam dan perut bulat dengan tatanan rambut rapi sedikit beruban.

Tetapi Pak Gio yang Eros lihat malam ini jauh berbeda, tak ada kejenakaan di air mukanya, hanya ada kelelahan bekas bergadang bermalam-malam, tubuhnya lebih kurus dari yang terakhir kali Eros lihat dan rambut Pak Gio memutih sempurna, begitupun kumis dan jenggotnya yang ikut beruban. Usia Pak Gio baru pertengahan lima puluhan tetapi yang terlihat sekarang seperti pria tujuh puluh tahun, mengalahkan umur Bapak yang masih nampak segar dengan rambut gondrong dikuncir kuda.

"Nah, ini anaknya datang!" sapa Bapak yang duduk berseberangan dengan Ramiel dan Gio. "Duduk, Yos."

Setelah menyalami Pak Gio dan memberikan pukulan pelan di kepala Ramiel, Eros duduk bersebelahan dengan Bapak. "Ini ada titipan istri saya untuk hiasan kepala Gladys, sudah dibicarakan juga sama penata rias, Gladys sudah dikirimi video pemasangannya, jadi tolong dibawa ya, Pak."

"Terima kasih, Mas Eros," pria itu menerimanya namun langsung diabaikan begitu saja, bagi Pak Gio ada yang lebih penting dari penampilan putrinya esok. "Saya datang ke sini mau minta pendapat Mas Eros sama Pak Kavi," ucapnya. "Besok masalah wartawan tuh kayak gimana ya, Mas? Saya nih awam sama yang beginian, jadi saya nggak tahu baiknya gimana."

CANIS [END] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang