Yang tanyain Chua ... ayo, merepat!!!!
••••
Harus Eros akui, butuh keberanian lebih untuk memanjatkan doa saat Shua bolak-balik rumah sakit selama sebulan. Ia ingin kesembuhan Shua tentu saja, tetapi jika berada di dunia hanya akan memberatkan putrinya, ia hanya ingin yang terbaik meski terbaik artinya harus berpisah.
Berat badan Shua di minggu pertama turun hingga 200 gram, bilirubin yang tinggi, hingga beberapa kali napasnya terdengar berat setelah menangis membuat Shua sering menginap di NICU selama tiga malam, baru dua malam di rumah, esoknya harus kembali ke NICU.
Belum lagi Ursa yang harus dirawat intensif setelah melahirkan, nyeri di perut yang memicu hingga linu ke seluruh tulang belakang, hingga gerak yang terbatas membuat Ursa semakin kelelahan dan sedih berkepanjangan melihat Shua bolak-balik NICU, merasa gagal melahirkan bayi yang sehat.
Suatu malam, saat menjenguk Shua di inkubator, Eros berkata, "Shua, masih kuat di sini sama Ayah dan Bunda?" tanyanya. Anak yang baru berumur 3 minggu umumnya masih belum terlalu responsif terhadap suara, namun Shua menatapnya. "Kalau Shua masih kuat, bertahan ya, Ayah sama Bunda akan usahin apa aja biar Shua sembuh. Tapi kalau Shua udah enggak kuat, enggak apa-apa Shua nyusul Akung, Ayah sama Bunda ingin Shua berhenti sakit."
Tiga hari setelahnya Shua keluar dari NICU dan resmi menyandang alumni NICU dan tak berniat naik ke kelas PICU.
Terbukti putrinya memang keturunan Mahawira dan Kawindra yang unggul dalam bertahan hidup.
Kini, setelah menjadi anak pingit selama dua bulan dan tak boleh dijenguk selain orang tua dan neneknya, Eros mengumumkan izin untuk menjenguk Shua dengan nomor antrian dan aturan ketat, perokok dilarang menggendong tanpa kompromi.
Eros memarkir mobilnya di rubahan, di samping mobil Ursa yang ditutup terpal selama hampir setahun semenjak kehamilan Ursa. Ia baru ingat, Ursa belum memiliki waktu untuk bersantai.
Sebuah klakson membuat Pak Irawan yang baru saja menutup gerbang buru-buru melihat siapa yang datang. "Ibu Sashi sama Ibu Rindang, Pak," umumnya pada Eros yang berdiri di dekat kolam ikan, menuangkan makanan ke kolam tersebut.
"Tolong bukain gerbangnya ya, Pak."
Dua mobil sedan keluaran terbaru memarkir mobilnya di carport yang cukup untuk dua mobil lagi sebelum pintu belakang sedan hitam terbuka. Aru dengan seragam sekolah SD-nya turun dari mobil, disusul Rindang dari mobil lainnya sambil menggendong seorang bayi perempuan dengan rambut dikuncir kelapa, lalu Samudera yang turun sambil menyampirkan tas perlengkapan bayi alih-alih tas kerja.
Selanjutnya yang turun dengan helaan napas berat adalah Sashi menyadari kedua putrinya yang berjalan saja masih gontai berusaha mengejar Aru yang kini sudah meniti tangga teras dan sibuk melepas sepatu di depan pintu kayu. Aryasa menggembol tas berisi perlengkapan bayi yang jauh lebih besar dari yang Samudera bawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
CANIS [END] √
RomanceSEKUEL URSA Janu Averroes Mahawira, M.D, FICS Namanya terdengar cerdas, wajahnya menunjukkan kebijaksanaan, dan tutur katanya menggambarkan keluasan pengetahuan. Namun begitu jam praktiknya selesai, Eros tak lebih dari pria pemalu, kikuk, dan manut...