Part ini pun ditunggu vote dan komennya.
Selamat membaca.•••
Ada berlembar-lembar draft kontrak produk Ursa Minor yang bekerja sama dengan Ditta di atas meja kerja. Ia masih mengusahakan Ditta mengikat ide polymer clay eksklusif untuk brandnya. Artinya selama kurun waktu tertentu Ditta, entah dengan siapa bekerja, tidak diperbolehkan mengajukan produk dari bahan polymer clay meski desain yang dipakai tidak sama.
Pertimbangan ini didasari oleh kesulitan memilih bahan polymer yang sesuai dengan keinginan Ursa: kuat, tidak gampang retak saat pembakaran, namun tetap ringan. Riset ini tidak disediakan oleh perusahaan lain, produk polymer clay mana yang bagus dan Ursa harus mencoba sample dari lima perusahaan penyedia yang letaknya di luar Indonesia. Sebagai orang yang ikut produksi pertama, Ditta tentu tahu brand apa yang Ursa pakai untuk produknya.
"Kira-kira untuk kepemilikan ide tersebut dari Ditta berapa yang cocok, ya?" tanya Ursa. "Aku cuma mau dua tahun aja sih, karena selama dua tahun itu aku bisa bangun imej polymer clay adalah ciri khas Ursa Minor, kalau selanjutnya ada kompetitor dan Ditta buka dapur, kayaknya orang akan lebih nempel sama produk pelopor."
Om Budi membolak-balik catatan Ursa, membacanya dengan seksama kemudian mengangguk-angguk. "Sejatinya, Cha, apa pun bisa diikat asalkan ada nilainya, jadi kalau tanya bisa atau nggak, tentu bisa. Kamu berani kasih harga berapa?"
Ini masalahnya, Ursa belum tes pasar untuk mematok harga dan keuntungan yang ia dapat dua tahun mendatang. "Kalau aku hitung kasar sih," Ursa menghitung ulang modal, keuntungan dari satu pasang perhiasaan, mengalikannya selama dua tahun, kemudian menggaris bawahi hasil akhirnya dan membagi lima hasil keuntungan tersebut. "Aku rasa $10000 cocok?"
"Ditta pasti nawar, dua tahun itu lama apalagi kalau tahu produk Ursa Minor tersebut meledak dan menjadi tren, dia pasti tergoda," ucapnya sambil meraih pulpen di saku kemejanya kemudian mencoret angka yang Ursa tawarkan tadi.
"Jadi?"
"Tawari $7000 dan batas akhir penawaran adalah $12000, maksimal. Kalau melihat bentukannya sih, Om yakin ini laku keras, Cha. Tapi kontrak ini terpisah dari perjanjian kerja sama dengan dia, kan?"
Ursa mengangguk. "Iya, kalau yang itu, catatannya ini." Dari tas kerjanya Ursa menyodorkan selembar kertas penuh dengan poin utama.
"Masa kolaborasi hanya satu musim yaitu tiga bulan, sebelas desain paten tidak boleh digunakan oleh pihak Ditta selama masa kolaborasi dan tidak diperbolehkan juga pihak Ursa Minor mengeluarkan produk tersebut setelah masa kontrak berakhir kecuali barang stok. Yang ini nggak perlu perubahan."
Urusan kontrak bisa dicoret dari daftar yang harus dibereskannya sebelum minggu ini selesai. Yang tersisa adalah pemesanan bahan baku serta deal harga. Ini yang sulit. Kalau soal emas dan batu mulia tentu ia bisa meminta koneksi ibunya dalam hal tawar-menawar harga, tetapi polymer clay mana bisa?
KAMU SEDANG MEMBACA
CANIS [END] √
RomanceSEKUEL URSA Janu Averroes Mahawira, M.D, FICS Namanya terdengar cerdas, wajahnya menunjukkan kebijaksanaan, dan tutur katanya menggambarkan keluasan pengetahuan. Namun begitu jam praktiknya selesai, Eros tak lebih dari pria pemalu, kikuk, dan manut...