0.6 || Ramune

31.8K 3K 348
                                    

Ketika wanita telah berubah status menjadi seorang ibu, secara alami mereka akan memiliki kekuatan super yaitu peningkatan kelima indera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika wanita telah berubah status menjadi seorang ibu, secara alami mereka akan memiliki kekuatan super yaitu peningkatan kelima indera. Mata penderita miopi akan meningkat beribu kali lipat saat anak mereka akan mendekati benda membahayakan sekecil apa pun, penciuman mereka meningkat untuk mendeteksi adanya feses atau tidak di balik popok yang baru diganti dua menit lalu, termasuk indera pendengaran yang semakin menajam.

Meski kembarnya sesekali merengek, Aru yang tak henti-hentinya menceritakan keseruan selama di perjalanan dari rumah menuju bandara, suaminya yang fokusnya teralihkan pada pekerjaan tiap sepuluh menit sekali, dan keadaan ruang tunggu yang luar biasa ribut, Sashi masih bisa mendengar pengumuman keberangkatan mereka.

Aru yang sudah cukup besar untuk diberikan tanggung jawab diberi tugas untuk membawa tas kecil berisi susu dalam botol juga mainan adik-adiknya, persiapan selama penerbangan, sementara Aryasa mencoba menenangkan salah satu kembarnya, Sheya, yang mulai gelisah dikepung banyak orang.

Jangan lupakan pasangan pengantin baru, Rindang dan Samudera, yang harus diawasi oleh orang dewasa lainnya, yang dimaksud adalah Sashi, agar tidak keasyikan menonton acara kartun di suatu tempat yang sepi dari kerumunan kemudian tertinggal pesawat ataupun tersesat di antara banyaknya orang yang sore itu memadati bandara.

"Ampun deh, aku berasa bawa enam anak," keluh Sashi saat menyusuri lorong sepanjang kelas bisnis maskapai Firefly penerbangan Soekarno-Hatta ke Ngurah Rai.

"Enam? Aru, si kembar, Rindang, Samudera, satunya siapa?" tanya Aryasa sambil meletakkan tas perlengkapan darurat si kembar ke bagasi kabin. Kalau bukan sahabat dua belas tahunnya yang menikah, tentu Sashi takkan mau merepotkan dirinya terbang ke pulau seberang dengan keadaan dua bayi serta empat balita di bawah pengawasannya.

Sebagai jawaban, Sashi melirik anak lainnya dengan tatapan sebal kemudian menghela napasnya berat. "Siapa lagi emangnya?"

Baru Aryasa berniat mendebat, seorang pria berhenti di kursinya dan menyimpan tas bawannya ke bagasi kabin sebelum mengambil duduk di dekat jendela. "Eros?"

Si calon pengantin, yang esok pagi menikah, menoleh setengah sadar dengan wajah pucat dan lingkar mata hitam yang tercetak jelas. "Oh, Aryasa, kirain siapa," ucapnya sambil setengah menguap.

Mendengar nama Eros dipanggil suaminya, Sashi langsung berdiri dari kursinya dan melihat sosok dokter yang menjadi calon suami sahabatnya dengan kedua mata terbelalak juga bibir atas bagian kanan yang naik diiringi gelengan pelan. "Bukannya rombongan keluarga tuh kemarin sore, ya?"

Pihak keluarga inti, termasuk calon pengantin perempuan, memang harusnya berangkat kemarin sore. Penerbangan hari ini dikhususkan untuk tamu undangan.

"Kok baru jalan sekarang, Dok?"

Eros menyengir, wajahnya benar-benar menunjukkan kantuk yang amat sulit ditolak. "Ada operasi yang harus dilakukan sebelum ambil cuti panjang, Yas, Shi,"

CANIS [END] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang