14 || Ursa Major #1

14.5K 2.2K 274
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Part ini terdiri dari 4400 lebih kata, agar tidak bosan, saya bagi dua.

Mau part 2-nya hari ini? Jangan lupa komen dan vote ditunggu banget.

••••

MOBIL Lexus hitam tersebut berbelok di Jalan Palakali tempat sebuah rumah batu dengan mobil Jazz kuning berstiker Universitas Indonesia tertempel di kaca belakangnya. Ia berbelok lagi memasuki pagar rumah tersebut, memarkir mobilnya di dekat kolam ikan sebelum meraih satu kotak J.Co donut yang setengah lusinnya diisi Al Capone.

Sore ini selepas maghrib Eros memutuskan untuk bertemu Dokter Irsyad, mantan mentornya selama Eros menjalani transisi untuk mendapatkan lisensi praktik di Indonesia serta Dokter Ingatius, dokter bedah saraf yang menangani Ursa dua belas tahun lalu.

Hari ini ia datang sebagai Dokter Averroes yang menangani Ursa sekaligus Janu Averroes sebagai suami Ursa. Telapak tangannya terasa dingin begitu ia kepalkan hendak mengetuk pintu yang dibatalkan lantaran pintu dari kayu jati dilengkapi ukiran Jepara tersebut terbuka lebar.

"Nah, ini dia orangnya sudah datang," sambut Dokter Irsyad yang sekarang menghabiskan waktunya mengajar di Universitas Indonesia.

"Enggak sangka Eros bakal berakhir bukan dengan Anne, ya," ungkap Dokter Ignatius yang berdiri kemudian menyalami Eros. "Gimana kabarnya di RSTI?"

"Baik, Dok Yus," Eros menyerahkan kotak bawaannya pada si penjamu. "Sesuai pesanan, Dok," kemudian beralih lagi pada Ignatius. "Dengar-dengar Dok Yus pindah sekarang?"

"Ya gitu deh, di Wijaya capek juga lama-lama, kita ngomong A ke Direktur, malah disampein B ke Kepala Yayasan. Beruntung kamu sudah out dari sana. Memang seharusnya Pak Wijaya waktu itu nggak ikut campur urusan anaknya, citranya jadi anjlok karena ancaman itu," ucapnya kemudian menyeruput teh hitam yang disajikan.

"Tapi ya, para ayah tuh memang lemah sekali deh sama anak perempuan," ungkap Irsyad sambil menyodorkan teh ke arah Eros dan putri Irsyad menyuguhkan dua piring berisi masing-masing empat buah donut yang tadi Eros bawa ke atas meja. "Aku memangnya pensiun karena siapa? Yo arek iki," tunjuk Irsyad pada putrinya yang mengernyitkan hidung diiringi bibir bawah yang naik.

Mungkin ia juga akan begitu kelak, pikir Eros sambil menyengir.

"Tetapi laki sama perempuan tuh beda ya," aku Ignatius. "Seorang bapak kalau ditinggal mati istrinya dan anaknya koma, pasti sulit fokus ke yang masih hidup dan memilih meratapi istrinya padahal belum setahun pun sudah nikah lagi. Tapi lihat deh Ibu Ursula, sewaktu suaminya meninggal, dia tegar banget ngurus kematian suaminya dan malam nunggu anaknya, enggak pernah aku lihat Ibu Ursula tuh nangis, bahkan sewaktu vonis kemungkinan Ursa lumpuh pun dia nggak berusaha membantah, hanya mengangguk dan tanya apa masih ada harapan, mertuamu itu strong banget, aku malah yang sedih lihatnya."

CANIS [END] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang