Tak pernah Ursa bayangkan ia harus duduk di cafe Play Land menyaksikan segerombolan anak kecil yang tertawa histeris hingga menangis sekuat tenaga dengan seorang anak perempuan di pangkuannya dan matanya yang sesekali mengawasi anak laki-laki berusia tujuh tahun tengah menggombali teman yang baru dikenal lima menit lalu.
Di sebelahnya, orang yang tak kalah kikuk memegang bayi, Rindang, memangku salah satu kembar Sashi yang terus saja merengek semenjak ditinggal ibunya ke kamar kecil.
Kaki mereka kompak bergoyang naik turun berusaha menghibur Shena dan Sheya yang masih saja merengek mencari ibunya.
Di hadapan mereka sedang dilangsungkan sebuah pesta ulang tahun yang walinya sedang saling memamerkan kemampuan anak usia tujuh tahun, atau pangkat suami mereka, atau siapa teman arisan mereka, atau sekadar pamer perhiasan yang melekat di tubuh mereka.
"Ini kita diajak ke sini untuk ngawasin anaknya Sashi?" tanya Rindang.
"Mungkin Sashi sedang menikmati me time di bilik WC," curiga Ursa memperhitungkan waktu lebih dari lima menit yang Sashi gunakan untuk ke toilet.
"Cha, bentar lagi pembagian kue," Rindang merujuk pada acara di hadapan mereka yang kembali riuh dengan alunan lagu penuh terompet dan suara cempreng.
Sesungguhnya, acara utama dari pesta ulang tahun adalah tiup lilin.
"Padahal tiup lilin pas nyala lampu habis pemadaman bergilir juga bisa ya."
"Apa itu pemadaman bergilir? Gue nggak pernah ngalamin."
"Tapi, sebelum potong kue, kita berdoa dulu untuk Lala, yuk!" ajak si MC sambil menunjuk orangtua anak yang berulang tahun untuk mengucapkan harapannya pada si anak.
"Semoga Lala menjadi anak yang berbakti pada kedua orangtuanya, bisa diandalkan kelak di hari tua kami, semoga jadi anak yang sukses, dan membanggakan orangtua. "
Seluruh tamu undangan gemuruh mengatakan amin sambil bertepuk tangan. Kue mulai dipotong dan anak-anak diminta mengantre untuk mengambil kue serta bingkisan.
"Cha, kalau gue nyamar jadi wali anak yang diundang, bakal ketahuan nggak?"
"Ketahuan, Ndang, kecuali lo nyamarnya jadi temennya si anak, baru nggak ketahuan!"
Ursa tak mendengar protes Rindang selanjutnya, ia fokus pada harapan si bapak barusan. Belum juga mengerti apa itu hidup dan tanggung jawab, sudah dibebankan untuk membanggakan orangtua.
Jadi, untuk apa sebenarnya anak dilahirkan?
Investasi masa tua? Atau sekadar ajang pamer para orangtua?
***
"Dokter Eros!" sapa seorang remaja tiga belas tahun dengan rambut panjang dikuncir kuda diikuti ibunya yang berusaha menahan anak itu untuk berjalan lebih hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
CANIS [END] √
RomanceSEKUEL URSA Janu Averroes Mahawira, M.D, FICS Namanya terdengar cerdas, wajahnya menunjukkan kebijaksanaan, dan tutur katanya menggambarkan keluasan pengetahuan. Namun begitu jam praktiknya selesai, Eros tak lebih dari pria pemalu, kikuk, dan manut...