0.2 || Bapak Pilih Mana?

63.9K 4.7K 369
                                        

〰️〰️〰️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

〰️〰️〰️

Timeline part ini berada setelah chapter extra pertama, yang belum baca novelnya pun masih nyambung kok.

〰️〰️〰️

SUARA desisan terdengar begitu Eros memasukkan bawang putih cincang ke dalam teflon dengan minyak wijen yang sudah panas. Tangannya cekatan menggoyang teflon, menambahkan cabai ke dalamnya kemudian menggoyangkannya lagi. Ia menunggu beberapa saat hingga bawang putih berubah kecokelatan barulah menambahkan daging cincang dan jamur kancing yang sudah diiris ke dalamnya.

Sambil menunggu hingga setengah matang, Eros memasukkan enam bonggol pakcoy ke dalam air mendidih. Tangan kanannya cekatan membalik tahu telur lembut yang tengah digoreng, kemudian mengangkat dan meniriskan minyaknya.

Selagi menunggu tiga puluh detik dari rebusan pakcoy, Eros menuangkan kaldu sayur ke dalam tumisan daging dan jamur kancingnya, menggoyangkan lagi sebelum tangan kirinya cekatan mengangkat saringan di dalam panci tempat merebus pakcoy dan memindahkannya ke dalam baskom berisi air dingin di dekat wastafel. Untuk menjaga tekstur pakcoy tetap renyah, ia menghentikan laju pemanasan di sayur.

Setelah selesai dengan kedua bahan lainnya, Eros memasukkan saus tiram, saus jamur, lada, dan sedikit gula ke dalam tumisan saus siram. Ia menunggu sebelum memasukan tepung maizena yang telah dilarutkan guna mengentalkan saus.

Kemeja birunya digulung hingga siku dan celemek menutupi pakaian kerjanya yang belum sempat ia ganti ketika ia mengambil dua piring berbeda, membariskan pakcoy hijau di piring panjang dan tahu sutera di mangkuk berbeda.

Setelah saus mengental dan matang, Eros menyiram ke atas pakcoy dan tahu sama rata barulah menyajikannya ke atas meja pantry marmer tempat seorang wanita tengah menatap lima lembar amplop dengan warna juga konsep berbeda dan dahi mengerut.

"Makan dulu, Cha," ajaknya sambil menyodorkan semangkuk nasi hangat serta satu teko teh hijau hangat ke atas meja.

"Menurut Bapak, bagusan yang mana?" Ursa mengacungkan amplop berwarna hitam dan hijau. "Dari lima aku udah putusin kalau dua ini yang paling oke."

"Hm," sadar Ursa takkan makan malam hingga urusan pemilihan undangan dan resort selesai, Eros berinisiatif untuk menyuapi Ursa terlebih dahulu. Ia memperkirakan porsi yang pas di atas sendok, meletakkan potongan pokcoy dengan daging dan jamur juga sedikit saus siramnya kemudian menyodorkan ke bibir Ursa. "Aku suka semuanya, sebenarnya."

Ursa membuka mulutnya, menerima suapan Eros, menguyahnya sebentar baru menyahut, "Dari kemarin jawabannya 'bagus, bagus, bagus' terus, niat nikah nggak sih?"

Sambil menyiapkan suapan kedua, kali ini dengan tahu, Eros menimbangnya. "Hitam bagus, simple, tapi undangan pernikahan hitam kayaknya terlalu suram, jadi aku pilih hijau."

CANIS [END] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang