Sebelum menikah, Eros sudah bertanya padanya sebanyak tiga kali tentang keseriusan ia menikahi seorang Janu Averroes yang hampir sebagian besar waktunya dihabiskan di rumah sakit, bahkan semenjak status bertunangan pun Eros sering meninggalkan Ursa selama sepuluh jam tanpa kabar.
Kesepian sudah pasti menjadi sahabat Ursa, selain Eros.
Tetapi ia menerimanya. Sama seperti Eros yang menerima kekurangannya.
Ketika keluar dari kamar mandi, rambut Eros masih menyisakan titik-titik air, aroma mint dari sampoo dan sereh dari sabun tercium menyegarkan di hari terakhir liburan mereka. Mata mereka bertemu, mata cokelat terang yang selalu terlihat berpikir serta kelelahan di lain waktu, senyum Eros mengembang seraya memberi kecupan di puncak kepalanya dan berlalu menuju rak gelas. Eros menuangkan air mendidih ke dalam cangkir, sengaja mengenai bunga-bunga kering yang menjadi teh mereka malam ini. Aroma wangi yang memabukkan seketika memenuhi unit apartemen Eros yang sebagian barangnya sudah masuk ke dalam kardus besar serta sebagian lagi sudah berpindah ke rumah baru mereka.
Masih dengan handuk di pundaknya, Eros ikut bergabung dengan Ursa di ruang tengah dengan tumpukan kado pernikahan yang mereka tinggalkan selama berbulan madu. "Kado dari siapa ini?" Eros mengangkat kotak berisi sepasang cangkir keramik berwarna royal blue dengan emblem bunga campanula warna putih di bagian depannya.
"Dari," Ursa membaca kartu ucapan yang tadi ia keluarkan, "Komaba Campus, Akechi Sakae dan kru," ucap Ursa sambil menyerahkan kartu ucapan tadi ke tangan Eros. "Dia masih keturunan Akechi Mistuhide gitu? Emblem yang dikirim juga campanula."
"Iya, rumah keluarganya Sakae-san masih tradisional ada zen garden di pekarangannya. Kayaknya ini cangkir buatan tangan keluarganya, dia punya tungku pembakaran juga."
"Dulu, aku kira ini lambang sakura, ternyata campanula," tambah Ursa sambil membuka kotak kado berikutnya. "Simbol keluarga yang artinya 'jadi lebih baik' dan 'seimbang, harmonis', tapi arti campanula sendiri udah bagus sebenarnya, keharmonisasian dan kasih sayang abadi."
Eros yang duduk di belakang Ursa ikut mengangguk. "Akechi Mitsuhide memutuskan untuk keluar dari klan persekutuan Saito karena persekutuannya terlibat kerusuhan sama anaknya sendiri. Mitsuhide memilih campanula karena keseimbangan adalah bagian penting dalam persekutuan. Kok kamu tahu sih?"
Dengan senyum miring, Ursa menunjuk pelipisnya. "Aku nih pembuat perhiasan, lambang adalah makanan sehari-hariku."
"Pantes kurus, makannya simbol, bukan nasi."
"Duh, dad jokes banget sih kamu, jadi Dad aja belom padahal."
Sementara Eros sibuk membalas pesan dari pasiennya yang sudah melewatkan konsultasi selama dua minggu, Ursa masih sibuk membuka hadiah-hadiah pernikahan dari teman serta kolega Eros.
Kotak yang Ursa buka sekarang merupakan kotak kado dengan bungkus dasar putih dengan gambar aksesoris dokter, entah apa sebutannya. Di bagian atas terselip kartu ucapan yang diikatkan di pita biru bertuliskan ucapan selamat standar dengan catatan kaki si pengirim, Staf RS Siti Walidah.
KAMU SEDANG MEMBACA
CANIS [END] √
Storie d'amoreSEKUEL URSA Janu Averroes Mahawira, M.D, FICS Namanya terdengar cerdas, wajahnya menunjukkan kebijaksanaan, dan tutur katanya menggambarkan keluasan pengetahuan. Namun begitu jam praktiknya selesai, Eros tak lebih dari pria pemalu, kikuk, dan manut...