0.4 || Wali

44.1K 3.7K 338
                                    

Awalnya pesta pernikahan itu akan diadakan di Four Season Jakarta dengan tema pesta taman, namun Eros yang merasa risih dengan pemberitaan serta ceritanya yang lalu dengan Anne diungkit kembali bahkan beberapa kali sempat tak sengaja membaca komen...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awalnya pesta pernikahan itu akan diadakan di Four Season Jakarta dengan tema pesta taman, namun Eros yang merasa risih dengan pemberitaan serta ceritanya yang lalu dengan Anne diungkit kembali bahkan beberapa kali sempat tak sengaja membaca komentar menyudutkan yang ditujukan untuk Ursa di sebuah akun gosip daring, Eros merasa Jakarta bukan kota pilihan utama, pasti ada saja yang bocor.

Semenjak awal Eros memang bukan penggemar dunia hiburan dan pemberitaan mengenai kehidupan pribadinya, alasan itu pula yang akhirnya membuat Eros mengundurkan diri sebagai musisi.

Demi sebuah privasi Eros rela membayar biaya transportasi pulang-pergi Jakarta-Bali, makan, dan penginapan, semua ditanggung oleh Eros dan jumlahnya tidak sedikit.

"Pak, yakin? Di Jakarta aja sih, kita bisa nyewa jasa pengamanan kan," bujuk Ursa.

"Dan mereka bisa aja bocorin siapa tamu, kamu pakai baju apa, foto, video durasi 15 detik, sampai rekaman suara, semua bisa mereka jual dan mendapatkan penghasilan yang setara dua kali dari gaji mereka per bulan, jadi," Eros berbalik, "No, Cha."

"Ya tapi mahal banget lho, ini sampai lima kali dari budget nikahan kita di Jakarta."

"Cha, uangku banyak, depositoku cair bulan depan, royalti dari lagu-lagu buatanku, investasiku lagi bagus-bagusnya, dan gaji bulananku sebagai spesialis dari enam rumah sakit berbeda bisa menutup semua biaya, kamu nggak usah takut jatuh miskin hanya karena ini, Cha," jawab Eros sambil menyiapkan berkas yang diminta oleh KUA sebagai syarat pendaftaran pernikahan.

"Iya, bukan soal materi, tapi anak-anak Sashi kan baru lahir, baru tiga bulan, masa Sashi nggak ikut?"

"Bayi tiga bulan sudah diperbolehkan terbang disertai surat keterangan dokter, aman."

"Aduh, kamu tuh kenapa sih keras kepala banget ngotot minta di Bali? Ribet tahu!"

Eros mendongak, menatap Ursa selama dua detik sebelum meneruskan mengisi formulir di hadapannya, "Aku nggak suka kamu dipanggil pelakor dan nggak suka di hari pernikahan kita, di mana kamu milih gaun terbaik, memakai tiara terbaik, dan berpenampilan terbaik untuk momen satu kali seumur hidup dinodai dengan komentar pelakor, Cha," ia kembali melihat Ursa, "aku nggak rela kamu dikomentari buruk."

Seharusnya kalimat barusan mampu membuat Ursa tersipu malu atau minimal terharu, tetapi kenyataannya justru Eros-lah yang merasa pipinya panas hingga ia yakin sekali bahwa telinganya berubah merah menahan malu dengan kalimatnya sendiri ditambah Ursa yang menatapnya datar tanpa berusaha memutuskan kontak mata mereka lebih dahulu.

"Lucu banget sih calon suaminya Ursa, ngerayu sendiri malu sendiri," ledek Ursa sambil tergelak.

"Nggak usah ketawa deh," Eros berusaha menutupi telinganya yang memerah dengan rambut kemudian berdehem. "Cha, wali nikah udah kamu putusin siapa? Udah ketemu alamat baru Om Catur?"

"Aku bisa nemuin kalau aku niat, tapi sekalipun ketemu aku nggak ikhlas harus diwalikan sama orang yang bikin aku dijuluki sebagai anak pembawa bala."

CANIS [END] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang