22 || The Lion of Namea - Leo

15.2K 2K 302
                                    

Yang bernaung di bawa Leo, mari merapat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang bernaung di bawa Leo, mari merapat.
Besok sudah masuk lagi, semoga bisa lebih fresh menjalani Senin yang brutal setelah libur panjang.

Jangan lupa vote dan komen yang banyak ya.

••••

Ditinggal sendirian di ranjang pukul tiga dini hari bukanlah hal yang mengherankan bagi Ursa, sebelum melanjutkan ke hubungan yang lebih serius, Eros sudah memperingatkannya bahwa akan ada satu hari di mana suaminya yang baru menemani di kasur harus kembali ke rumah sakit lantaran keadaan darurat atau kemungkinan harus membatalkan liburan mereka lantaran ada yang harus ditangani.

Ini menyangkut nyawa manusia.

Ursa sungguh mengerti, tetapi sarapan sendirian setiap pagi meski sudah menikah membuatnya sedikit kesepian yang berakhir melenyapkan selera makannya.

"Bungkus aja, Is, saya makan di kantor."

Ia tengah menusuk-nusuk roti gandumnya ketika Mbak Azwa yang tidak seperti biasanya masuk ke ruangan dan merebahkan diri di sofa panjang. Rambut gelap Mbak Azwa yang biasanya disanggul rapi dan pakaian mahal hingga lebih pantas dipandang sebagai pemilik Ursa Major tersebut masuk kantor dengan rambut diikat satu, kemeja milik suaminya dan celana yang juga longgar, terlihat sedikit berantakan dibandingkan penampilan Mbak Azwa yang biasanya.

"Cha, mau laporan, majalah Women's Business minta wawancara eksklusif tentang Ursa Minor, mau nggak?" tawarnya sambil memijit kening.

"Boleh. Lo kenapa, Mbak? Kayak orang habis ngeronda." Padalah Ursa tidak pernah tahu apa itu ngeronda apalagi melihat orang ngeronda, hanya karena sering dengar ungkapan tersebut dari Rindang dan Sashi, Ursa menyimpulkan bahwa kalimat itu menggambarkan penampilan pagi yang kacau.

"Udah seminggu gue bergadang, Nanta harus nyusu tiap dua jam sekali dan gue nggak bisa tidur," ungkapnya kemudian duduk sambil memperlihatkan kekejaman bergadang bagi makhluk yang tidur nyenyak selepas pukul sebelas hingga menjelang Subuh seperti Mbak Azwa. "Nggak paham lagi gue sama orang-orang macam lo yang bergadang dijadiin hobi."

Bayi di kampung Iis yang mirip dengan suami Mbak Azwa kini resmi diasuh oleh Mbak Azwa selagi menunggu proses administrasi adopsi anak selesai. Bayi itu diberi nama Teuku Nanta Yusniar, berkah Tuhan yang berasal dari doa baik ibu.

"Lo sebelum punya anak puas-puasin deh pacaran sama suami lo, kalau udah punya anak, jangankan berhubungan, pelukan aja langsung ada yang mewek. Pantes aja perempuan karier malas punya anak lebih dari satu, mengulangi proses bagun paginya kayaknya pada ogah."

"Lo nyesel sama keputusan angkat anak?"

Dan senyum tipis itu terlihat di bibir merah Mbak Azwa yang tadi sedang bersungut-sungut. "Enggak, kalau liat anaknya, di tangan gue, capek gue ilang. Ajaib ya, padahal kalau gue lagi capek, denger anak orang lain nangis, rasanya gue mau ngamuk-ngamuk, pas liat anak sendiri, gue malah ketawa, gue merasa dibutuhin sama Nanta."

CANIS [END] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang