EXTRA PART: Lubeli Promise

13.7K 1.1K 62
                                    


Full chapter on KaryaKarsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Full chapter on KaryaKarsa

Warning 18+

"Omong-omong anak nih, Mas," Ursa langsung merangkul lengan suaminya seraya merea berjalan beriringan menuju pintu depan melalui jalan setapak di tengah taman yang Eros kelola. "Kasihan nggak sih kamu liat Chua sendirian di rumah?"

"Maksudnya?"

"Iya, kayak kamu sama aku gitu, kan kita anak satu-satunya, sedih juga nggak bisa ajak orang tua kita tinggal bareng karena nggak adil kalau aku ajak Mami ataupun kamu ajak Ibu, tapi enggak enak juga ajak mereka tinggal satu rumah. Membebani Chua nanti nggak sih?"

Benar, semenjak Shua berusia dua tahun, Ursa hampir setiap minggu merengek ingin memiliki anak kedua dengan banyak alasan, terutama Shua yang mungkin kesepian. Tapi jawaban Eros tetap sama, hening.

"Terus ya, Mas, kalau masa tua kita kenapa-kenapa, Chua bisa berbagi sama adiknya, dia jadi nggak terbebani sendirian, iya kan?"


***

"Pak, Eros kangen Bapak setiap hari," gumamnya pelan sambil mengencangkan pelukannya pada Shua. "Shua sekarang udah pinter ngomong, suka juga sama bunga, Ucha ribut mau punya anak kedua, Ibu sama Mami jadi bestie dan sering liburan bareng, Bapak gimana di sana? Nggak bisa ngerokok lagi, ya? Makanya jangan bandel dinasehatin waktu masih di sini!"

Harus diakuinya, Shua terkadang melakukan hal-hal di luar ekspektasinya sebagai ayah, anak itu memberikan boneka kelinci ke wajah Eros, mengelap air mata yang baru muncul di sudut mata Eros. "Uwat Yayah, peyuk, Ici peyuk Yayah."


***

Saat Shua sedang seru-serunya menoel tubuh kelinci dari balik pagar, sebuah mobil-mobilan polisi dari plastik yang berjalan di sepanjang pagar menabrak tangan putrinya, meski pelan, Shua tetap mengaduh.

"Aw, cakit!" protes Shua.

Awalnya Eros ingin membiarkan anak yang tidak sengaja menabrakkan mobil mainnya ke tangan Shua, siapa tahu memang sedang asyik membuat sound effect mobil makanya tidak melihat tangan orang di jalur. Namun, begitu melihat wajah anak tadi yang terperangah dengan mulut terbuka serta mata berbinar-binar, jiwa primitifnya muncul ke permukaan.

Anak berandal ini pasti sedang ter-Shua-Shua. Tidak bisa dimaafkan!

Buru-buru Eros menghalangi pandangan anak itu ke wajah Shua dengan tangannya kemudian memicingkan mata, berniat menakuti bocah yang sebentar lagi mungkin meneteskan air liur akibat terlalu lama menganga.

***Full Chapter Only on KaryaKarya at okkyarista***


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CANIS [END] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang