12 || The Altar - Ara

16K 2.1K 323
                                    

Mengetik lewat ponsel, kalao ada typo, silakan tandai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengetik lewat ponsel, kalao ada typo, silakan tandai. Tapi kalau bisa sih komentarnya jangan soal typo aja, ceritanya juga, hehe.

Selamat membaca

••••

SETELAH diperiksa ulang, konfliknya dengan Anne cukup mempengaruhi perusahaan Ursa Major & co. kliennya berkurang bahkan beberapa tak ragu untuk membatalkan booking dengan alasan butuh cepat sementara Ursa baru saja menjalani operasi tulang belakang yang jangankan duduk membungkuk, mencari posisi tidur yang tepat saja sulitnya bukan main.

Dan itu bukan hanya berdampak pada perusahaannya. Karier mertuanya cukup terlihat perubahan, sepanjang hampir tiga tahun ini Ursa hanya melihat satu proyek film mertuanya dan lebih fokus pada teater. Sementara mertua prianya tak mengalami perubahan berarti, sepertinya kuasa Anne tak sampai menyentuh dunia musik.

Sambil menyesap kopinya, Ursa memandang keluar jendela yang sejauh mata memandang hanya nampak bangunan tingkat lainnya. Bagaimana caranya membuat nama mertuanya kembali dilirik? Apa yang bisa ia lakukan untuk mematahkan gosip Anne.

Ia melirik lagi buku yang diberikan staf Siti Walidah pada Eros tempo hari, Ursa rasa suaminya itu tak tahu menahu mengapa bisa dihadiahkan buku tersebut.

"Cha," Mbak Azwa masuk membawa sekotak besar bingkisan di tangannya lengkap dengan sebuah mawar merah di bagian atas. "Lo selingkuh?"

Kopi hangat yang ada di mulut Ursa dimuntahkan lagi ke dalam cangkirnya, menolak menyembur baju Mbak Azwa yang sudah pasti minta ganti rugi empat kali lipat dan menolak menciprati bajunya lantaran ia harus bertemu seseorang siang ini.

"Selingkuh apaan?"

"Ini," Mbak Azwa menyerhakan kotak tersebut, "Abang Ojol antar ke sini tadi, katanya diminta buat nggak sebutin pengirimnya. Nih ya," Mbak Azwa menarik kursi dan menunggu Ursa hingga membuka bingkisannya. "Gue kenal suami lo, dia mah orangnya mau cium lo di depan umum aja malu, nggak mungkin banget dia kasih ini ke lo ya, bukan gayanya."

Sejauh ingatannya, rasanya tidak pernah dekat dengan pria lain yang mungkin menimbulkan potensi dikirimi bingkisan seperti ini kecuali oleh produsen emas dan batu-batu mulia, itupun tak mungkin ada bunga mawar merah apalagi naik ojol. Mustahil.

Ketika Ursa membuka pita dan mengintip ke dalam kotak, Ursa tahu siapa pengirimnya dan langsung menutup lagi kotak tersebut.

"Nah, apaan tuh? Wah, gila sih lo, baru nikah sebulan udah selingkuh," tuduh Mbak Azwa semakin gencar.

"Lo inget Oliv, si Oyi, senior gue waktu SMP yang abas, yang lo bilang ganteng mirip Papi!" tak juga ingat dengan sosok yang disebutkan berhasil mengikis kesabarannya. "Yang kemarin ketemu di Caduceus, Mbak!"

"Oh, iya, gue inget! Dibanding laki lo emang gantengan dia sih."

Ursa membuka kado tersebut, hingga Mbak Azwa bisa melihat sebuah boneka Teddy Bear besar mendekap sebuah karangan bunga. "Sebelum kecelakaan, gue dengar dia mau nembak gue, tapi gue sengaja minta Papi pulang jemput ketimbang bareng sama dia. Yang gue dengar sih dia udah beli boneka Teddy Bear sama bunga, ya ini kali barangnya."

CANIS [END] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang