Tak ingin dikadali suaminya lagi, diam-diam Ursa membeli sebuah jam waker seukuran telapak tangan yang diletakkan di dalam laci nakas samping ranjang dengan alarm pukul setengah lima pagi.
Benar saja, Ursa tak mendengar suara alarm di ponselnya, ia terbangun oleh suara jam waker yang disembunyikan dari Eros. Sementara Ursa langsung duduk di atas ranjang, Eros yang duduk di sofa sisi lain kamar terbelalak menatap istrinya, tak menyangka bahwa sekeras kepala itu untuk bangun pagi.
"Satu nol," ucap Ursa sambil menyisir ramburnya yang berantakan.
Eros tertawa canggung kemudian perlahan membereskan berkas di atas mejanya. "Iya deh, menang," tuturnya.
"Berangkat habis Subuh, kan? Aku buatin sandwich ya."
Tanpa menunggu persetujuan, Ursa langsung bangkit menuju dapur, meninggalkan Eros yang merasakan otot-ototnya melemas sebelum benar-benar merapikan lembaran berkas pasien Dokter Abdul Rachman yang sampai malam tadi ke surelnya.
Sementara Ursa di dapur cekatan memanggang enam potong roti tawar, mengeluarkan potongan short plate yang sudah digoreng dengan gula pasir hingga menjadikannya kering dari dalam stoples. Begitu roti panggang selesai, Ursa menempatkan salad telur ke atas tiga roti tawar kemudian menambahkan short plate karamel buatannya dan menutup dengan roti lain.
Tahu bahwa Eros takkan sempat makan banyak di rumah, Ursa membawakan bekal empat potong roti isi sementara dua lainnya disajikan di atas piring kramik berdasar hitam dan secangkir kopi toraja dengan tingkat keasaman cukup tinggi untuk dikonsumsi pada pagi hari.
Menenteng tas kerjanya, Eros mencomot roti isi yang disajikan dalam tiga gigitan.
"Operasi berapa pasien, Mas?"
"Empat, fusi dekompresi satu, diskektomi, osteotomi satu, dan satu Pott." Eros hanya menenggak setengah kopi yang Ursa sajikan. "Biar nggak bolak-balik kamar mandi," jelas Eros sebelum Ursa bertanya. "Kamu ke rencana mau ke mana hari ini?"
"Hari ini aku mau lihat rumah, pindahin alat-alat workshop, hari ini kata si Kiran udah mulai pemasangan tungku, jadi aku mesti liat kurangnya, terus ke yayasan untuk cari ART."
Pembangunan rumah mereka sudah mencapai 95% persen dan kemungkinan minggu depan sudah menjadi tahap terakhir mereka memindahkan baju-baju mereka ke rumah baru.
"Kalau perlu apa-apa, hubungin aku atau Dahlia aja ya, takut aku masih di ruang OP." Eros menahan tengkuk Ursa sebelum mendaratkan ciuman di puncak kepala Ursa, turun ke dahi, hidung, dan bibir. "Aku berangkat."
***
Operasi pertama di hari Sabtu ini adalah seorang ibu rumah tangga berumur tiga puluh lima tahun yang mengalami kecelakaan setelah bertengkar dengan suaminya. Nila mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas delapan puluh kilometer per jam dan menginjak remnya ketika melihat truk berhenti di pinggir jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CANIS [END] √
RomanceSEKUEL URSA Janu Averroes Mahawira, M.D, FICS Namanya terdengar cerdas, wajahnya menunjukkan kebijaksanaan, dan tutur katanya menggambarkan keluasan pengetahuan. Namun begitu jam praktiknya selesai, Eros tak lebih dari pria pemalu, kikuk, dan manut...