Selamat malam semuanya. Maap kalo aku udah lama banget nggak next story' ini, tapi mulai hari ini sampai kedepannya aku bakal usahain next'nya cepet ngga lama kayak yang udah udah. Jadi langsung scroll yah kebawah.
Jangan lupa untuk vote (🌟) dan komentnya (📝) 😘❤😍
Happy Reading📱📓❤😍.*****
Aira menyiapkan makan siang bersama dengan Maryam calon ibu mertuanya. Aira berusaha sebaik mungkin agar Nenek Minah menyukai masakannya walaupun dibantu oleh Maryam. Maryaam tersenyum melihat keseriusan Aira dalam memasak demi mendapatkan restu dari Nenek Minah.
"Aira, kalo kamu capek istirahat aja nggak papa. Biar bunda aja yang nyelesein" ucap Maryam."Nggak capek kok Bun, ini cuma tinggal goreng tempe aja. Bunda mendingan ke depan aja, biar Aira yang ngurus semuanya. Lagian kan udah mau selese" ucap Aira.
"Beneran nggak papa Bunda tinggal?" tanya Maryam.
"Iya Bunda." jawab Aira sambil tersenyum.
"Yasudah, Bunda tinggal kedepan dulu yah. Kalo kamu perlu bantuan panggil Bunda aja" pinta Maryam sambil mengusap pucuk kepala Aira.
Maryam meninggalkan Aira sendirian di dapur. Aira menghela nafas, mengingat waktunya sudah hampir tiba jadwal kuliahnya. Aira berusaha agar ia segera selesai. Tanpa menunggu lama, Akhirnya Aira selesai. Segera ia membawa masakannya ke meja makan secara satu per satu. Terlihat keluarga Bilal sudah berkumpul untuk mencicipi masakan Aira.
"Biar Bunda bantu nak bawa makanannya" ucap Maryam sambil melangkah menuju dapur untuk membantu Aira.Setelah semua makanannya disajikan di meja makan.
"Ayo silahkan cicipi masakan Aira" ucap Maryam."Kok nenek nggak yakin yah," ucap Nenek Minah.
"Bu, coba aja dulu" ucap Maryam.
Nenek Minah mengambil nasi dengan sayur kangkung dan tempe gorengnya, lalu mencoba mencicipi masakan Aira.
"Gimana Nek rasanya?" tanya Bilal."Lumayan, masih bisa di makan. Ayo kalian juga ikut makan" ucap Nenek Minah. Bilal, Annisa, Maryam menunggu giliran megambil nasi, sedangkan Aira masih bingung harus izin bagaimana pada keluarganya bahwa ia ada jam kuliah sebentar lagi.
"Kamu kenapa nggak ikut makan?" tanya Nenek Minah menatap Aira tajam.
"Anu Nek, Aira--"
"Atau jangan jangan di masakan kamu ini ada racun yah? Jadi kamu sengaja nggak ikut makan?!" tegas Nenek Maryam sambil meletakkan sendoknya dengan keras.
"Astaghfirullah, demi Allah nek. Aira nggak seperti itu." elak Aira berusaha membuat Nenek Minah mengerti.
"Nek, jangan gitu dong" ucap Bilal.
"Terus kenapa kamu nggak ikut makan?" tanya Nenek Minah. Aira masih menunduk terdiam.
"Aira, kenapa kamu nggak ikut makan?" tanya Bilal lembut.
"Ehm, sebelumnya Aira minta maaf, Alasan Aira nggak ikut makan karena sebentar lagi Kuliah Aira--"
Bilal melirik jam di dinding menunjukkan pukul 14.45 lalu ia teringat bahwa calon istrinya itu ada mata kuliah. Waktunya sudah hampir tiba hanya tersisa lima belas menit menuju kampusnya.
"Aira! Ayo kita berangkat sekarang, biar aku yang anter kamu." ajak Bilal sambil mengambil kunci mobil degan tergesa gesa."Bilal? Kamu mau kemana? Nggak sopan ninggalin meja makan!" tegas Nenek Minah.
"Nenek, Aira ada mata kuliah sebentar lagi kelasnya akan dimulai hanya tersisa limabelas menit. Maka dari itu Aira nggak bisa ikutan makan, semuanya Bilal pamit dulu yah Assalamualaikum. Ayo Ra!" ucap Bilal lalu segera keluar menuju mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODA (Jodoh Dari Allah)
SpiritualSeorang gadis muslimah bernama Humaira yang menduduki bangku kuliahnya. Ia memang sangat menaati aturan agamanya, ia selalu menjaga sholatnya dan menjaga hatinya agar tidak termakan nafsu jahatnya. Pada suatu ketika, ada yang mengajaknya pacaran, la...