JODA 28

751 48 8
                                    

Huwaaaaaa setelah sekian lama purnama akhirnya up lagi, kira kira masih ada yang inget sama alur story ini nggak? Mon maap kalo dah bikin kalian nunggu yah. Langsung scroll kebawah aja yuk.
Jangan lupa untuk vote (🌟) dan komentnya (📝) 😘❤😍
Happy Reading📱📓❤😍.

*****

"Aku berharap takdir baik akan berpihak pada kita"

*****

Hasan dan Bilal sedang berada di rumah sakit terdekat dengan lokasi kejadian. Mereka benar-benar khawatir dengan keadaan Aira, tak lupa Bilal memberi kabar pada orangtuanya dan juga orangtua Aira. Orangtua Aira bener benar terkejut mendengar kabar kecelakaan Aira. Bilal mondar mandir cemas sambil berdoa demi keselamatan Aira.
"Ya Allah, selamatkan Aira. Jangan biarkan Engkau mengambilnya sekarang. Berikanlah hamba waktu untuk membahagiakan dia" batinnya berdoa.

"Kamu tenang dulu Lal, aku yakin kok Aira pasti selamat" ucap Hasan berusaha menenangkan suadaranya.

"Aku nggak bisa tenang sebelum tau keadaan dia sekarang." ucap Bilal.

"Daripada kamu mondar mandir nggak jelas gitu, mendingan kita sholat Maghrib dulu aja. Udah masuk waktunya, sekalian kita berdoa buat keselamatan Aira." ajak Hasan.

"Kamu duluan aja, aku nggak mau ninggalin dia" tolak Bilal.

"Jangan gitu dong Lal, kamu ninggalin dia cuma sebentar, ayo ikut aku ketemu sama yang punya ruh manusia, kita berdoa bareng minta keselamatan buat Aira" bujuk Hasan sambil menepuk pundak Bilal. Bilal menatap Hasann, ucapannya memang benar sudah seharusnya ia tak perlu khawatir karena Tuhan pasti menjaga hidup setiap manusia.

"Yaudah ayo," ucap Bilal.

"Nah gitu," Hasan dan Bilal segera menuju Masjid yang terdapat di area rumah sakit untuk menunaikan ibadah sholat Maghrib.

*****

Sarah dan Ismail baru saja tiba di rumah sakit, ia menuju ruang operasi yang di pakai oleh Aira. Sarah benar benar khawatir dengan keadaan putri satu satunya itu. Ismail menggandeng tangan Sarah agar ia tetap tenang.
Sesampainya di ruang operasi, terlihat lampu ruangan itu masih menyala. Operasi Aira masih berlanjut dan mereka bertanya-tanya kemana Bilal dan saudaranya.
"Abi, putri kita Bi," ucap Sarah terisak sedih.

"Iya Umi, kita berdoa semoga putri kita selamat yah" ucap Ismail.

"Kenapa Adnan tega si ngelakuin ini semua ke Aira Bi? Padahal Umi udah anggap dia seperti anak kita sendiri tapi apa balasannya? Dia bahkan menculik dan menyakiti putri kita Bi, Umi kecewa sama dia!" kesal Sarah emosi.

"Umi umi, tenang dulu. Udah jangan emosi, kita berdoa aja yah" ucap Ismail sambil memeluk istrinya agar tenang. 

"Airaaaa putrikuu,, kenapa kamu jadi kayak gini nak? Umi nggak ridho kamu jadi sakit kayak gini, biar Umi aja yang gantiin kamu nak. Umi ridho." ucap Sarah sambil terisak tak rela putrinya itu mengalami kecelakaan.

"Istighfar Mi istighfar, semua yang terjadi itu atas kehendak'Nya. Umi tenang jangan seperti ini." jawab Ismail sambil mengusap punggung istrinya.

"Sebentar, biar Abi telpon Bilal dulu. Dia kemana" ucap Ismail sambil merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya.

Ismail berusaha menelpon Bilal namun tak kunjung menjawabnya, ia berfikir positif mungkin saja Bilal sedang sibuk.
"Sebaiknya kita tunggu dulu disini. Umi duduk dulu yah, biar Abi beliin air mineral dulu." ucap Ismail.

JODA (Jodoh Dari Allah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang