JODA 2

5.9K 317 16
                                    

Vote🌟 dan koment💬.
Happy Reading😘📖.

*****

Aira berjalan terburu buru menuju gerbang kampusnya, dikarenakan ia memfotocopy materi matematika yang akan dibahas pada jam mata kuliah matematikanya nanti,ia tetap berusaha agar tidak terlambat mengikuti mata kuliah matematika akan dimulai setengah jam lagi.

"Ya Allah, semoga aja aku nggak terlambat," ucap Aira penuh harap. Aira merasa cemas karena ia tak kunjung sampai di kampusnya, dengan berusaha Aira tetap mencoba agar dalam waktu setengah jam ia harus sudah sampai di kelasnya.

Jarak antara kampus Aira dengan tempat fotocopy'an lumayan jauh karena tempat fotocopy itulah yang sering Aira gunakan dan petugas yang melayani pun sudah paham dengan Aira jadi Aira bisa merasa lebih nyaman jika fotocopy ditempat itu.

Sebenarnya Aira bisa menggunakan motor yang ia bawa menuju tempat fotocopy'annya namun saat itu ia gugup jadi tidak ingat jika ia bisa menggunakan motor yang ia bawa.

Dengan sedikit berlari akhirnya Aira sampai di gerbang kampusnya, ia menghela nafas lega begitu ia sampai. "Alhamdulillah ya allah, akhirnya sampai juga" ucap Aira sambil mengusap dadanya bersyukur.

Aira segera melangkah menuju ruang kelasnya, namun saat melangkah ia tidak sengaja menabrak seseorang hingga kertas fotocopy'an nya jatuh berantakan.
"Astagfirullahaladzim," ucap Frea terkejut sambil merapikan kertas kertas fotocopy'an. Setelahnya ia segera menatap seseorang yang menabraknya.

"Maaf, aku nggak sengaja, permisi" pamit Aira sambil melangkah pergi menjauh menuju kelasnya.

Seseorang itu menatap kepergian Aira, ia tersenyum menatap Aira, matanya memicing pada selembar kertas yang terletak di pinggir sepatunya. Ia mengambil lembar kertasnya.

"Tunggu, ini kertasnya ketinggalan" serunya sambil matanya mencari Aira yang ternyata tidak ia temukan, ia menghela nafas. lalu dilihatnya apa yang ada dalam kertas tersebut.

"Humaira,nama yang cantik" gumamnya sambil tersenyum.

*****

Dalam perjalanan, Aira berpapasan dengan Reina, perempuan yang berpakaian seperti wanita modis lainnya, ia tidak berhijab dan sangat suka melihat Aira kesusahan.
Ia berjalan melewati gerombolan Reina dengan menunduk pura pura tidak mengerti akan keberadaan Reina.

"Widihhh, ini nih Na cewek sok alim baru berangkat, kemana aja dari tadi? Abis ceramah hah?" ucap Reina sambil tertawa senang.

"Iya dong Rei, kan ustadzah Aira abis ceramah kasih nasehat biar semua pada kagum sama dia" tambah Nana yang merupakan teman dari Reina.

"Ya Allah, sabar Ra, jangan ditanggepin" batin Aira berbicara.
Aira memilih untuk tetap diam tidak merespon ucapan Reina maupun Nana, ia memilih tetap melangkah menjauhi mereka.

Nana dan Reina yang tidak mendapat respon oleh Aira pun merasa kesal, ia menarik jilbab Aira bagian belakang. Membuat Aira hampir terjengkang ke belakang.
"Astagfirullahaladzim, Reina lepaskan kerudung aku, aku lagi buru buru tolong jangan halangi aku" pinta Aira.

"Apa?? Gue nggak denger tuh! Coba lo ngomong lagi" ucap Reina sambil menatap Aira.

"Lepaskan kerudungku Rei," pinta Aira.

"Kalo gue nggak mau gimana?" tanya Reina mencoba mempermainkan Aira.

"Reina, Nana, aku mohon lepasin kerudung aku, aku ada kelas matematika saat ini, aku nggak mau telat mengikuti kelasnya" ucap Aira mencoba membujuk Reina dan Nana.

"Ohh mau cari muka nih cewek didepan dosennya biar semua pada tau kalo lo yang paling teladan dan yang paling pinter gitu? Duhh bagus juga cara lo yah Ra" ucap Reina.

"Rei, aku kuliah bukan untuk cari muka atau yang lainnya, tujuan ku kuliah hanya untuk mencari ilmu" balas Aira.

"Halahhh, bullshit. Sok lo gue benci cewek kayak lo, suka cari muka dasar cewek munafik" ucap Nana kesal.

"Astagfirullahaladzim ya allah kuatkan hambamu ini untuk tetap bersabar" batin Aira mencoba menahan amarahnya, Ucapan Nana barusan langsung mengena di hati Aira, ia sebenarnya sudah sangat ingin membalas setiap ucapan Nana dan Reina, namun hati kecilnya mengatakan agar ia tetap diam dan merespon hanya dengan kata kata yang baik.

"Daripada kamu gangguin aku, mending kamu belajar Rei, Na, kalian ada jam kuliah kan, belajar biar kalian bisa senang di masa depan, jangan buang waktu kalian sia sia Rei, Na" ucap Aira memberi nasehat.

"Aira Aira, gue peringatin sama lo yah, lo jadi cewek nggak usah sok suci deh, hidup hidup gue kok, kenapa lo malah yang ribet? Nggak usah sok nasehatin gue deh, urusin aja diri lo sendiri," ucap Nana yang tak suka dengan apa yang baru di ucapakan oleh Aira.

"Betul tuh, gue nggak butuh nasehat lo Ra, nggak butuh. Gue tau kok mana yang baik dan yang buruk jadi lo nggak usah sok nasehatin gue Bu Ustadzah Aira yang terhormat" ucap Reina sambil melepaskan kerudung Aira dan mendorongnya.

"Astagfirullahaladzim," ucap Aira sambil mengatur keseimbangan tubuhnya agar tidak jatuh ke lantai.

"Rei, kantin yuk. Pusing gue dengerin dia ceramah mulu" ajak Nana.

"Sama Na, ya udah pergi aja yuk, gue capek juga disini dengerin dia ceramah mulu, kuping gue panas" ucap Reina sambil menekankan kata panas. Lalu mereka meninggalkan Aira sendiri.

Aira menggelengkan kepalanya pelan sambil menatap kepergian Reina dan Nana.
"Ya Allah, sabar Ra, sabar" ucap Aira sambil mengelus dadanya. Lalu ia mulai melanjutkan langkahnya menuju kelasnya yang sudah bisa Aira tebak, dosennya sudah masuk dan mengajar.

Disamping itu ada seseorang yang melihat gerak gerik Aira dari kejauhan,
Ia memasukan lembaran kertas yang berada di tangannya ke dalam tasnya.

"Humairaku" ucapnya pelan.

*****

TBC

Nah lho, kira kira siapa yah dia?
Ikuti kelanjutannya yah😘.
Mohon maaf kalo banyak typo atau nggak nyambung, masih tahap belajar.
Kritik dan saran dipersilahkan😊.
Author bakal nerima semua koment kalian kok.

JODA (Jodoh Dari Allah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang