JODA 27

956 61 18
                                    

Selamat malam semuanya, adakah yang masih melek jam segini? Kalo ada kita samaan, Gatau kenapa kalo malem tuh cocok bange buat overthinking 😭 gara gara overthinking juga aku nulis part ini. Langsung scroll kebawah aja gak, rada mengandung bawang si jadi jangan baper yah. Berat, aku ngga mau tanggung jawab✌️
Jangan lupa untuk vote (🌟) dan komentnya (📝) 😘❤😍
Happy Reading📱📓❤😍.

*****

"Sekuat apapun kamu berusaha untuk memilikinya, jika memang bukan ditakdirkan untukmu maka ia akan membuat dirimu kecewa agar kamu sadar bahwa takdirmu memang bukan dia."

*****

Bilal mendengarkan cerita Salma dengan seksama, ia tak menyangka bahwa Adnan benar benar melakukan nekat melakukan penculikan adiknya sendiri. Ia tak tau kenapa Adnan tak mengizinkan Aira untuk menikah dengannya, apakah Adnan mempunyai perasaan terhadap Aira atau karena alasan lain, Bilal benar benar tak mengerti jalan fikiran Adnan.
"Bu Salma, terimakasih atas informasinya. Informasi ibu sangat berarti buat saya, karena kami semua keluarga khawatir atas kejadian ini." ucap Bilal berterimakasih.

"Sama sama nak Bilal, saya sebagai orang tua juga tau bagaimana khawatirnya jika anaknya mengalami kejadian seperti itu, Ibu doakan semoga nak Bilal segera menemukan nak Aira yah. Ibu yakin, Aira pasti akan baik baik saja." ucap Salma.

"Iya Bu, terimakasih. Kalo gitu, Bilal pamit duluan yah, Bilal mau lanjut nyari Aira, Bilal harap hari ini Aira segera ditemukan." harap Bilal.

"Iya nak Bilal, hati hati yah" ucap Salma sambil mengantar Bilal keluar dari rumah.

"Iya Bu, Bilal pamit yah. Assalamualaikum" pamit Bilal.

"Waalaikumsalam nak"

"Gimana? Dapet sesuatu?" tanya sepupu Bilal yang bernama Hasan, Hasan yang sengaja menunggu diluar untuk mencari informasi lain.

"Sebelumnya mereka sempat kesini lima belas menit yang lalu, aku harap kita bisa nemuin mereka." ucap Bilal.

"Yang tenang Lal, aku yakin kita bisa nemuin mereka kok. Ayo?!" ajak Hasan.

"Aamiin, aku bener bener khawatir sama keadaan Aira" ucap Bilal.

"Udah berdoa aja semoga mereka baik baik aja. Sini biar aku aja yang nyetir." pinta Hasan sambil meminta kunci mobil Bilal. Bilal segera memberikan kuncinya lalu ia segera masuk ke dalam kursi samping kemudi.

Hasan segera bersiap naik ke dalam mobilnya lalu ia menancap gas dengan cepat ia tak ingin kehilangan jejak Aira dan Adann.
Sepanjang perjalanan Bilal menatap ke arah jendela sambil mengamati siapa tau ia menemukan jejak lagi. Tiba tiba matanya memincing pada sebuah kedai kecil yang tak jauh dari sana, entah mengapa hati Bilal berkata untuk mampir ke kedai tersebut.
"San san, berhenti dulu" pinta Bilal sambil menepuk bahu Hasan untuk memberhentikan mobilnya.

"Kenapa Lal?" tanya Hasan heran.

"Mundur mundur sampe kedai dibelakang itu"

"Kenapa sih? Kamu mau beli makanan?"

"Buruan mundur, jangan banyak nanya dulu" pinta Bilal memaksa.

"Oke oke" segera Hasan memundurkan mobilnya lalu memarkirkan mobilnya di tempat kedai tersebut. Segera Bilal turun lalu ia masuk kedalam kedai dengan tergesa-gesa.

Hasan segera menyusul Bilal karena ia tak tau kenapa Bilal melakukan itu. Bilal memperhatikan secara satu per satu pengunjung di dalam kedai tersebut, matanya memicing pada meja yang berada di sudut kedai, sedikit samar karena tertutup beberapa hijab yang terbua dari rotan. Perlahan Bilal mendekatinya lalu ia melihat seorang perempuan berhijab lebar yang sedang duduk sendirian sambil makan membelakanginya.

JODA (Jodoh Dari Allah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang