JODA 25

1.1K 68 9
                                    

Selamat pagi, nahhh siapa nih yaajg dari dulu neror aku terus buat next story Bilal dan Aira🤭, gasss aku bikin nih next nya. Langsung scroll aja yuk kebawah.
Jangan lupa untuk vote (🌟) dan komentnya (📝) 😘❤😍
Happy Reading📱📓❤😍.

*****

"Manusia hanya berusaha, Allah yang menentukan. Apapun itu percayalah bahwa semua yang terjadi atas kehendakNya adalah takdir yang sesuai untuk para makhlukNya"

*****

Adnan membawa Aira ke suatu tempat terpencil, letaknya pun teebilang jauh dari pemukiman warga. Aira merasa sedikit takut mengapa Adnan membawanya ke tempat seperti itu. Dengan waspada dan hati yang selalu berdoa pada Tuhan, Frea berharap dirinya akan baik baik saja.
Adnan menghentikan motornya, mereka tiba di salah satu rumah tua.
"Turun" ucap Adnan.

"Kita ngapain kesini bang?" tanya Aira sambil menatap lengkungan sekitar tempat itu.

"Ayo ikut Abang sekarang" ucap Adnan sambil menarik lengan Aira.

Mereka masuk kedalam rumah tua tersebut. Adnan mengunci pintu rumah tersebut. Aira semakin merasa takut pada Adnan yang tiba tiba mengunci pintu rumah tersebut.
"Abang, kok kok pintunya dikunci?" tanya Aira waspada sambil menjauhi Aira.

Adnan mendekat pada Aira, ia mengambil paksa tas milik Aira.
"Jangan bang, itu tas Aira, kembaliin tas aku bang." pinta Aira.

"Abang nggak bakal biarin kamu menikah besok Ra, kamu itu punya Abang. Abang nggak rela kamu jadi milik orang lain" ucap Adnan.

"Bang! Istighfar bang! Aku ini adek Abang, nggak seharusnya Abang ngomong kayak gitu" ucap Aira menasehati kakaknya. Aira terus melangkah mundur hingga dirinya terjebak pada dinding rumah tersebut. Adnan tersenyum licik, tangan kirinya menahan dinding agar Aira tak bisa melarikan diri darinya. Aira semakin takut dengan tatapan Adnan. Hatinya terus berdoa agar dirinya tetap terjaga.

"Kamu itu lupa atau pura pura nggak inget? Abang ini bukan Abang kandung kamu. Jadi Abang berhak dapetin kamu juga" jawab Adnan sambil tangan kanannya mengusap kepala samping Aira yang terbalut hijab.

"Bang, Aira mohon jangan macam macam. Aira nggak mau kita kayak gini. Aira sayang sama Abang, Aira nggak pengin Abang jadi kayak gini" ucap Aira sambil menatap kakaknya. Mata Aira sudah berkaca kaca, membuat Bilal sedikit sedih.

"Sssssttt, sayang. abang nggak akan ngapa ngapain kamu kok. Jangan sedih yah" ucap Adnan sambil mengusap pipi Aira.

"Bangg,, Aira mohon. Jangan seperti ini. Ayo kita pulang. Besok pernikahan aku sama Mas Bilal. Aku nggak mau bikin Umi sama Abi khawatir" bujuk Aira.

Brakkk! Adnan menggebrak dinding membuat Aira semakin takut.
"Jangan sebut sebut dia lagi! Kamu itu punya Abang, bukan punya Bilal. Abang nggak akan biarin kamu jadi milik orang lain!" tegas Adnan.

Aira terisak pelan. Ia benar benar takut dan batinnya terus berdoa agar dirinya bisa lari dari kakaknya itu.
"Jangan buat Abang lebih kasar sama kamu Ra, Abang itu cinta sama kamu. Apa perlu Abang panggilan penghulu buat nikahin kamu sekarang juga?" tanya Adnan sambil memeluk Aira.

Aira diam tak membalas ucapan Adnan.
"Ya Allah, bantu hambamu ini agar bisa keluar dari sini. Sadarkanlaj kakak hamba agar ia mampu melangkah ke jalan yang kau ridhoi" batinnya.

JODA (Jodoh Dari Allah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang