JODA 10

4.2K 236 10
                                    

Vote🌟 dan koment💬.
Happy Reading📃😘.

*****

Aira sedang bersiap untuk berangkat kuliah, ia memakai sepatunya kemudian ia menggendong tas'nya sambil satu tangannya mendekap buku  di dadanya. Aira keluar dari kamarnya untuk berpamitan.

"Assalamu'alaikum pagi Umi,Abi?" sapa Aira yang melihat Ismail dan Sarah sedang sarapan bersama.

"Waalaikumussalam nak, ayo sarapan dulu." ajak Sarah.

"Nggak usah Umi, Aira lagi buru buru, Aira langsung berangkat aja yah?" pamit Aira sambil menyalami Ismail dan Sarah.

"Ehh tunggu sebentar, umi udah nyiapin bekal buat kamu, tunggu sebentar yah--" ucap Sarah sambil ia mengambil bekal kotak makan untuk Aira di dapur.

"Aira sini duduk dulu, jangan berdiri seperti itu," ucap Ismail sambil menarik lengan Aira untuk duduk di kursi.

"Iya Bi," ucap Aira ia duduk sambil menunggu Sarah mengambilkan kotak bekalnya.

"Kamu ada apa kok terburu buru?" tanya Ismail.

"Itu Bi, Aira ada tugas dan seharusnya Aira kumpulkan kemarin tapi baru selese sekarang jadi Aira harus buru buru nyetorin tugas Aira sebelum dosennya berangkat," ucap Aira.

"Ohh gitu, iya udah lain kali kalo ada tugas di kerjain dulu nak biar kalo mau di setorin nggak gugup kayak gini, yah?" ucap Ismail sambil mengusap puncak kepala Aira yang terbalut khimar. Aira hanya mengangguk.

"Nak, ini bekalnya jangan lupa di makan yah," ucap Sarah yang sudah kembali dari dapur, ia menyerahkan kotal bekalnya ke Aira, Aira menerimanya dengan senang, lalu ia menyimpan kotak bekalnya ke tas ranselnya.

"Makasih Umi, ya udah Aira berangkat dulu yah Mi,Bi?" pamit Aira.

"Iya nak, hati hati," jawab Sarah.

"Assalamu'alaikum Umi, Abi" ucap Aira sambil ia berlari keluar rumahnya.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab Ismail dan Sarah.

*****

Aira sampai di kampusnya dengan tepat waktu sebelum sang dosen berangkat, sesudah ia mengumpulkan tugasnya, ia segera berjalan mencari tempat yang nyaman untuk sarapan yang sudah disiapkan oleh Sarah.

Aira melihat satu tempat yang menurutnya nyaman yaitu taman. Aira duduk disalah satu gazebo lalu perlahan mengeluarkan kotak bekal yang sudah disiapkan. Ia mencuci tangan terlebih dahulu setelahnya ia membuka kotak bekalnya.

"Bismillahirrohmanirrohim," ucap Aira mulai berdoa lalu setelahnya ia mulai memakan sarapannya dengan pelan.

Ketika Aira sedang sarapan seseorang menatap Aira dari kejauhan, yang tak lain adalah Bilal calon suaminya. Ia menatap Aira dengan penuh kagum, betapa Aira gadis cantik yang sederhana namun akhlaqnya terjaga sempurna, terlihat bagaimana tata cara ia akan makan saja sudah terlihat menjadi salah satu kekagumanan Bilal.

"Mungkin, kali ini kamu sarapan sendiri, suatu saat kamu akan sarapan bersamaku bahkan aku yang akan menyuapi kamu dengan tanganku sendiri" gumam Bilal sambil tersenyum.

Dengan telaten Bilal memandangi calon istrinya, hingga ada seseorang yang mengganggu yang tak lain Zikri yang sedang melangkah menghampiri Aira.

"Dorrrrr!!!!" teriak Zikri dari belakang gazebo membuat Aira yang sedang makan tersedak akibat terkejut.

"Uhukkk uhukkk, Astagfirullahaladzim ya allah," Aira terbatuk batuk,Zikri yang melihat Aira tersedak hanya tertawa senang,  Bilal yang melihatnya sedikit kesal, bisa bisanya ada lelaki yang mengerjai Aira. Dengan cepat Bilal berlari menghampiri Aira kemudian setelah sampai Bilal menyerahkan sebotol minuman.

"Assalamu'alaikum, Minum ini," ucap Bilal sambil menyerahkan botol minumannya. Tanpa pikir panjang Aira menerima botol minum itu kemudian ia mencoba untuk minum meredam tersedaknya.

"Bagaimana? Merasa baikan?" tanya Bilal sambil menatap Aira yang wajahnya penuh dengan bulir keringat.

"Alhamdulillah sudah Mas, emm makasih," ucap Aira masih gugup dengan keberadaan Bilal.

"Lain kali makannya pelan pelan, nih sapu tangan buat ngelap keringat kamu," sahut Bilal sambil menyerahkan sapu tangan putih di pinggiran ransel Aira.

"Emm makasih banyak Mas," ucap Aira. Aira tidak tau ia harus berkata apalagi yang ada saat ini hanyalah ucapan itu saja.

Bilal yang sudah paham dengan sikap Aira yang masih gugup pun hanya tersenyum.
"Sama sama, ya sudah aku pergi dulu yah, hati hati disini," ucap Bilal. Aira mengangguk pelan.

"Assalamu'alaikum" pamit Bilal setelahnya Bilal pergi dari gazebo.

"Waalaikumussalam" jawab Aira sambil menatap punggung Bilal yang kian menjauh.

"Aira! Maafin aku yah tadi aku nggak sengaja beneran?" ucap Zikri meminta maaf sambil duduk disamping Aira dengan ada jarak.

"Iya nggak papa, lain kali jangan di ulangin Zikri," ucap Aira.

"Iya iya, tadi siapa Ra? Kok kamu panggil dia Mas? Kakak kamu?" tanya Zikri penasaran.

Aira menegang, ia harus jawab apa kali ini,
"Dia diaa diaa ituu---"

"Zikri!! Lo dicariin pak dosen noh! Buruan temui di ruangannya!!" jerit salah satu temannya.

"Ahh elahhhh ganggu aja sih, ya udah Ra, aku duluan yah" pamit Zikri. Aira hanya mengangguk. Lalu Bilal pergi berlari menjajari temannya.

Dalam hati Aira bernapas lega akhirnya ia tidak mengatakan bahwa Bilal adalah calon suaminya pada Bilal jika Zikri tau belum pada waktunya bisa bisa dia menuduhnya bukan temannya lagi.

Aira kembali melanjutkan makannya yang tinggal sedikit. Dengan 3 kali suapan saja bekal Aira sudah habis, kemudian Aira mencuci tangan dan membungkus kotak bekalnya dan menyimpannya ke ranselnya.
"Alhamdulillah, selesai juga sarapannya," ucap Aira berayukur.

Aira menatap botol minuman yang ada didepannya, ia raih kemudian ia tatap. Senyumnya mengembang ketika mengingat bagaimana Bilal memberikan botol minumannya kepadanya.
"Astagfirullahaladzim Ya Allah! Belum halal Aira! Jangan dipikirin mulu!" ucap Aira sambil mengontrol agar pikirannya berhenti memikirkan Bilal.

*****

Bilal sedang duduk di ruang baca perpustakaan, Bilal mengingat kejadian dimana Aira tersedak, sebenarnya ia kesal tapi ia tidak bisa menyalahkan Zikri karena ia sadar Aira pasti tidak akan marah pada temannya walaupun temannya sudah berbuat sesuka hati.

Terselip dipikiran Bilal, saat kejadian Aira tersedak ia melihat tangan kiri jari manis Aira terdapat cincin yang ia berikan semalam, betapa senangnya Bilal saat melihat cincin itu terselip di jari Aira. Bilal semakin yakin bahwa Aira juga benar benar menerima khitbah darinya bukan karena bujukan orangtua melainkan ada rasa yang sudah ada pada hati Aira, yang tak lain Cinta. Sama seperti yang dirasakan oleh Bilal.

Aira yang sedang dipikiran Bilal membuat Bilal tambah terkagum pada Aira, gadis sederhana tapi cantik akhlaqnya. Ia bersyukur dalam hati ia bisa mengkhitbah Aira dalam waktu 1 bulan lagi Aira akan resmi menjadi istrinya.

"Ya Allah, jadikanlah hambamu ini calon suami yang baik untuk Humaira, agar hamba bisa membimbing Humaira ke jalan yang lurus. Buatlah hamba ingat selalu akan keberadaan-Mu Ya Allah. Lancarkanlah niat hambamu ini dalam prosesi pernikahan nanti" ucap Bilal dalam hati.

"Bilal Zakaria, waktu berkunjung di perpustakaan sudah habis. Silahkan kembali ke ruang kelas kamu, karena jam kuliah kamu akan di mulai," ucap sang petugas perpustakaan.

"Iyaa Bu." Bilal menggendong ranselnya lalu ia melangkah keluar dari perpustakaan.

*****

TBC

JODA (Jodoh Dari Allah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang