JODA 26

862 63 5
                                    

Selamat malam semuanyaaa🥳🥳. Ada yang masih melek kah jam segini? Maapin aku yang next stornya lama banget yahhhh aku juga nggak tau harus nulis alur gimana lagi. Dan mumpung lagi ada ide jadinya aku next nih.
Tengkyuu yang udah nungguin story aku ini dan makasih juga yang udah support aku yahh🤩😗.
Jangan lupa untuk vote (🌟) dan komentnya (📝) 😘❤😍
Happy Reading📱📓❤😍.

*****

"Apa yang sebenarnya Kau rencanakan Ya Tuhan?"

*****

"Abi, Aira--"

Seseorang yang baru saja datang merebut ponselnya dan memutuskan panggilannya begitu saja.
"Kamu bisa lari dari Abang, tapi kamu nggak akan bisa sembunyi dari Abang." ucap seseorang yang baru saja menerobos masuk ke dalam ruang tamu.

Aira terkejut mendapati Adnan yang berhasil menemukan dirinya disini.
"Siapa kamu? Berani beraninya masuk kedalam rumah orang lain tanpa izin?!" tegas Salma kesal melihat sikap Adnan yang kurang sopan.

"Halah, Jangan ikut campur urusan saya sama Aira. Ayo Aira ikut Abang!" tegas Adnan sambil mencoba menarik lengan Aira untuk pergi.

"Abang, tolong jangan seperti ini bang. Bu Salma, Aira mohon maaf atas ketidaksopanan Kakak saya." ucap Aira merasa tak enak.

"Oh jadi ini kakak kamu yang melarang kamu menikah dengan lelaki baik?! Saya nggak akan biarin Aira ikut sama kamu. Saya akan bawa Aira ke orangtuanya untuk menikah dengan calon suaminya." tegas Salma.

"Saya tegaskan lagi! Anda jangan berani ikut campur urusan saya dengan adek saya! Kalo anda masih keras kepala, saya bisa melakukan kekerasan disini!" ancam Adnan sambil menunjuk pada Salma.

Salma yang merupakan janda anak dua itu pun sedikit ragu dengan ancaman yang diberikan Adnan.
"Bang Adnan, Aira mohon jangan seperti ini bang. Aira mohon" Isak Aira penuh harap agar Adnan mau menurutinya dan membiarkan dirinya menikah dengan Bilal.

"Nggak! Abang nggak akan biarkan kamu menikah sama Bilal! Ayo ikut Abang!" paksa Adnan sambil menarik lengan Aira dengan paksa.

"Bang Adnan, Aira mohon bang" pinta Aira memelas pada Adnan.

Aira terpaksa mengikuti langkah Adnan, ia tak tau harus bagaimana lagi agar mampu kembali ke rumahnya sebelum akad dimulai. Salma pun tak mampu membantunya karena ia pun takut dengan ancaman Adnan. Hanya Tuhan lah satu satunya harapan Aira saat ini.
Adnan hanya diam saja tak merespon ucapan Aira, Adnan masih setia menggandeng lengan Aira dalam langkahnya. Tanpa disadari perut Aira terasa lapar dan berbunyi nyaring. Hingga Adnan pun mampu mendengarnya samar samar. Adnan menghentikan langkahnya lalu menatap wajah Aira yang sedikit pucat, hijabnya sedikit berantakan, ia melihat beberapa helai rambut Aira yang keluar dari ciputnya.

Aira masih menunduk melihat Adnan yang berhenti secara tiba tiba, Aira merasa sedikit khawatir dengan dirinya, Karena kebetulan ia berada dijalan yang sedikit sepi.
"Benerin hijab kamu, ada beberapa helai rambut kamu yang kelihatan." ucap Adnan sambil membalikkan badannya agar ia tak melihat saat Aira membenarkan hijabnya.

Aira memeriksa hijabnya lalu ia baru menyadari bahwa yang dikatakan Adnan memang benar adanya. Segera ia membenarkan hijabnya agar auratnya tetap terjaga.
Aira masih sedikit heran dengan sikap kakaknya yang memang terkadang kasar dan sekadar kasarnya Adnan, ia tak akan pernah menyakiti ataupun melakukan hal hal yang membuat Aira sedih dalam arti ia masih tetap menjaga Aira walaupun ia mungkin menyakiti Aira secara batin dengan sikap kasarnya namun sifat lembutnya yang mampu menjaga dan memperhatikan apa yang menjadi kodrat wanita tetap Adnan pegang. Hal itulah yang kadang membuat Aira heran dengan sikap kakaknya itu.

JODA (Jodoh Dari Allah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang