JODA 18

2K 142 21
                                    

Jangan lupa untuk vote (🌟) dan komentnya (📝) 😘❤😍
Happy Reading📱📓❤😍.

*****

Bilal bertanya pada Ustadz Mirza mengenai seputar rumah tangga.
"Paman, kenapa aku merasa sedikit takut kalau nanti setelah menikah aku tidak bisa membuatnya bahagia?" tanya Bilal dengan raut wajah gelisah.

"Itu bagian dari godaan setan nak, kamu harus meyakinkan dirimu sendiri bahwa yang membuat kita bahagia itu bukanlah manusia melainkan Allah, disamping itu kita juga harus tetap berusaha." jawab Ustadz Mirza dengan bijak.

"Astaghfirullahal adzim, Paman apa dulu paman pernah merasa gelisah sebelum menikah?" tanya Bilal.

"Godaan setan memang selalu ada dalam berbagai macam bentuk. Paman dulu juga sempat merasa gelisah, namun Guru Paman selalu mengingatkan dan menasehati Paman." jawab Ustadz Mirza.

"Paman, tolong bantu dan selalu ingatkan Bilal kalau Bilal salah. Bilal ingin selalu menjadi orang yang bisa membahagiakan semua orang." pinta Bilal.

"Maka dari itu nak, kamu sudah seperti anakku sendiri jadi Paman ingin memberi sedikit bimbingan untukmu dan calon istrimu. Paman yakin Aira adalah jodoh yang tepat untukmu." sambung Ustadz Mirza sambil mengusap bahu Bilal. Bilal dengan senang hati mendengar jawaban Ustadz Mirza pun memeluknya.

"Terima kasih Paman," ucap Bilal senang.

"Sama sama nak." jawabnya lalu ia melepas pelukannya.

"Paman, tadi Bunda nitip pesan kalau malam ini Ayah dan Bunda ingin main ke rumah Paman dan ikut menyambut kedatangan putri Paman setelah sekian lama di Pesantren akhirnya lulus juga." ucap Bilal.

"Sampaikan ke Bundamu, Paman senang mengetahuinya. Sekalian nanti malam kamu ajak keluarga Aira agar putriku nanti juga mengenali keluarga calon istrimu." pinta Ustadz Mirza.

"Insya Allah nanti Bilal sampaikan. Kalau gitu Bilal pamit pulang dulu, Bilal ada kerjaan lain." pamit Bilal pada Ustadz Mirza.

"Iyaa silahkan." jawab Ustadz Mirza.

"Paman? Bibi Safa dimana? Bilal mau pamitan." tanya Bilal mencari bibinya.

"Bibimu sedang pergi tadi selepas Aira pergi." jawab Ustadz Mirza.

"Oh ya sudah, sampaikan salamku pada Bibi yah Paman. Bilal pamit dulu, Assalamualaikum Paman." pamit Bilal. Ustadz Mirza tersenyum dan mengantar Bilal hingga teras.

Bilal melangkah menuju mobilnya lalu masuk dan segera menginjak gas lalu melesat menuju rumahnya.

*****

Aira sedang melangkah menyusuri koridor, jam kuliahnya telah selesai sekitar 15 menit yang lalu. Aira berniat untuk langsung pulang karena ia takut kalau orangtuanya khawatir padanya terlebih waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore.

Terlihat Nana dan Reina yang sedang berjalan dari arah yang berlawanan, mereka melihat Aira yang sedang berjalan terburu buru.
"Tuh Aira Rei, liat deh." ucap Nana sambil menunjuk Aira.

"Terus kenapa?" tanya Reina.

"Dia kan musuh lo Rei," ucap Nana.

"Iya sih tapikan dia sendirian toh nggak ada Zikri juga, kalo ada Zikri sama dia baru deh gue kerjain tuh cewek." ujar Reina.

"Justru karena nggak ada Zikri jadi lo bisa kerjain dia biar nggak deket deket sama Zikri. Kalo ada Zikri, mana bisa lo kerjain dia coba." ucap Nana.

"Bener juga lo Na, ya udah kalo gitu kita kerjain aja. Tapi kerjain gimana? Lo punya ide nggak?" tanya Reina.

"Tenang, gue mah selalu ada ide dong. Sini gue bisikin" Nana membisikkan ide nakal yang terlintas di otaknya pada Reina.

"Bagus juga ide lo Na, nggak rugi deh gue punya temen kayak lo gini." ucap Reina tersenyum senang setelah mendengar ide dari Nana.

"Ya udah yuk gercep kita mulai keburu dia pergi jauh tuh." ajak Nana.

"Ayo kejar dia." ucap Reina sambil berlari mengejar Aira.

Reina dan Nana membututi Aira yang sedang menuju kamar mandi namun sebelum ia masuk, Reina dan Nana mencekal lengan dan menutup kepala Aira menggunakan kantong plastik hitam besar dan mendorong Aira untuk masuk kedalam gudang. Aira merasa terkejut dan khawatir karena tiba tiba ada yang menyerang dirinya. Hatinya seraya berdoa dan meminta perlindungan.
"Kalian siapa? Lepasin aku?" pinta Aira. Tanpa mengeluarkan suara, Nana dan Reina mengikat kedua tangan Aira kebelakang kursi agar Aira tidak bisa kabur dari ruangan itu.

"Selesai Rei, yuk tinggalin. Cepetan" bisik Nana pelan. Reina mengacungkan jempol kanannya lalu segera keluar dari gudang bersama Nana tanpa lupa ia mengunci gudang tersebut.

"Sukurin lo Ra, emang enak. Hahaha" ucap Reina senang.

"Yoii Rei, cabut yuk." ajak Nana. Reina mengiyakan lalu mereka berdua pergi meninggalkan gudang tersebut.

*****

Aira merasa takut karena ia tidak tau dimana ia berada sekarang? Siapa yang menahannya? Untuk apa? Aira berusaha membuka ikatan tali dari belakang namun tak ada hasil. Aira berusaha meminta pertolongan dengan berteriak, berharap ada seseorang yang mendengar suaranya dan membantunya keluar dari tempat itu.

"Tolong!!!!!!!!" jerit Aira ketakutan.

Dalam hati ia selalu menyebut nama Allah agar diberi kemudahan untuk segera keluar dari ruangan itu.

"Siapapun diluar!! Tolong akuuu!!!" jerit Aira lagi.

Zikri yang baru saja melewati lorong gudang seperti mendengar suara minta tolong, dan ia mencari sumber suara untuk mengetahui yang sebenarnya. Zikri terkejut mendengar suara seseorang yang ia kenal.
"Siapa didalam?" tanya Zikri.

"Tolong?!!! Siapapun diluar tolong aku. Aku terjebak didalam ruangan ini!!" jerit Aira ketika mendengar ada seseorang yang mendengar suaranya.

"Okey sebentar aku akan bantu kamu. Kamu tenang aja yah, aku cari bantuan dulu." ucap Zikri agar Aira tenang.

"Iyaa." jawabnya.

Zikri segera pergi untuk mencari bantuan membuka pintu gudang tersebut. Tak lama kemudian pun, Zikri kembali dengan membawa seseorang yang tak lain satpam yang memegang semua kunci serep ruangan.

"Ayo pak cepetan buka pintunya." ucap Zikri.

"Iya Mas, sebentar" jawab pak Satpam.

Tanpa menhnggu lama pintu pun bisa dibuka dan Zikri masuk kedalam ruangan. Lalu ia membuka kantong plastik besar yang menutupi kepalanya. Setelah dibuka ia menatap perempuan itu dan terkejut ketika ia melihat bahwa ia adalah Aira.
"Aira? Kok kamu bisa disini sih? Siapa yang ngelakuin ini ke kamu? Ngomong sama aku!" tanya Zikri beruntun.

"Zikri makasih kamu udah nolongin aku, tapi aku juga nggak tau siapa yang ngelakuin ini." ucap Aira.

"Ini pasti kerjaan Reina sama Nana." batin Zikri.

"Zikri, tolong bantu aku lepasin ikatan talinya." pinta Aira.

"Iya Ra," Zikri membuka ikatan tali ditangan Aira.

"Makasih banyak Zikri, aku nggak tau kalo nggak ada kamu gimana nasib aku." ucap Aira berterimakasih.

"Sama sama Aira, ya udah aku anterin kamu pulang yuk." ajak Zikri.

"Ehmm, aku sendiri aja Zik, aku mau ada perlu mampir nanti." tolak Aira.

"Ya udah, kamu hati hati yah." pesan Zikri.

"Iya, aku pergi dulu yah. Assalamualaikum." pamit Aira.

"Waalaikumsalam." jawab Zikri sambil menatap kepergian Aira.

Setelah Aira pergi, Zikri masih ingin mencari pelaku yang telah menahan Aira di gudang. Dengan perasaan marah ia mencari Reina dan Nana.

*****

TBC

Nah lho mau ngapain tuh Zikri nyamperin Reina ama Nana?😁
Aira mau mampir kemana tuh? 😁
Hayoooo yang penasaran stay terus yah, tunggu next partnya.😍😘
Banyak typo hati hati.

JODA (Jodoh Dari Allah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang