JODA 30

371 12 0
                                    

Selamat malammmm semuanyyaaaaaa, I am comeback💃💃🔥🔥🔥🥳🥳🥳.
Jangan lupa untuk vote (🌟) dan komentnya (📝) 😘❤
Happy Reading📱📓❤😍.

*****

Aira sudah kembali ke rumahnya karena keadaanya semakin membaik dan dokter juga sudah memperbolehkan Aira untuk pulang. Aira merasa senang karena ia bisa kembali kerumahnya itu, namun di sisi lain tiba tiba ia mengingat kakak angkatnya itu. Bagaimana dengan kabarnya? Apakah ia baik baik saja? Aira merasa gelisah memikirkannya. Bilal yang baru saja masuk ke kamar Aira sambil membawa obat untuknya terkejut melihat wajah Aira yang terlihat gelisah.

"Aira? Kamu kenapa? Kok keliatan gelisah gitu?" tanya Bilal sambil menatap Aira.

"Ehh, nggak papa kok mas." ucapnya sambil tersenyum tipis.

Sarah baru saja masuk sambil membawa makanan untuk putrinya itu.
"Kamu makan dulu ya nak?" ucap Sarah.

"Aira bisa makan sendiri kok Umi." ucapnya agar tidak merepotkan ibunya itu.

"Biar Mas suapin ya Ra?" tawar Bilal. Aira merasa gugup dan sedikit malu mendengar Bilal menawarkan untuk menyuapi dirinya.

"Nggak usah Mas, Aira bisa sendiri kok " elaknya.

"Nggak papa, biar Mas bantu. Boleh kan Umi?" tanya Bilal meminta izin pada Sarah. Sarah mengangguk pelan. Bilal megambil piringnya lalu perlahan mulai menyuapi Aira. Sarah tersenyum bahagia menatap putrinya itu. Tiba tiba ia mengusap pucuk kepala putrinya yang terbalut hijab instannya itu.

"Harusnya kalian sudah menikah, namun karena kelakuan Adnan, kamu jadi seperti ini nak. Umi minta maaf ya nak." ucap Sarah. Aira mengambil tangan Sarah lalu mencium telapak tangannya.

"Umi nggak perlu minta maaf, bukan salah Umi, bukan juga salah Bang Adnan, anggap saja ini musibah. Lagipula Aira nggak papa kan Mi?" ucap Aira menenangkan ibunya.

"Iya Mi, Pernikahan kita bisa dilanjutkan Minggu depan kok nunggu Aira pulih. Umi nggak perlu merasa bersalah kayak gitu." ucap Bilal.

"Ya Allah, Umi doain mudah mudahan pernikahan kalian besok berjalan lancar ya nak." ujar Sarah sambil mengusap bahu Bilal.

"Aamiinn Umi." jawab Bilal.

"Yasudah Umi tinggal dulu ya, nanti kalo makanannya udah habis jangan lupa minum obatnya ya nak?"

"Siap Umi" jawab Aira. Sarah meninggalkan Aira dan Bilal dikamarnya dalam keadaan pintu kamar terbuka.

Kini tinggallah mereka berdua, suasana menjadi canggung. Aira yang tidak pandai mencari topik pembicaraan dan gugup jika berada didekat Bilal. Juga Bilal yang merasa bingung harus berbuat apa kala berdua seperti itu.
"Ini tinggal  dikit, mau nambah lagi nggak Ra?" tanya Bilal.

"Nggak usah mas, Aira udah kenyang kok. Mas Bilal sendiri udah makan?" tanyanya.

"Belum, nanti gampang makannya. Mas mau utamain kamu dulu biar cepet pulih jadi kita bisa nikah secepatnya." ucapnya sambil meledek Aira.

"Apaan sih mas" Aira merasa malu mendengar perkataan Bilal.

"Lah bener tau, Emang kamu nggak pengin gitu cepet nikah sama Mas? Nggak pengin sholatnya di imamin sama Mas gitu? Nggak pengin ngaji bareng sama Mas? Nggak pengin puasa Sunnah bareng sama Mas gitu?" tanyanya.

"Astaghfirullahal'adzim mas, apaan si kenapa jadi kesitu situ arahnya?" pipi Aira semakin merona, ia menutupi wajahnya dengan boneka yang ada disampingnya. Bilal tertawa renyah melihat tingkah calon istrinya itu yang sedang salah tingkah dibuatnya.

"Ya udah ini obatnya jangan lupa di minum ya, Mas mau ke dapur dulu naruh piringnya." ucap Bilal. Aira masih menutupi wajahnya.

"Aira?" Bilal mengambil bonekanya agar bisa melihat wajah Aira lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JODA (Jodoh Dari Allah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang